Sosis, ham, bacon, salami, pepperoni, ham, soda, atau berbagai makanan kalengan atau kemasan—yum! Jika Anda satu dari sekian banyak orang yang menggemari jenis makanan yang disebutkan tadi, coba mulai sekarang kurangi, batasi, jika perlu hindari. Ada beberapa alasan kenapa makanan olahan bisa pelan-pelan merusak kesehatan tubuh.
Perlu diketahui bahwa makanan olahan mengalami berbagai pemrosesan, dikemas, lalu didistribusikan mengisi rak pasar, toko, dan swalayan. Nilai jualnya memang kepraktisan dan bisa disimpan lama. Namun, jika dikonsumsi secara berlebihan dan dalam jangka waktu lama, tentunya akan menimbulkan dampak yang tak baik bagi tubuh.
Reputasi buruk makanan olahan didapat karena biasanya makanan ini sudah melewati banyak proses serta penambahan sejumlah zat. Menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal medis “Environmental and Molecular Mutagenesis”, makanan olahan berupa daging yang dimasak dengan susu tinggi dapat membentuk senyawa bersifat mutagenik, yang mampu meningkatkan risiko kanker di masa mendatang.
Sebetulnya kebanyakan makanan memang melalui proses. Misalnya daging giling, pembuatan mentega, dan lain-lain. Namun ada perbedaan antara proses mekanis dan proses kimiawi. Makanan kemasan yang melalui proses tanpa bahan kimia masih dikategorikan real food. Namun, jika sudah ada proses kimiawi dan dibuat dari bahan-bahan olahan dan zat buatan, inilah yang dikategorikan sebagai makanan olahan.
Berikut ini adalah alasan makanan olahan bisa berdampak buruk bagi tubuh Anda.
1. Tinggi gula dan sirop jagung tinggi fruktosa
Makanan atau minuman olahan biasanya sarat dengan gula tambahan. Jika dikonsumsi secara berlebihan, sudah jelas bahwa pemanis buatan tak baik untuk tubuh. Gula memang tidak memiliki nutrisi penting, tapi kaya akan energi. Namun, apakah tubuh selalu membutuhkannya?
Tentu tidak, mengingat ada sesi-sesi dimana tubuh tidak akan banyak bergerak. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa gula dapat memiliki efek buruk pada metabolisme yang melampaui kandungan kalori. Kondisi ini dapat menyebabkan resistensi insulin, trigliserida tinggi, peningkatan kadar kolesterol jahat, serta peningkatan akumulasi lemak di hati serta rongga perut. Tak heran, konsumsi gula berkaitan erat dengan beberapa penyakit berbahaya seperti diabetes.
Tengok saja, minuman bersoda. Menurut keterangan dari dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, satu kaleng soft drink mengandung 30 gram gula atau setara dengan 9 sendok teh gula. Jumlah tersebut tentu sangat tinggi.
“Sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Diabetes Association menunjukkan bahwa risiko diabetes mellitus meningkat 26 persen pada mereka yang minum 1-2 soft drink per hari,” tambahnya.
Tak hanya itu, dr. Fiona Amalia, MPH, dari KlikDokter juga menambahkan, bahwa gula tambahan berkaitan dengan rendahnya kadar kolesterol baik. Karenanya, konsumsi gula tambahan perlu dibatasi, maksimal 6 sendok atau 25 gram per hari.
2. Bikin ketagihan
Dilansir dari Medical News Today, beberapa orang mengalami kecanduan makanan olahan dan mampu kehilangan kendali. Memang kecanduan ini terdengar “biasa saja” jika dibandingkan dengan kecanduan obat-obatan terlarang. Namun, ini bisa berbahaya untuk kesehatan. Kombinasi makanan olahan dan minuman dengan pemanis buatan berlebih, misalnya, bisa mengaktifkan area yang sama di otak layaknya narkoba.
Selanjutnya
3. Tinggi karbohidrat
Memang betul bahwa karbohidrat adalah sumber energi yang baik untuk tubuh. Namun, jika asupan tersebut kelewat berlebihan, maka kadar gula darah bisa melonjak. Perlu diketahui bahwa asupan karbohidrat berlebihan bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Mulai dari kelebihan berat badan hingga meningkatnya risiko terkena diabetes.
4. Rendah nutrisi
Makanan olahan diketahui sangat rendah nutrisi. Pada beberapa kasus, vitamin dan mineral sintetis ditambahkan ke makanan untuk mengimbangi apa yang hilang selama pemrosesan. Namun, nilai gizinya tak sebanding dengan makanan segar yang diolah sendiri.
Semakin banyak Anda mengonsumsi makanan olahan, semakin sedikit vitamin, mineral, dan kandungan gizi lainnya yang bisa Anda dapat. Justru, yang terjadi adalah makanan olahan bisa bikin berat badan melonjak.
5. Tinggi lemak trans
Konsumsi makanan olahan mengandung lemak trans, dapat mendorong oksidasi serta peradangan pada tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika orang makan makanan mengandung kadar lemak tersebut, ia mengalami peningkatan risiko penyakit jantung.
“Sama seperti lemak jenuh, lemak trans juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Idealnya, rekomendasi konsumsi lemak trans yang adalah 0 gr/hari atau tidak mengonsumsi sama sekali. Namun, terkadang pada label makanan meski tertera 0 gr lemak trans, tapi dalam produk tersebut masih mengandung lemak trans kurang dari 0.5 gr per porsi. Lemak trans dapat ditemui pada margarin, makanan yang digoreng, kue dan berbagai camilan,” kata dr. Nadia Octavia dari KlikDokter menjelaskan.
Cara terbaik untuk menghindari lemak trans adalah berhenti konsumsi makanan olahan. Carilah makanan dengan sumber lemak alami seperti pada minyak kelapa dan minyak zaitun sebagai solusi alternatif yang tepat untuk kudapan Anda.
Itu dia beberapa alasan kenapa Anda harus menjauhi makanan olahan, yaitu karena perlahan bisa merusak kesehatan Anda. Daripada membuang uang untuk membeli makanan olahan, lebih baik pilih makanana dari bahan segar, yang kandungan nutrisinya baik untuk tubuh.
(RN/ RVS)