Banyak orang yang minum suplemen untuk memenuhi kebutuhan gizi. Namun sebelum mulai mengonsumsinya, kamu perlu konsultasi dengan dokter, terutama jika kamu punya penyakit kronis dan sudah mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter.
Pada dasarnya, suplemen dibuat untuk mereka yang tidak bisa memenuhi zat gizi dari makanan sehari-hari. Contohnya seperti ibu hamil, malnutrisi atau kekurangan zat gizi tertentu, punya gangguan makan, dan lain-lain.
Ketahui juga bahwa tidak semua suplemen dibuat dengan standar yang sama. Sebagai contoh, di Amerika Serikat (AS), suplemen tidak diatur secara ketat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan di sana (FDA) seperti halnya obat resep dan makanan.
Artikel Lainnya : Jangan Asal Pilih Suplemen Vitamin C, Ini Risikonya!
“Suplemen bisa membawa risiko berbahaya seperti informasi dosis yang tidak akurat dan bahan-bahan yang terkontaminasi,” kata Wendy Kaplan, MS, RDN, ahli gizi asal AS seperti dikutip di Reader’s Digest.
Di Indonesia mungkin tak jauh beda, meski tahun lalu BPOM mengumumkan bahwa mereka akan memperketat aturan mengenai suplemen kesehatan, tetapi lebih pada pengawasan promosi dan iklan obat.
Kenapa perlu konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen?
Dari KlikDokter, dr. Arina Heidyana menjelaskan ada beberapa alasan kenapa kamu perlu konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen tertentu.
Suplemen mengandung berbagai macam zat yang mungkin kurang cocok dengan kondisi tubuh
“Suplemen, seperti suplemen olahraga, penurun berat badan, atau penambah gairah seksual sebaiknya dihindari. Jika memang ingin mengonsumsinya, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter agar dosis dan cara pemakaiannya tepat. Jika ternyata tubuhmu menolak zat dari suplemen tersebut, bukan tidak mungkin kamu mengalami alergi atau efek samping,” jelas dr. Arina.
Selanjutnya
Tidak semua suplemen cocok dengan kondisi kesehatan tubuh
Dokter Arina mengatakan, sebelum kamu meminum suplemen, ketahui terlebih dahulu kondisi kesehatan seperti apa yang sedang kamu alami. Misalnya apakah ada penyakit kronis atau penyakit lainnya atau tidak.
Sebagai contoh, jika punya anemia, maka tubuh akan kekurangan sel darah merah untuk mengangkut oksigen. Alhasil, tubuh akan terasa lebih lemas dan lelah. Dikatakan oleh dr. Arina, penderita anemia harus menghindari konsumsi suplemen olahraga atau suplemen peningkat energi lainnya.
Hal ini dikarenakan, ketika kamu mengonsumsi suplemen olahraga, sistem kerja jantung justru tidak akan berfungsi dengan baik. Sebab, jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras, padahal tidak ada sel darah merah yang cukup untuk mengangkut oksigen ke dalam jantung. Jadi, tak heran jika jantung berdebar lebih kencang dan napas jadi lebih cepat tapi pendek setelah mengonsumsinya.
Mungkin tak memberikan efek apa pun
Jika sudah menerapkan pola makan seimbang, kemungkinan kamu tak akan mendapatkan manfaat apa-apa dari konsumsi suplemen vitamin.
Meski demikian, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter mengenai kondisi suplemen untuk kondisi tertentu. Misalnya suplemen dengan formula AREDS untuk mengurangi risiko kehilangan penglihatan akibat kondisi degenerasi makula terkait usia, minyak ikan omega-3 untuk menurunkan faktor risiko penyakit jantung, atau suplemen prebiotik dan probiotik untuk meningkatkan jumlah bakteri baik di usus, dan lain-lain.
Artikel Lainnya : Aktif Kerja Saat Pandemi, Cukupkah Pilihan Suplemen Anda?
Hal-hal yang akan dilakukan oleh dokter
Dokter mungkin akan menyarankan tes darah untuk mengetahui apakah kamu mengalami kekurangan vitamin atau mineral tertentu, sehingga konsumsi suplemen bisa disesuaikan.
Dokter juga akan menanyakan tentang riwayat penyakit kamu dan keluarga. Melissa Altman-Traub, MS, RDN, ahli gizi asal AS memberi contoh.
“Jika seseorang merasa lelah dan memutuskan untuk mengonsumsi suplemen zat besi, ia mungkin tak tahu jika punya kondisi keturunan yang menyebabkannya menyerap zat besi lebih banyak, sehingga terakumulasi dalam tubuh. Kelebihan zat besi bisa mengakibatkan kerusakan organ, dan penyebab awal kelelahan menjadi tidak tertangani,” jelas Melissa.
Kondisi yang mengharuskan kamu minum suplemen
Bagi ibu hamil dan menyusui, mengonsumsi suplemen dengan asam folat dianjurkan oleh dokter.
“Tidak hanya lewat makanan, dokter juga biasanya akan merekomendasikan suplemen asam folat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil dan juga ibu yang menyusui. Hal ini guna mencegah bayi lahir prematur dan ASI yang diproduksi ibu lancar,” dr. Arina menerangkan.
Selain itu, kamu yang punya riwayat osteoporosis juga biasanya akan dianjurkan untuk mengonsumsi suplemen kalsium dan vitamin D untuk menjaga kesehatan tulang.
Vitamin D merupakan salah satu nutrisi yang cukup sulit didapatkan jika hanya berfokus pada diet dari makanan. Untuk itu, butuh suplemen agar kebutuhan hariannya terpenuhi. Kamu juga bisa mendapatkan vitamin D lewat paparan sinar matahari.
“Berjemurlah selama 15-20 menit di pagi hari sebelum memulai aktivitas. Matahari merupakan sumber vitamin D terbaik yang bisa kamu dapatkan secara gratis. Namun, hindari sinar matahari jika sudah di atas jam 11.00, karena paparan sinar UV-nya bisa memperburuk kondisi kulit,” tutup dr. Arina.
Namun, kalau kamu yang pola makannya baik saja dianjurkan untuk konsultasi dengan dokter sebelum mulai mengonsumsi suplemen, apalagi jika punya kondisi medis tertentu yang harus minum obat resep dokter? Dikhawatirkan suplemen akan berinteraksi dengan obat-obatan yang dikonsumsi, atau mungkin ada bahan dalam suplemen yang dapat berbahaya bagi tubuh.
Nah, itulah beberapa alasan kenapa kamu peru konsultasi dengan dokter sebelum minum suplemen, baik punya kondisi medis tertentu ataupun tubuh sehat-sehat saja. Ketimbang terlanjur mengalami alergi atau efek samping lainnya, lebih baik mencegahnya, bukan?
Kamu bisa konsultasi seputar konsumsi suplemen sesuai kebutuhan tubuh kamu atau kondisi medis lainnya lewat fitur tanya dokter online di KlikDokter. Yuk, mulai sekarang #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi seputar kesehatan terkini.
(RN/ RVS)