Makanan organik tidak selamanya dianggap sebuah makanan terbaik yang seharusnya dikonsumsi sehari-hari. Faktanya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Annals of Internal Medicine, meski makanan organik memiliki manfaat lebih ketimbang makanan non organik, namun manfaat tersebut hanya terbatas pada segi kebersihan makanannya saja.
Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa makanan organik tidak lebih bergizi daripada makanan non organik. Karena itu, berikut ini beberapa mitos dan fakta seputar makanan organik:
- Organik adalah makanan sehat
Sebuah meta-analisis dari Stanford University mengklaim, bahwa mengonsumsi makanan organik tidak memberi manfaat kesehatan apapun. Namun, periset menemukan, bahwa sistem pertanian organik menjaga dengan baik kondisi tanah dan air ketimbang pertanian model konvensional.
Menurut dr. Dyan Mega Inderawati menuturkan, meski makanan organik dapat diunggulkan karena tingkat paparan zat kimia yang lebih rendah dari nonorganik akan tetapi dalam segi hal nutrisi kandungan yang dimiliki makanan organik dan non organik sebenarnya sama.
Jika Anda mengonsumsi makanan yang diberi label organik, makanan itu berarti lebih bergizi dan sehat, hanya karena diproduksi tanpa bahan pengawet dan melewati proses yang baik dalam rangkaian produksinya.
- Label organik di kemasan tidak berarti 100% organik
Menurut United States Department of Agriculture (USDA), Anda harus bisa membedakan ‘100 % organik’ dan ‘organik’. Label organik biasanya hanya mengandung 95 % bahan organik.
Beberapa bahan penunjang bahan organik terlalu sulit didapatkan termasuk makanan yang menggunakan sosis, pewarna, seledri bubuk dan minyak ikan. Jika label makanan mengatakan ‘100 % organik’ maka semua bahan pendukungnya harus bersertifikat organik.
- Makanan organik dapat mencegah penyakit tertentu
Faktanya, beberapa pakar dari American Academy of Pediatrics menyampaikan bahwa makanan organik belum terbukti secara pasti dapat menurunkan risiko terhadap penyakit jenis tertentu.
- Makanan organik bisa mengandung pestisida
Meski para petani organik tidak menggunakan pestisida sintetis, hal ini bukanlah jaminan makanan tidak mengandung pestisida. Sebuah studi di jurnal PLoS ONE membandingkan dampak lingkungan dari pestisida organik dan konvensional yang digunakan untuk membunuh serangga.
Hasilnya mengungkapkan, bahwa pestisida organik membutuhkan dosis yang lebih banyak untuk menghilangkan serangga dan menimbulkan dampak lingkungan yang lebih besar. Meski begitu, produk organik mengandung residu pestisida yang lebih sedikit ketimbang makanan yang dikelola secara konvensional.
Sekarang Anda sudah mengetahui sejumlah fakta tentang makanan organik. Namun untuk mendapatkan tubuh yang lebih sehat, selain mengonsumsi makanan sehat, Anda juga perlu melakukan olahraga secara rutin.
[DA/ RVS]