Tak sedikit orang tua yang menerapkan pola makan vegetarian pada anak-anak mereka. Sayangnya, hal ini menuai cukup banyak kontroversi. Dampaknya pada kesehatan anak-anak mewarnai protes ketidaksetujuan ini.
Bagaimana tidak, ada jenis zat gizi yang semata-mata hanya terkandung dalam sumber makanan hewani. Ada pula jenis zat gizi yang lebih berkualitas/ lebih banyak jumlahnya pada sumber hewani, sekalipun memang terdapat pula di sumber makanan nabati.
Berbagai penelitian juga memberikan hasil yang kontroversial. Ada studi yang menyatakan bahwa vegetarian tidak mengganggu pertumbuhan anak.
Namun, cukup banyak pula yang menyatakan hal sebaliknya, bahwa pola makan vegetarian memiliki dampak yang cukup fatal.
Sebenarnya, apa saja dampak kesehatan yang bisa terjadi pada anak vegetarian? Berikut beberapa risikonya:
1. Gangguan Pertumbuhan Tulang
Kalsium merupakan mineral yang terkandung dalam jumlah besar dari susu sapi dan produk turunannya. Oleh sebab itu, ada risiko kekurangan asupan kalsium apabila anak menerapkan pola makan vegetarian.
Mengingat usia anak adalah masa di mana berlangsungnya pertumbuhan dan perkembangan tulang, tentunya hal ini sangat disayangkan.
Dalam sebuah studi ditemukan, kepadatan mineral tulang anak-anak vegetarian memiliki nilai yang lebih rendah dibanding anak yang menjalani pola makan biasa.
2. Performa Kognitif yang Lebih Rendah
Zat besi terkandung dalam jumlah yang lebih besar pada daging, terutama daging merah.
Ketika anak tidak mendapatkan zat besi sesuai jumlah yang dibutuhkannya, terdapat risiko performa kognitif, fokus, konsentrasi yang lebih rendah karena defisiensi zat besi.
Dalam penelitian tahun 2011 disebutkan bahwa kekurangan besi pada masa kanak-kanak berpotensi menyebabkan berkurangnya kecepatan berpikir dan belajar serta memori.
Risiko ini dapat dialami bukan hanya karena kandungan zat besi dalam sayuran yang lebih rendah.
Beberapa jenis tumbuhan, contohnya kacang-kacangan, tinggi akan fitat yang menghambat penyerapan mineral -- salah satunya adalah zat besi.
Artikel lainnya: Vegetarian dan Vegan, Apa Bedanya?
3. Anemia
Zat besi dan vitamin B12 adalah mineral dan vitamin yang lebih tinggi kadarnya pada bahan makanan hewani. Kedua zat gizi ini sangat vital terhadap proses pembuatan sel darah merah.
Ketika kebutuhan atas kedua zat nutrisi ini tidak terpenuhi dan terjadi anemia, berbagai keluhan dapat dirasakan oleh anak-anak. Misalnya cepat lelah, lemas, pucat, dan sulit berkonsentrasi.
4. Kekurangan Asupan Asam Lemak Esensial
Omega-3 dan omega-6 adalah dua bentuk asam lemak tidak jenuh yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak anak.
Keduanya terkandung lebih besar pada makanan yang berasal dari hewani (terutama ikan), meskipun ada juga sumber makanan nabati yang mengandung asam lemak esensial ini.
Dalam suatu studi, tanpa suplementasi yang tepat, seorang anak vegetarian berisiko besar untuk kekurangan asupan eicosapentaenoic acid (EPA) atau docosahexaenoic acid (DHA), dua jenis asam lemak omega-3 yang penting.
DHA penting untuk pertumbuhan otak dan retina mata, terutama pada usia 2 tahun pertama. Kekurangan DHA dan EPA berkaitan dengan gangguan neurokognitif seperti ADHD, disleksia, dan dispraksi.
Artikel lainnya: Jenis-Jenis Diet Vegetarian yang Perlu Anda Tahu
5. Defisiensi Vitamin B12
Salah satu dampak kesehatan yang bisa saja terjadi pada anak vegetarian adalah defisiensi vitamin B12.
Vitamin B12 adalah jenis vitamin yang hanya bisa diperoleh dari makanan hewani, seperti daging sapi, ayam, ikan, telur, dan produk susu. Vitamin B2 tidak dapat diperoleh dari sumber makanan nabati, kecuali makanan yang sudah difortifikasi.
Selain dapat memicu anemia, defisiensi B12 juga bisa menyebabkan dampak kesehatan lain pada tubuh.
Dalam penelitian oleh Graham, Arvela dan Wise tahun 1992 disebutkan bahwa defisiensi B12 pada masa kanak-kanak berisiko menyebabkan gangguan kognitif, kelemahan otot, kelelahan, kerusakan saraf, dan gagal tumbuh.
6. Defisiensi Mineral Zink
Zink merupakan mineral yang lebih banyak terkandung pada sumber makanan hewani. Karena itu, seorang anak vegetarian memiliki risiko mengalami defisiensi mineral zink.
Zink memiliki banyak peran di tubuh. Dalam masa kanak-kanak, kekurangan zink bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan, hipogonadisme pada pria, gangguan pertumbuhan saraf, dan lain-lain.
Demikian dampak kesehatan yang bisa saja terjadi pada anak yang menjalani pola makan vegetarian.
Tentu saja risiko di atas bisa dicegah dan diminimalkan. Salah satunya dengan monitor ketat asupan nutrisi anak hingga pemberian suplementasi yang terkontrol.
Jangan lupa untuk berkonsultasi pada dokter bila Anda berencana menerapkan pola makan vegetarian pada anak.
Apabila memiliki pertanyaan lain seputar pola makan vegetarian pada anak, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[RS]