Lahir dan dibesarkan dengan kedua orangtua yang lengkap bisa jadi dambaan setiap anak. Namun sayangnya, tidak semua anak bisa mendapatkan “keistimewaan” tersebut.
Alhasil, ada perbedaan seorang yang besar tanpa sosok ayah dalam memperoleh pendidikan dari orang tua. Begitu pun dengan cara mereka menjalani hidup. Lalu, bagaimana dampak ketiadaan ayah pada psikologis anak?
Dampak Tumbuh Besar Tanpa Ayah
Berikut beberapa dampak psikologis anak yang dibesarkan tanpa figur ayah:
1. Merasa Kurang Aman
Psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi menjelaskan, anak yang tumbuh tanpa sosok ayah mungkin merasa kurang aman dalam terjun ke masyarakat.
Pasalnya, anak tersebut merasa tidak ada yang melindungi ataupun membela ketika dirinya berhadapan dengan masalah. Mereka juga sering merasa cemas dan punya perasaan ditinggal karena tidak ada yang menemani.
2. Suka Cari Perhatian
Anak yang suka cari perhatian juga biasanya diidentikan dengan anak yang hidup tanpa sosok ayah. Pernyataan ini memang tidak sepenuhnya salah.
Karena anak yang dobesarkan tanpa ayah kerap merasa tak ada sosok laki-laki yang melindungi dan menyayangi. Anak tersebut cenderung mencari perhatian dengan teman lelakinya. Namun, kondisi ini tidak sepenuhnya negatif. Beberapa orang mungkin lebih nyaman bermain dengan anak laki-laki.
Artikel lainnya: Pentingnya Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak
3. Punya Prestasi yang Kurang Baik
Efek psikologis anak tanpa ayah berikutnya adalah cenderung punya prestasi yang buruk. Dilansir dari Psychology Today, 71 persen dari anak-anak yang hidup tanpa ayah memiliki reputasi yang cukup buruk di bidang akademik.
Reputasi buruk itu termasuk putus sekolah, nilai jelek pada tes matematika dan kemampuan berpikir, sering bolos, dan lebih rentan dikeluarkan dari sekolah.
Namun, hal ini kembali lagi pada sikap dan sifat masing-masing anak. Tidak setiap anak yang hidup tanpa ayah punya prestasi yang buruk.
4. Kenakalan Remaja
Sebanyak 85 persen anak Amerika yang dipenjara tidak memiliki sosok ayah. Begitulah potret kasus kriminal yang ada di Negeri Paman Sam dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, pergaulan bebas lebih mungkin terjadi karena kurangnya sosok ayah yang mengatur dan menjaga anak dari pengaruh lingkungan.
Artikel lainnya: Inilah Peran Ayah dalam Mendidik Anak Laki-Laki
5. Rentan Eksploitasi dan Pelecehan
Rentan eksploitasi dan pelecehan juga termasuk dampak psikologis anak yang dibesarkan tanpa figur ayah. Tidak hanya secara seksual, pelecehan juga bisa dialami secara fisik dan emosional.
Beberapa studi menyebut, anak 3-5 tahun yang tidak tinggal bersama orangtua kandung lebih mungkin mengalami kekerasan seksual, ketimbang mereka yang tinggal bersama orangtua kandung.
6. Sulit Menyesuaikan Diri
Karena dianggap lahir dan tumbuh dalam keluarga yang tidak lengkap, anak jadi lebih sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Belum lagi mereka harus berhadapan dengan perundungan (bullying) dari teman-temannya di lingkungan sekolah dan rumah.
7. Bermasalah dengan Tanggung Jawab
Karena tidak ada sosok panutan, kelak anak yang tumbuh tanpa ayah juga lebih berisiko punya masalah dengan tanggung jawab. Bahkan, tak sedikit anak yang mungkin nantinya jadi pengangguran.
“Namun perlu diingat, poin-poin di atas tidak selamanya benar. Hal ini kembali lagi pada masing-masing sifat dan sikap anak,” ujar psikolog Ikhsan.
“Ada faktor-faktor lain yang bisa menguatkan anak jadi sosok yang lebih tangguh. Misalnya saja dukungan dari ibu, pelajaran di sekolah, agama, lingkungan sosial, dan sebagainya. Jadi jangan langsung melabeli anak tanpa ayah adalah anak yang pasti bermasalah di masa depan,” ujarnya.
Artikel lainnya: Benarkah Ayah Lebih Perhatian terhadap Anak Perempuan?
Cara Mencegah Dampak Tersebut pada Anak
Agar anak tidak terjerumus dalam dampak buruk di atas, ada beberapa cara yang bisa dilakukan ibu dan orang dewasa lain di sekitarnya, seperti:
-
Mencari Sosok Figur Pengganti Ayah
Punya panutan laki-laki tidak hanya bergantung pada ayah. Anak bisa menganggap paman atau kakeknya sebagai panutan laki-laki sebagai sosok yang bertanggung jawab.
Anak juga bisa dikenalkan dengan lingkungan yang mendukung, dan dikelilingi oleh orang dewasa yang memberi pengaruh positif.
-
Ciptakan Lingkungan yang Baik
“Tetap ciptakan lingkungan yang baik untuk tumbuh kembang anak. Misalnya, sang ibu tetap memberikan perhatian atau afeksi ke anak dan mendorong anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan teman dengan jenis kelamin yang sama,” kata Ikhsan.
-
Tingkatkan Kepercayaan Diri
Sebagai orangtua, bantu anak untuk meningkatkan rasa percaya diri agar mereka tidak tumbuh jadi sosok yang pencemas atau mudah takut.
Dorong anak untuk melakukan banyak aktivitas yang mereka inginkan. Support juga jika aktivitas tersebut membawa dampak positif bagi kehidupan mereka.
Itulah beberapa fakta mengenai dampak psikologis anak tanpa ayah. Meski demikian, jangan langsung cemas atau takut. Anak tetap bisa tumbuh kembang dengan baik selama lingkungan sekitarnya mendukung dan memberi kasih sayang penuh.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dengan memanfaatkan layanan Live Chat 24 Jam langsung dengan dokter dan psikolog.
[HNS/JKT]