Tentunya tak ada seorangpun yang ingin mengalami bullying alias perundungan di tempat kerja. Namun, kondisi ini sangat mungkin terjadi, dan tindakan ini tak akan berhenti jika Anda hanya berdiam diri.
Supaya tak terjadi kepada Anda dan orang-orang di sekitar, Anda perlu mengenal jenis-jenis bullying di tempat kerja dan mewaspadainya.
Sekilas Tentang Bullying di Tempat Kerja
Bullying di tempat kerja dapat diartikan sebagai permusuhan antar pribadi yang disengaja, diulang, dan pada tingkat yang bisa membahayakan kesehatan maupun status ekonomi dari individu yang ditargetkan.
Korbannya akan mengalami berbagai tindakan negatif, dalam bentuk kekerasan, komentar, godaan, pengecualian sosial, dan lain-lain.
Dampak dari di-bully di tempat kerja tak hanya bisa membuat karyawan yang menjadi korban merasa tak betah. Namun, juga dapat memengaruhi performa kerjanya. Kesehatan fisik dan mental pun bisa terancam.
Artikel lainnya: Tips Kerja Profesional Meski Ada Relasi Pribadi dengan Teman Kantor
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, Amerika Serikat, bullying dapat berdampak pada kesehatan fisik dan emosional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Misalnya, cedera fisik, masalah sosial, masalah emosional, bahkan meningkatkan risiko bunuh diri dan kematian.
Lalu, mengapa bullying di tempat kerja bisa terjadi? Penyebab utamanya adalah penggunaan kekuasaan dari orang yang memiliki jabatan atau kekuasaan di kantor. Pelaku bisa merupakan atasan Anda atau yang dekat dengan atasan.
Mereka melakukan perundungan kepada bawahan, karena mengganggap korban lebih rendah dari mereka dan tidak akan berani melawan bagaimanapun mereka diperlakukan.
Selain itu, budaya sebuah perusahaan atau organisasi juga bisa menyebabkan terjadinya perundungan. Misalnya, kebiasaan perusahaan tersebut dalam merundung pekerja yang baru masuk ke perusahaan itu.
Dan, terkadang hal tersebut dianggap sebagai kewajaran mengingat sudah menjadi budaya yang lama berlangsung di tempat tersebut.
Jenis-Jenis Bullying di Tempat Kerja
Lewat penjelasan di atas, itulah mengapa Anda perlu mewaspadai bullying di tempat kerja. Anda tak boleh pasrah jika mengalami atau tahu kondisi itu terjadi kepada rekan kerja Anda.
Menurut sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat, berikut ini adalah beberapa contoh bullying di tempat kerja:
1. Membuat Tuduhan Tidak Berdasar
Pada survei tersebut, 71 persen responden mengaku mengalami perundungan lewat tuduhan atas suatu kesalahan yang tak pernah mereka lakukan.
Jika ini terjadi di tempat kerja Anda, jangan langsung menuduh atau menghakimi rekan kerja, tetapi telusuri dulu faktanya. Hindari juga mengintervensi suatu masalah yang bukan urusan Anda.
2. Mengintimidasi Secara Nonverbal
Bullying tak harus selalu terlihat lewat kata-kata. Apakah Anda pernah mengalami tatapan yang tak menyenangkan atau yang menelanjangi dari rekan kerja atau atasan?
Atau, pernahkah Anda merasa didiamkan atau dikucilkan oleh rekan kerja? Jika pernah, hal-hal tersebut termasuk perilaku perundungan secara nonverbal.
3. 'Mengecilkan' Posisi Seseorang di Tempat Kerja
Perundung tipe ini akan berusaha untuk sebisa mungkin mengecilkan kontribusi Anda di tempat kerja.
Bahkan, jika Anda berusaha untuk aktif atau berpartisipasi pada kelompok, perundung akan melakukan berbagai cara untuk mempermalukan Anda di depan rekan kerja lain.
Sebanyak 64 persen responden dari survei ini melaporkan, mereka pernah dipermalukan saat rapat ketika hendak menyampaikan aspirasinya.
Artikel lainnya: Lingkungan Kerja vs Gaji, Mana yang Paling Pengaruhi Mental?
4. Membuat Peraturan Secara Seenaknya
Seorang perundung, terutama jika ia memiliki kekuasaan, biasanya akan membuat peraturan tertentu yang nyeleneh di luar kebiasaan, bahkan di luar kebijakan perusahaan.
Peraturan tersebut menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan banyak orang.
Sebanyak 61 persen responden mengaku bahwa tukang bully tak akan mengikuti peraturan yang ia buat sendiri.
5. Meremehkan Pekerjaan Orang Lain
Sebanyak 58 persen responden menyebutkan bahwa mereka pernah mendapatkan perlakuan bullying ini: pekerjaannya diremehkan meski sudah memenuhi standar.
Perundung akan meremehkan pekerjaan orang lain, memiliki ekspektasi berlebihan yang sering kali tak masuk akal, bahkan menganggap Anda seolah tak penting di kantor.
6. Menetapkan Target yang Berlebihan pada Korban
Perundung akan bersikeras bahwa performa kerja korban tidak memenuhi standar, meski sebetulnya tak ada masalah apa pun pada performa kerjanya.
Sebanyak 57 persen responden mengaku bahwa mereka sering mendapat perlakuan kasar di tempat kerja, dikritik terus-menerus, meski mereka sudah bekerja sesuai prosedur dan target yang telah ditetapkan.
7. Mengompori Orang Lain untuk Menyerang Korban
Si tukang bully akan merasa senang, menang, dan berkuasa ketika melihat banyak orang yang berpihak padanya. Untuk itu, ia akan berusaha mengompori sebanyak orang yang ia bisa, agar ikut merundung korban.
Akibatnya, korban perundungan akan makin tak nyaman berada di kantor. Sebanyak 55 persen responden mengaku bahwa hal ini sering terjadi di tempat kerja.
Artikel lainnya: Kiat Menjaga Kesehatan di Tempat Kerja
8. Bercanda di Luar Batas
Humor memang diperlukan untuk membuat situasi kerja lebih menyenangkan, apalagi saat sedang deadline.
Namun, jika Anda selalu dijadikan bahan bercanda, terutama apabila hanya Anda yang menjadi targetnya, bisa jadi Anda sedang menjadi korban perundungan di tempat kerja.
9. Mengucapkan Kata-Kata Kasar
Salah satu bentuk perundungan di tempat kerja adalah secara verbal, yaitu melalui kata-kata. Contohnya adalah makian, memarahi dengan kata-kata kasar, atau meneriaki Anda secara kurang pantas.
Secara lebih “halus”, bentuk bullying verbal bisa berupa komentar negatif mengenai penampilan, keluarga, gaya hidup, atau adat istiadat Anda.
10. Menyebarkan Rumor
Salah satu tanda lain bahwa Anda menjadi korban bullying di tempat kerja adalah apabila seseorang menyebarkan rumor mengenai Anda, dengan tujuan untuk memperburuk citra diri Anda.
Mencegah atau Mengatasi Bullying di Tempat Kerja
Menghadapi perundungan di tempat kerja tak bisa hanya mengandalkan respons pelaku. Jika Anda mengetahui atau mengalami bullying oleh rekan kerja, bicarakan ini dengan atasan Anda. Selain itu, yang bisa Anda lakukan adalah:
-
Buat Catatan
Buatlah catatan mengenai insiden perundungan yang terjadi. Misal, siapa yang berkata atau melakukan sesuatu dan kapan itu terjadi.
-
Edukasi Diri
Baca segala informasi yang berkaitan dengan bullying. Misalnya saja jenis-jenis bullying, ciri-ciri bullying di kantor, dan sebagainya. Ini penting untuk mengerti perilaku perundung dan cara yang bisa Anda lakukan untuk meresponsnya.
Anda juga dapat lebih paham apakah tindakan yang dialami termasuk bentuk perundungan atau bukan.
-
Bicara dengan Rekan Kerja
Cari masukan dari rekan kerja Anda; apakah mereka pernah melihat perundungan yang pernah Anda rasakan? Jika ya, kesaksian mereka bisa berguna jika pada suatu hari Anda akan mengajukan komplain.
Tak menutup kemungkinan rekan kerja Anda juga mengalami perundungan serupa, sehingga bisa membantu mengatasi masalah secara kolektif.
-
Bicara dengan Atasan
Rencanakan rapat ketika Anda sudah tenang, dan bawa catatan terjadinya perundungan yang Anda alami.
Jika tidak memungkinkan atau tidak mencapai hasil yang diinginkan, Anda dapat membuat pengaduan formal sesuai dengan prosedur internal ke departemen HRD.
Sebetulnya, mungkin masih ada banyak lagi contoh bullying di tempat kerja, tak hanya sepuluh poin yang disebutkan di atas. Perilaku perundungan harus Anda waspadai dan tak boleh dibiarkan begitu saja.
Jika Anda adalah seorang korban, sebaiknya hindari langsung bereaksi agresif atau membalas secara frontal. Lakukan tips yang telah dijelaskan di atas.
Selain itu, percaya dan yakin bahwa diri Anda berharga, justru perundunglah yang dirugikan. Kelilingi diri Anda dengan teman dan keluarga yang suportif agar Anda tetap positif.
Bagi Anda yang punya pertanyaan seputar bullying, dapat bertanya langsung kepada dokter melalui layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[RS]