Periode emas pertumbuhan anak adalah 1000 hari pertama kelahirannya (HPK). Dinamakan periode emas karena perkembangan massa otak anak sebanyak 70–80 persen terjadi pada 1000 hari pertama kehidupannya.
Jika tumbuh kembang anak tidak optimal di 1000 HPK, kemungkinan bisa terjadi berbagai gangguan kesehatan hingga anak beranjak dewasa.
Dampak Anak Alergi Susu di Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan
Tumbuh kembang anak yang mengalami alergi susu pada 1000 hari pertama kehidupannya memang perlu diperhatikan. Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang dicetuskan melalui reaksi imunologi, salah satunya oleh protein susu sapi.
Alergi susu sapi termasuk alergi yang paling umum terjadi pada 1000 hari pertama kehidupan anak. Sekitar 1 dari 13 anak memiliki alergi paling tidak terhadap satu jenis makanan.
Dampak jangka pendek alergi susu sapi dapat menyerang berbagai organ tubuh anak, seperti:
-
Saluran Pencernaan
Umumnya anak akan mengalami gejala muntah, diare, atau sakit perut berulang dan terkadang kotorannya mengandung darah.
Artikel Lainnya: Delapan Mitos Alergi Anak, Bagaimana Faktanya?
-
Saluran Pernapasan
Apabila mengenai saluran pernapasan, anak akan mengalami gejala pilek dan batuk berulang. Selain itu, napas anak juga dapat berbunyi ”grok-grok”.
-
Kulit
Alergi susu sapi juga bisa menyerang kulit dengan gejala kulit kemerahan, biduran, atau bisul di beberapa area tubuh.
Bila gejala alergi susu sapi semakin berat, anak akan mengalami gangguan sesak napas dan syok. Sedangkan dampak jangka panjangnya akan memengaruhi tumbuh kembang anak.
Anak yang mengalami alergi akan mengalami keterlambatan pertumbuhan, karena hal ini berkaitan dengan jenis asupan makanan dan durasi pantangan makanannnya.
Agar proses tumbuh kembang anak berjalan dengan baik, ia membutuhkan asupan makanan yang bergizi dan seimbang, seperti karbohidrat, protein, lemak tidak jenuh, vitamin, dan mineral.
Terlebih, anak yang mengalami alergi susu sapi akan mengalami kekurangan asupan protein di masa awal kehidupannya, karena tidak mampu mencerna protein yang berasal dari susu sapi.
Cara Optimalkan Pertumbuhan Anak yang Alergi
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak yang mengalami alergi susu sapi:
1. Pemberian ASI
ASI merupakan pilihan terbaik untuk anak pada 1000 hari pertama kehidupannya. Jadi, Bunda dapat mengusahakan untuk memberikan ASI minimal pada enam bulan pertama kehidupannya.
Artikel Lainnya: Anak Alergi Makanan di Sekolah? Orang Tua Perlu Tahu Hal Ini
2. Pemberian Susu Pengganti ASI
Susu pengganti ASI ini bisa berupa susu soya atau kedelai. Untuk kandungan nutrisi dalam susu soya tersebut, pastikan memiliki zat-zat sebagai berikut:
-
Kolin
Berperan dalam penyimpanan memori, berpikir, berbicara, dan gerakan sadar anak.
-
Asam Linoleat (AL) & Asam Alfa-Linolenat (AAL)
Merupakan sumber asam lemak esensial yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan antar sel saraf.
-
AA dan DHA
AA (arachidonic acid) dan DHA (arachidonic acid) adalah asam lemak tak jenuh yang berperan dalam pembentukan sel-sel saraf di dalam otak dan jaringan penglihatan di organ mata.
-
Zat Besi
Untuk membantu mencegah dan mengatasi anemia defisiensi besi pada anak.
-
Probiotik dan Prebiotik
Pilihkan susu formula yang mengandung probiotik dan prebiotic dengan kandungan Bifidobacteria, yaitu Bifidobacteria longum BB536, Bifidobacteria breve M-16V dan Bifidobacteria infantis M-63.
Ketiga Bifidobacteria ini mampu mengurangi gejala alergi di saluran pernapasaan, saluran pencernaan, dan kulit.
3. Kendalikan Lingkungan di Sekitar Anak
Cobalah untuk menciptakan lingkungan yang aman untuk anak yang mengalami alergi. Misal, menghindari penggunaan karpet, menjaga kebersihan binatang peliharaan, dan menghindari paparan asap rokok di area rumah.
Kejadian anak mengalami alergi susu sapi akan berkurang menjadi 30-40 persen saat berusia 12 bulan dan semakin berkurang hingga 5 persen pada saat anak berusia 3 tahun.
Apabila anak mengalami gangguan alergi susu sapi, segera konsultasikan lebih lanjut dengan dokter agar mendapatkan penanganan yang optimal.
[RS]