Psikologi Keluarga

Break the Cycle: Pentingnya Memutus Trauma Lintas Generasi dalam Keluarga

Generasi Z dan Milenial semakin sadar akan pentingnya kesehatan mental dan transgenerational trauma. ini pengertian 'break the cycle' dan cara memutus mata rantai trauma. Baca selengkapnya di sini.

Break the Cycle: Pentingnya Memutus Trauma Lintas Generasi dalam Keluarga

Literasi dan kesadaran tentang kesehatan mental membantu para Generasi Z dan Milenial memiliki pemahaman yang lebih baik tentang diri dan keluarganya.

Salah satu kesadaran tentang kesehatan mental generasi saat ini adalah mengenal adanya pola trauma yang diturunkan dari generasi sebelumnya atau biasa dikenal dengan istilah transgenerational trauma.

Kesadaran ini mendorong para Gen-Z dan Milenial ingin memutus mata rantai trauma atau perilaku tidak sehat untuk memiliki hidup yang lebih baik.

Dalam artikel ini, Psikolog Iswan Saputro akan membahas konsep “break the cycle”, pentingnya mengatasi trauma yang diturunkan lintas generasi, dan upaya yang bisa dilakukan untuk mengubah pola negatif untuk kedepannya.

Artikel lainnya: Anak Broken Home Trauma Menjalin Hubungan Asmara, Apa Sebabnya?

Mengapa "Break the Cycle" Penting?

Transgenerational trauma berakar dari pola interaksi keluarga yang tidak sehat sehingga mempengaruhi kesehatan mental dari keturunan atau anaknya di kemudian hari.

Memutus rantai (break the cycle) transgenerational trauma penting untuk menciptakan generasi yang lebih sehat secara mental dan tidak melanjutkan pola negatif yang dilakukan oleh generasi sebelumnya. Alasan penting untuk memutus lingkaran ini adalah:

  • Kesehatan mental

Pola perilaku negatif dan dampak negatif dari pengalaman traumatik yang diperoleh dalam keluarga dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang saat ini. Menyadari dan memutus mata rantai ini dapat menyelamatkan kesehatan mental generasi saat ini dan berikutnya.

  • Hubungan interpersonal

Memiliki kualitas hubungan interpersonal yang berkualitas, kelekatan (attachment), dan penuh dengan intimasi bisa dirasakan ketika seseorang mampu memutus mata rantai pengalaman traumatik.

  • Kualitas hidup

Memutus mata rantai trauma atau kebiasaan negatif dalam keluarga dapat membawa seseorang lebih bahagia dan percaya diri untuk mewujudkan berbagai tujuan hidupnya.

Artikel lainnya: Meningkatkan Percaya Diri Anak Broken Home

Faktor-faktor Penyebab Transgenerational Trauma

Faktor berikut dalam keluarga dapat mempengaruhi luka psikologis atau trauma pada generasi berikutnya, seperti:

  • Kekerasan dalam rumah tangga

Pengalaman dan ingatan menyaksikan atau mengalami KDRT dapat terbawa hingga seseorang dewasa, berdampak pada kesehatan mental, dan risiko PTSD.

  • Ketidakhadiran orangtua secara psikologis

Sejumlah anak merasakan ketidakhadiran peran orangtua secara psikologis (fatherless atau motherless) sehingga mempengaruhi kedekatan emosional dan keterbukaan komunikasi dalam keluarga.

  • Komunikasi yang buruk

Pola komunikasi yang menyalahkan (guilt trip), membandingkan, merendahkan, menghindari masalah, dan tidak menghargai dapat menciptakan interaksi keluarga yang tidak harmonis dan berpotensi konflik di kemudian hari.

  • Perbedaan nilai dan harapan

Perkembangan zaman seringkali membawa nilai, aspirasi, dan harapan yang berbeda dalam keluarga sehingga dapat menjadi pemicu konflik dan kerenggangan.

