Banyak penyesuaian yang akan terjadi bagi pasangan baru setelah pernikahan, salah satunya adalah menentukan tinggal bersama dengan mertua atau tidak.
Pembahasan tentang pro dan kontra tinggal satu atap dengan mertua sering dijumpai di media sosial dan menjadi topik yang menarik untuk dipahami.
Tidak sedikit yang menceritakan pengalaman tidak menyenangkan dan mempengaruhi kesehatan mental pasangan baru selama tinggal dengan mertua.
Bersama Psikolog Iswan Saputro dan tim redaksi KlikDokter akan membahas pro dan kontra dari tinggal bersama dengan mertua setelah menikah, terutama dari sudut pandang kesehatan mental.
Artikel Lainnya: Tips Memilih Psikolog dan Psikiater yang Tepat
Adaptasi Pernikahan Bagi Pasangan Baru
Adaptasi dengan kebiasaan, orang, status, atau tanggungjawab baru memang membutuhkan waktu dan memicu respon stres.
Tingkat stres yang dirasakan tergantung pada kepribadian, kemauan dalam beradaptasi, dan dukungan psikologis yang didapatkan.
Bagi pasangan yang baru menikah biasanya akan menemui banyak hal baru walaupun sebelumnya sudah pernah didiskusikan atau direncanakan.
Salah satu hal baru yang perlu diputuskan adalah apakah akan tinggal mandiri bersama pasangan atau tinggal satu rumah dengan mertua.
Seringkali alasan ekonomi, pekerjaan, kesehatan, dan mertua yang tinggal sendiri menjadi pertimbangan pasangan baru memutuskan untuk tinggal serumah dengan mertua.
Peran pasangan dalam memberikan pengertian atau pemahaman sangat penting sebelum menentukan keputusan ini.
Diskusikan dan kompromikan keputusan tinggal bersama mertua dengan kepala dingin, empati, dan komunikasi yang terbuka.
Jika mengalami kendala dalam berkomunikasi dengan mertua, libatkan saudara atau kerabat yang cukup disegani untuk menjembatani.
Artikel Lainnya: Cara Menerapkan Personal Boundaries dalam Kehidupan Sehari-hari
Pro Pisah Rumah dengan Mertua (Orang tua)
Memiliki kehidupan mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah dambaan bagi pasangan baru dalam memulai pernikahan.
Menjalani masa awal pernikahan berdua dengan pasangan menjadi sesuatu yang lebih menyenangkan.
Berikut manfaat atau kelebihan pasangan baru yang memutuskan untuk tinggal mandiri setelah menikah bagi kesehatan mental.
1. Privasi dan otonomi
Pasangan baru tentu memiliki rencana, harapan, atau komitmen berdua dalam menjalani masa awal pernikahan.
Memiliki privasi dalam menjalankan masa awal pernikahan dapat menciptakan batasan yang sehat dengan keluarga besar dan mertua.
Memiliki otonomi atau keleluasaan menjalankan rumah tangga sesuai dengan rencana dapat memberikan rasa percaya diri dan kebahagiaan bagi pasangan baru.
Masa adaptasi yang penuh dengan hal baru dapat dilalui tanpa intervensi dari pihak-pihak yang ingin mengambil alih keputusan atau jalannya pernikahan.
2. Kemandirian dan saling mendukung
Ketika memutuskan tinggal berdua dengan pasangan tentu banyak hal yang dilakukan secara mandiri dan hanya bergantung dengan pasangan.
Kondisi ini akan menguatkan kedekatan, kemandirian, dan kepercayaan satu sama lain. Kemandirian dan dukungan dari pasangan dapat menguatkan kesehatan mental pasangan baru dalam menjalani masa-masa awal pernikahan.
3. Hubungan dengan Mertua
Tidak tinggal serumah dengan mertua bukan berarti hubungan menjadi renggang. Namun, hubungan dengan mertua dan keluarga besar lebih terjaga dari konflik dan tetap bisa memiliki privasi masing-masing.
