Apakah Anda seorang single parent dan memiliki rencana untuk menikah lagi? Tentu sangat membahagiakan ya, akhirnya memiliki tambatan hati lagi setelah berhasil menata hati.
Pasti Anda sudah tidak sabar ingin mengumumkan kabar gembira tersebut. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa memberitahu rencana pernikahan kepada anak, khususnya yang berusia remaja, terkadang agak sulit.
Reaksi anak memang berbeda-beda. Mungkin bisa bahagia atau malah menolaknya. Walaupun kadang sulit, orang tua tetap harus melibatkan anak dalam hal ini. Sebaiknya, bagaimana ya cara mengutarakannya?
Jangan bingung, berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjelaskan rencana pernikahan kepada anak Anda yang masih remaja.
-
Pilih Waktu yang Tepat
Usahakan memilih waktu saat anak sedang dalam mood yang baik. Jangan pilih waktu ketika ia sedang kelelahan, bete, atau mengantuk.
Suasana santai di sore hari, misalnya sambil makan es krim atau camilan di rumah, mungkin menjadi contoh momen yang tepat. Anak akan lebih mudah menerima informasi bahwa Anda akan menikah lagi saat mood-nya sedang baik.
Artikel Lainnya: 4 Tantangan yang Akan Anda Hadapi di Pernikahan Kedua
-
Katakan dengan Jujur
Sebelum memperkenalkan calon pasangan, ungkapkan dengan jujur pada anak bahwa Anda sedang menjalin hubungan dengan seseorang dan kemungkinan akan menikah lagi.
Sejujur itu, namun tetap dengan bahasa yang dimengerti anak sesuai usianya.
Bila anak sudah dalam usia remaja, ajak mereka diskusi layaknya orang dewasa dan hargai pendapatnya. Tanyakan bagaimana perasaan anak akan rencana Anda dan siaplah menjawab semua pertanyaan yang akan ia ajukan.
Artikel Lainnya: Dampak Orang Tua Selingkuh terhadap Perkembangan Anak
-
Rancang Pertemuan dengan Pasangan Baru
Setelah anak mengerti bahwa akan ada orang baru yang memasuki keluarga kecilnya, kenalkan pasangan baru Anda layaknya perkenalan dengan teman baru.
Agar terkesan santai, coba rencanakan liburan atau piknik bersama untuk mendapatkan suasana yang santai dan tidak canggung.
-
Tetap Tunjukkan Kasih Sayang Penuh
Jelaskan pada anak bahwa kasih sayang Anda padanya tidak akan berubah dengan adanya pasangan baru. Hal ini merupakan poin terpenting yang perlu dilakukan.
Tak jarang anak memiliki ketakutan bahwa cinta Anda untuknya akan berpindah ke pasangan baru tersebut. Jelaskan pada anak bahwa cinta orang tua ke anak dan cinta seseorang pada pasangan adalah hal yang berbeda.
Artikel Lainnya: Ini Dampak Buruk yang Dialami Anak Saat Orangtua Bercerai
-
Jangan Memaksa
Setelah melakukan langkah-langkah di atas, ada baiknya beri waktu pada anak dan biarkan jalinan hubungan pertemanan tumbuh perlahan antara anak dengan pasangan baru Anda.
Bila anak belum memberikan “lampu hijau”, berikan pengertian perlahan-lahan karena pernikahan merupakan hal yang besar juga baginya. Cari tahu penyebab anak menunjukkan sikap penolakan.
Kalau anak sudah cukup dewasa, ajaklah mereka berdiskusi tentang hal tersebut.
Patut diingat, anak remaja tidak selalu mengerti seutuhnya mengenai arti pernikahan, kegagalan pernikahan, dan mengapa orang tuanya harus menikah lagi.
Berikan pengertian sesuai usianya tentang arti sederhana dari pernikahan dan alasan kegagalan pernikahan pertama. Pastikan anak mengerti bahwa kegagalan pernikahan pertama bukanlah kesalahan mereka, begitu pula dengan pernikahan kedua.
Hal ini lumrah terjadi, karena orang dewasa memerlukan partner untuk berbagi perasaan dan mengarungi bahtera rumah tangga. Dengan penjelasan yang cukup dan kesabaran, diharapkan anak akan memahami dan menyetujui rencana Anda dan pasangan.
Rencana ingin menikah lagi memang membahagiakan, namun terkadang ada tantangannya sendiri. Bila ingin berkonsultasi seputar hubungan dan keharmonisan keluarga, pakai LiveChat dengan psikolog kami di aplikasi KlikDokter!
(FR/AYU)