  • Stres finansial keluarga

Faktor ekonomi sering menjadi penyebab tidak harmonisnya keluarga dan kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan yang mempengaruhi kualitas hidup generasi berikutnya.

  • Gangguan mental yang tidak ditangani

Gangguan mental yang tidak ditangani dalam anggota keluarga dapat mempengaruhi kualitas hidup dan risiko psikologis pada generasi berikutnya sebagai faktor genetik.

Artikel lainnya: Dampak Perceraian Orang Tua pada Anak

Langkah Memutus Transgenerational Trauma

Lakukan hal berikut untuk break the cycle trauma lintas generasi dalam keluarga:

  • Mencari bantuan profesional

Konseling keluarga atau individu dapat membantu mengidentifikasi dan membuat strategi penyelesaian masalah yang ada.

  • Meningkatkan keterampilan komunikasi

Melatih kemampuan komunikasi empatik dan terbuka untuk meminimalisir konflik dalam keluarga.

  • Membangun support system

Berdamai dengan pengalaman traumatik dalam keluarga membutuhkan dukungan psikologis yang kuat.

  • Manajemen stres adaptif

Mengelola tekanan atau stres yang berasal dari keluarga membutuhkan cara yang tidak merugikan diri sendiri atau orang lain.

  • Menyusun rencana keuangan

Faktor ekonomi mempengaruhi kepercayaan diri, sumber daya, dan memperkaya pilihan dalam memperbaiki kualitas hidup dalam keluarga.

Artikel lainnya: Cara Bantu Anak Hadapi Perceraian Orang Tua

Peran Gen-Z dan Millennial dalam Memutus Lingkaran

Gen-Z dan Milenial memiliki keunikan dan kelebihan dalam mempromosikan kesehatan mental dalam keluarga. Pikiran yang lebih terbuka dan akses informasi yang mudah menjadi harapan untuk memutus transgenerational trauma.

Berikut hal yang dapat dilakukan Gen-Z dan Milenial untuk break the cycle:

  • Kesadaran digital

Kesadaran dan kemampuan generasi ini mengakses informasi digital akan memperkaya wawasan, mendapatkan dukungan, dan memperoleh bantuan dengan lebih baik.

  • Advokasi dan kesadaran

Gen-Z dan Millennial bisa menjadi agen perubahan dengan mengadvokasi pentingnya kesehatan mental dan hubungan keluarga yang harmonis.

Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, seperti kampanye sosial media, partisipasi dalam organisasi kesehatan mental, atau berbagi pengalaman pribadi untuk menginspirasi orang lain.

  • Pemanfaatan teknologi

Aplikasi kesehatan mental, sesi terapi online, dan forum diskusi bisa menjadi alat yang sangat efektif dalam proses penyembuhan dan pembelajaran.

Artikel lainnya: Takut Menyakiti Hati, Bagaimana Cara Jelaskan Perceraian ke Anak?

Memutus lingkaran ketidakharmonisan keluarga adalah tantangan yang kompleks tetapi sangat penting untuk kesehatan mental dan kesejahteraan individu.

Generasi Z dan Millennial memiliki potensi besar untuk melakukan perubahan positif dengan memanfaatkan kesadaran, sumber daya digital, dan keterbukaan mereka terhadap bantuan profesional.

Dengan langkah-langkah konkret seperti mencari bantuan profesional, meningkatkan keterampilan komunikasi, dan membangun jaringan dukungan, mereka dapat menciptakan lingkungan keluarga yang lebih harmonis dan mendukung.

Upaya ini tidak hanya akan menguntungkan mereka secara individu tetapi juga akan membawa dampak positif bagi generasi mendatang.

Jika Kamu ada pertanyaan seputar tema diatas gunakan layanan Tanya Dokter untuk chat dengan psikolog dan jangan lupa buatlah jadwal konsultasi secara offline dengan psikolog di fitur Temu Dokter.

Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu.