Gula adalah salah satu sumber energi yang dibutuhkan manusia. Namun jika dikonsumsi berlebihan, gula dapat menyebabkan terjadinya berbagai gangguan kesehatan. Maka, penting untuk membatasi konsumsi gula.
Faktanya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menganjurkan agar setiap orang membatasi asupan gula hanya sebanyak 50 gram per hari atau setara dengan 5–9 sendok teh. Sementara itu, menurut American Heart Association (AHA), batas maksimal konsumsi gula adalah 24 miligram per hari atau setara 6 sendok teh.
Bahaya konsumsi gula berlebih
Jika kamu mengonsumsi gula lebih dari jumlah yang dianjurkan, risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan berikut ini akan melonjak tinggi.
Diabetes melitus
Mengonsumsi gula atau makanan manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko terjadinya resistensi terhadap insulin. Sebagai akibatnya, kadar gula darah akan cenderung tinggi. Kondisi ini dikenal dengan sebutan penyakit diabetes melitus.
Obesitas
Semakin banyak gula yang dikonsumsi, risiko penimbunan lemak jahat di area pinggang dan perut akan lebih mudah terjadi. Parahnya lagi, konsumsi gula dalam bentuk fruktosa (gula sederhana) secara berlebihan dan berkelanjutan, bisa menyebabkan terjadinya resistensi hormon leptin.
Hormon leptin merupakan hormon yang berperan mengatur rasa lapar. Apabila resistensi hormon leptin terjadi, kamu akan terus merasa lapar sehingga terjadinya berat badan berlebih atau obesitas tak bisa dihindari lagi.
Penyakit jantung
Konsumsi gula di luar batas wajar bisa mengurangi kadar lemak baik (HDL), dan meningkatkan kadar lemak jahat (trigliserida) di dalam tubuh. Kondisi tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, serangan jantung dan stroke.
Jerawat
Makanan yang mengandung banyak gula mampu meningkatkan kadar gula darah dan insulin secara bersamaan. Hal ini dapat memengaruhi pengeluaran hormon androgen, yang memicu terjadinya peradangan, produksi minyak berlebih dan sebum. Di mana, semua kondisi tersebut adalah cikal bakal munculnya jerawat.
Perlemakan hati
Konsumsi gula tanpa memerhatikan batasan dapat menimbun kadar fruktosa di dalam tubuh. Jika terjadi berkelanjutan atau tidak diatasi, keadaan tersebut dapat menyebabkan terjadinya perlemakan hati.
Gigi berlubang
Makanan manis atau minuman yang mengandung gula dapat memicu munculnya karies gigi, yang lama-kelamaan dapat menyebabkan terjadinya gigi berlubang. Pada tahap lanjut, gigi berlubang dapat memicu terjadinya gigi sensitif dengan keluhan ngilu saat terpapar makanan atau minuman panas maupun dingin.
Solusi makan gula agar tetap aman
Kamu tentu tidak ingin mengalami masalah kesehatan akibat gula, bukan? Nah, berikut beberapa hal yang perlu kamu perhatikan:
- Hindari gula pasir. Lebih baik gunakan pengganti gula yang rendah kalori dan aman bagi kesehatan, seperti sakarin, stevia, xylitol atau sukralosa.
- Periksa label gizi pada kemasan untuk melihat kandungan gula di dalamnya.
- Lakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.
- Olahraga minimal 30 menit sehari.
- Istirahat cukup dengan tidur selama 8 jam dalam sehari.
Adakah solusi bagi kamu yang ingin makan manis tanpa khawatir mengalami masalah kesehatan tertentu? Kamu bisa mencoba H2 Health & Happiness Gula Kelapa sebagai pengganti gula pasir di rumah.
H2 Health & Happiness Gula Kelapa terbuat dari nira bunga kelapa organik dan merupakan pemanis alami dengan indeks glikemik rendah. Selain menyehatkan, H2 Health & Happiness Gula Kelapa juga aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus.
Tak hanya itu, H2 Health & Happiness Gula Kelapa juga memiliki kandungan serat pangan, vitamin, zat besi, seng dan mineral. Deretan nutrisi ini baik untuk mendukung kesehatan ususmu.
Jadi salah satu kiat untuk membatasi konsumsi gula berlebih bisa dilakukan dengan memilih pengganti gula yang tepat. Sediakan H2 Health & Happiness Gula Kelapa di rumah agar kamu bisa terhindar dari bahaya gula pasir. Jangan lupa untuk membaca aturan pakai dan batas porsi pada label kemasan, agar H2 Health & Happiness Gula Kelapa benar-benar bisa membawa manfaat bagi kesehatan kamu!
(NB/ RH)