Perceraian orangtua dapat menimbulkan kesedihan mendalam bagi anak. Sebagian anak broken home (sebutan bagi anak yang orangtuanya bercerai) ada yang bisa melewati fase perceraian ortu dengan baik, tapi beberapa anak lainnya tidak.
Anak yang tidak bisa berdamai dan melewati fase perceraian ortu bisa mengalami trauma.
Salah satu trauma yang dapat terjadi akibat perceraian ortu adalah ketakutan untuk punya pasangan atau menjalin hubungan asmara.
Penyebab Anak Broken Home Trauma Menjalin Hubungan Cinta
Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi, Psikolog, perceraian orangtua bisa jadi awal dari bentuk Post traumatic stress disorder (PTSD) atau ketakutan berlebih terhadap suatu hubungan.
Namun, menurut Ikhsan, tidak semua anak broken home memiliki hubungan cinta yang buruk.
Beberapa dari mereka dapat memiliki hubungan yang baik karena berkaca dari kejadian orangtuanya.
“Kondisi trauma juga dapat tergantung dipengaruhi faktor faktor lainnya. Traumanya bisa tidak parah bila pascaperceraian keluarganya masih memberikan dukungan yang baik terhadap si anak,” kata Ikhsan.
Artikel Lainnya: Meningkatkan Percaya Diri Anak Broken Home
Hambatan Anak Broken Home Dalam Menjalin Hubungan
Ada lima hal yang bisa membuat anak broken home trauma untuk memulai atau menjalani hubungan percintaan. Berikut penjelasannya:
1. Takut Ditinggalkan
Perceraian ortu dapat menyebabkan anak memiliki rasa tidak aman dan takut diabaikan.
Hal ini mungkin terjadi bila anak harus berpisah atau ditinggalkan oleh orangtuanya. Terlebih, jika setelah bercerai kedua orangtuanya tidak memberikan kasih sayang maksimal kepada si anak.
2. Menganggap Percintaan itu Hal Sulit
Menyaksikan kedua orangtua bertengkar lalu berujung cerai dapat membuat anak berpikir bahwa hubungan percintaan itu suatu hal yang rumit. Dengan begitu, mereka jadi malas untuk punya hubungan asmara dengan orang lain.
3. Pesimis dengan Hubungan
Perceraian dapat membuat anak tidak percaya bahwa hubungan dengan pasangannya bisa berhasil.
Sikap pesimis bisa muncul saat anak melihat orangtuanya sebagai role model, lalu tiba-tiba mereka bercerai.
Nantinya, anak bisa berpikir seperti ini, “Hubungan pernikahan orangtua saja gagal, apalagi hubungan saya yang cuma sekadar pacaran?”
Artikel Lainnya: Cara Bantu Anak Hadapi Perceraian Orang Tua
4. Tidak Tahu Bagaimana Menjalani Hubungan Percintaan
Ketika melihat orangtua menyelesaikan masalah dengan berteriak, kekerasan, atau perpisahan, perilaku tersebut dapat diresapi oleh anak.
Akibat tidak pernah diberi contoh yang baik, anak jadi tidak tahu bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan orang lain atau dengan pasangannya.
5. Takut Disakiti
Perceraian, pengkhianatan, atau kekerasan fisik yang dilakukan oleh ortu dapat menimbulkan trauma tersendiri bagi anak.
Dampaknya, si anak bisa merasa ketakutan kelak akan diperlakukan demikian oleh orang lain.
Ia pun bisa memilih cara aman agar tak disakiti, yakni dengan tidak menjalin hubungan asmara dengan orang lain.
Artikel Lainnya: Mengapa Remaja Susah Curhat ke Orang Tua? Ini Kata Psikolog
Bagaimana Mengatasi Trauma Anak Broken Home?
Dijelaskan oleh psikolog Ikhsan, untuk mengatasi trauma anak broken home, diperlukan dukungan sosial dari orang sekitar. Dukungan bisa didapat dari orangtua, keluarga, ataupun teman-temannya.
“Dukungan dari lingkungan sekitarnya bisa membuat buat anak jadi resilien atau tangguh sehingga dia tetap bisa menjalin hubungan yang baik. Nantinya, dampak psikologis dan emosional dari perceraian yang diterima anak tidak parah,” kata Ikhsan.
Bagi anak broken home yang mengalami trauma, Anda juga bisa mengikuti beberapa hal dasar berikut ini:
1. Mengakui Trauma
Satu-satunya cara untuk dapat menyembuhkan rasa trauma adalah dengan mengakuinya. Akui bahwa perceraian ortu memang menyebabkan trauma dan itu bukanlah kesalahan Anda.
2. Kendalikan Diri
Bila sudah menyadari adanya trauma, mulailah untuk mengendalikan diri sendiri. Jangan bersikap pasrah dan menganggap Anda selamanya terjebak dengan rasa sedih terus menerus.
Percayalah, rasa sakit hati atau sedih akibat ortu bercerai akan hilang dan tergantikan dengan kebahagiaan.
3. Minta Bantuan
Jika Anda ingin memiliki hubungan percintaan yang harmonis namun terhambat oleh trauma perceraian ortu, segera minta bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.
Psikolog atau psikiater dapat mengidentifikasi pemicu trauma serta memberikan terapi yang tepat agar ketakutan akan hubungan percintaan bisa diatasi.
Artikel Lainnya: Tanda-Tanda Depresi pada Remaja yang Perlu Anda Waspadai
Selain ketiga hal di atas, ada hal penting lain yang bisa Anda lakukan. Tanamkan ke benak Anda bahwa tidak boleh ada trauma atau pengalaman orang lain yang dapat menghancurkan masa depan Anda.
Ingat, yang menjalani hubungan asmara saat ini adalah diri sendiri, bukan orangtua. Tentukan jalan hidup sendiri, apakah mau mengulang pengalaman orangtua atau malah ingin belajar untuk memiliki hubungan asmara yang baik?
Semua keputusan tersebut ada di tangan Anda. Untuk orangtua, Anda bisa mencegah anak trauma dengan memberikan pemahaman atau alasan bercerai.
Beritahu anak bahwa perceraian itu tidak selalu buruk, terkadang berpisah merupakan jalan terbaik bagi seluruh keluarga.
Orangtua juga tetap bisa memberikan kasih sayang maksimal kepada anak meskipun sudah tidak bersama.
Cari tahu penyebab, faktor risiko, serta cara mengatasi trauma lainnya dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.
Anda juga bisa memanfaatkan layanan Tanya Dokter untuk berkonsultasi langsung dengan psikolog atau psikiater.
(OVI/AYU)