Sebagian orang menganggap hadirnya seorang anak dapat membuat keluarga menjadi utuh. Hal ini tentunya berbanding terbalik dengan anggapan pasangan suami istri yang menganut childfree alias tidak mau punya anak.
Menurut mereka, keluarga akan tetap lengkap meski tanpa kehadiran buah hati. Tentunya, memilih untuk childfree atau tidak punya anak bukan pemikiran yang salah.
Alasan Memilih Childfree atau Tidak Punya Anak
Menikah lalu memiliki anak menjadi kesatuan yang sulit untuk dipisahkan, terutama di Indonesia. Ketika terdapat pasangan yang memilih untuk childfree, tak jarang pilihan ini dianggap egois.
Akan tetapi, Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog menuturkan bahwa terdapat beragam alasan yang bisa melatarbelakangi pasangan untuk tidak mau memiliki anak.
“Beberapa di antaranya, karena adanya kondisi medis yang mendasari, kebebasan pribadi, kekhawatiran dalam hal mengurus anak, punya target dan tujuan hidup tertentu, dan alasan lainnya,” jelasnya.
Pada dasarnya, pasangan yang tidak ingin punya anak bukan berarti mereka membenci anak kecil. Tak sedikit dari mereka yang justru menyukai anak-anak, namun tetap memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Buat beberapa orang, merawat anak mungkin dianggap mudah. Namun, sebagian lainnya menganggap merawat buah hati bukanlah persoalan yang gampang.
Ada kemungkinan, beberapa pasangan yang memilih childfree juga belum memiliki kemampuan yang baik untuk menghidupi seorang anak.
beberapa orang mungkin juga memiliki tujuan selain meneruskan keturunan, misalnya ingin menjadi relawan atau traveler seumur hidup. Lalu, ada juga yang tidak mau menjadi orang tua jahat seperti ayah atau ibunya dulu.
Artikel Lainnya: Alasan Seseorang Memilih Tidak Punya Anak atau Childfree
Apakah Memilih Childfree Tandanya Egois?
Sesungguhnya, tidak ingin memiliki anak bukanlah pilihan yang egois karena ada sejumlah alasan mengapa pasangan memutuskan hal tersebut.
Ketika kamu atau pasangan memiliki kondisi medis yang mendasari, seperti pengangkatan rahim atau kualitas sperma yang buruk, mungkin beberapa orang akan menganjurkan untuk mengadopsi anak.
Akan tetapi, mengadopsi anak bukanlah hal yang mudah. Menurut Psikolog Ivon, mengadopsi anak bisa menambah rasa pilu pasangan yang memiliki masalah infertilitas.
Artikel Lainnya: Lika-Liku Childfree, Ketika Tidak Memiliki Anak Menjadi Pilihan
Apa Manfaat dan Dampak Negatif Childfree?
Sebelum memilih untuk childfree, pastikan kamu dan pasangan mengetahui sisi positif dan negatifnya. Berikut manfaat dan dampak childfree bagi pasangan.
Manfaat Childfree
Bila keputusan tidak memiliki anak merupakan pilihan yang telah disepakati bersama, maka terdapat sejumlah keuntungan childfree, seperti:
- Bisa lebih fokus kepada diri sendiri dan pasangan, contohnya dengan mengejar karir, target hidup, atau self care
- Tidak merasa terbebani dalam beberapa aspek kehidupan, seperti finansial dan sosial
- Tidak ikut menyumbang kepadatan populasi dunia. Dikutip dari Psychology Today, menjadi pasangan childfree bisa memberikan kesempatan bumi untuk memulihkan sumber daya alam agar lebih besar
Dampak Negatif Childfree
Meski manfaat childfree terdengar menggiurkan, namun ada juga dampak childfree yang bisa terjadi pada kehidupanmu dan pasangan, yaitu:
- Perasaan kesepian bisa semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia
- Kurang cocok di dalam sebuah kelompok karena sebagian besar orang yang sebaya sudah memiliki peran sebagai orang tua
- Ketika sudah tua, tidak memiliki orang yang bisa diandalkan untuk merawat
Keuntungan dan bahaya childfree di atas sangat penting untuk dipertimbangkan terlebih dahulu. Apa pun pilihan yang diambil, tentunya ini harus menjadi keputusan jangka panjang terbaik bagi kamu dan pasangan.
Bila masih memiliki pertanyaan seputar pilihan memiliki anak, jangan sungkan untuk konsultasi dengan psikolog. #JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter untuk konsultasi secara praktis dan mendapatkan informasi lengkap seputar kesehatan mental dan fisik.
- Psychology Today. Diakses 2023. Advantages and Disadvantages of Being Childfree.