Momen mengunjungi rumah mertua bisa menjadi sesuatu yang bisa dikendalikan atau direncanakan sehingga pasangan baru tetap memiliki otonomi dalam pernikahan.
Artikel Lainnya: Hal yang Perlu Dibicarakan dengan orangtua Sebelum Menikah
Kontra Pisah Rumah dengan Mertua (Orang tua)
Keputusan untuk pisah rumah dengan mertua tentu memiliki konsekuensi bagi pernikahan dan beberapa keluarga besar.
Kondisi tertentu seperti kesehatan mertua yang buruk atau tinggal sendiri setelah anaknya menikah dapat memicu kecemasan bagi pasangan yang baru menikah.
Berikut kekurangan atau konsekuensi yang dirasakan pasangan baru ketika langsung memutuskan untuk pisah rumah dengan mertua atau orangtua.
1. Kekurangan dukungan
Dukungan emosional dan aktivitas sehari-hari yang diberikan mertua atau orangtua akan berkurang ketika memutuskan tinggal pisah rumah.
Bagi beberapa pasangan baru yang terbiasa mengandalkan orangtua dan tidak pernah merantau akan menjadi tantangan tersendiri.
Bagi beberapa pasangan baru, tinggal jauh dengan orangtua memunculkan rasa cemas, kehilangan, dan rasa bersalah tidak bisa merawat orangtua secara langsung.
Pentingnya menjaga komunikasi dengan orangtua dapat meminimalisir kecemasan yang muncul.
2. Adaptasi keuangan
Mengelola keuangan rumah tangga secara mandiri tentu adalah hal baru bagi pasangan yang baru menikah. Keuangan yang biasanya dibantu oleh orangtua kini dilakukan secara mandiri.
Kecemasan dalam mengelola keuangan dan pada waktu bersamaan tidak bisa sembarangan membuka kondisi keuangan pernikahan dapat mempengaruhi kesehatan mental pasangan baru.
3. Dampak pada anak dan keluarga
Bagi pasangan yang sudah memiliki anak, interaksi yang terbatas dengan kakek atau nenek menjadi konsekuensi pasangan baru yang pisah rumah dengan orangtua.
Kualitas hubungan antara cucu dengan kakek dan nenek dapat berkurang sehingga mempengaruhi dinamika dalam keluarga besar.
Menimbang Keputusan untuk Pisah dari Mertua
Pentingnya komunikasi dan diskusi terbuka antara pasangan dalam memutuskan apakah akan pisah rumah dengan mertua tidak bisa diremehkan.
Setiap pasangan harus mempertimbangkan kebutuhan pasangan dan keluarga mereka secara menyeluruh.
Konsultasi dengan ahli, seperti terapis atau konselor keluarga, dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan membantu dalam membuat keputusan yang bijaksana.
Jika kamu merupakan pasangan baru, ingatlah bahawa setiap keputusan dalam keluarga, terutama yang berkaitan dengan kesehatan mental, harus diambil dengan mempertimbangkan pro dan kontra secara menyeluruh.
Keputusan untuk pisah rumah dengan mertua (orang tua) pasca pernikahan memiliki dampak yang luas dan beragam.
Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan untuk menyesuaikan keputusan ini dengan kondisi dan kebutuhan spesifik keluarga mereka.
Kesehatan mental harus selalu menjadi pertimbangan utama dalam setiap keputusan keluarga.
Itu hal penting yang harus dibicarakan sebelum menikah bersama dengan orangtua. Jika ingin berkonsultasi dengan psikolog sebelum menikah, gunakan layanan Tanya Dokter 24 jam atau buat janji dengan psikolog di KlikDokter.
Kamu juga bisa menggunakan fitur yang lain seperti booking layanan kesehatan dan belanja sehat di KALStore, jangan lupa untuk download aplikasi KlikDokter, #JagaSehatmu selalu!