Lemak nabati dan lemak hewani, adalah sumber tenaga dengan kalori yang padat. Hampir seluruh makanan mengandung lemak, baik yang bersumber dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Sama halnya dengan makanan, tubuh Anda juga menyimpan lemak, yakni berada di sela-sela sel otot ataupun terkumpul dalam jaringan lemak, sama dengan lemak hewani.
Lemak berfungsi sebagai cadangan energi dalam tubuh. Namun bila ditinjau dari fungsinya, lemak dalam tubuh dibedakan atas lemak cadangan dan lemak struktur. Sementara itu, lemak cadangan merupakan tempat penyimpanan energi.
Berdasarkan kategorinya, lemak terbagi menjadi beberapa macam, seperti lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Lemak jenuh bersifat tidak menguntungkan bagi tubuh, yakni membuat darah lengket pada dinding pembuluh darah dan menyebabkan terjadinya penggumpalan atau penyumbatan. Sementara itu, lemak tidak jenuh tunggal mempunyai sifat netral, tidak terlalu jahat, tetapi juga tidak terlalu menguntungkan.
Sesungguhnya, lemak sangat diperlukan oleh tubuh karena mampu melarutkan vitamin. Dengan larutnya vitamin dalam lemak, vitamin dapat diserap oleh tubuh. Namun jika Anda terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung lemak, dapat berpotensi meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung serta kegemukan atau obesitas. Kondisi ini dapat membuat Anda rentan terkena komplikasi ragam penyakit lainnya.
Kandungan yang berbeda
Pada sebuah sesi konferensi American Heart Association di New Orleans, Amerika Serikat, sebuah penelitian memaparkan tentang perbandingan antara dua sumber yang berbeda. Katanya, lemak nabati lebih baik daripada lemak hewani karena mengandung lemak tak jenuh tunggal yang lebih sedikit.
Peneliti menyampaikan bahwa lemak dalam bahan makanan nabati, seperti yang ditemukan dalam minyak sayur, alpukat, kacang dan biji, dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah dari penyakit jantung dan lainnya.
Sementara itu, lemak berbasis hewan seperti pada daging, susu dan telur, dikaitkan dengan risiko penyakit yang lebih tinggi.
"Kami telah mengamati peran menguntungkan lemak yang terdapat dalam bahan makanan berbasis nabati," kata Marta Guasch-Ferre, peneliti dari Departemen Nutrisi Harvard T.H. Chan School of Public Health. Ia membuat studi ini bersama peneliti lainnya, yakni Geng Zong dan Qi Sun.
Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan selama bertahun-tahun, orang yang mengonsumsi lemak nabati memiliki risiko kematian 16 persen lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang memiliki asupan lebih rendah. Sementara itu, mereka yang mengonsumsi banyak lemak hewani punya risiko kematian 21 persen lebih tinggi.
Lebih lanjut, Guasch-Ferre menjelaskan bahwa lemak nabati dan hewan memiliki perbedaan yang cukup kentara, khususnya berpusat pada kandungan lemak tak jenuh. Sumber tanaman lemak tak jenuh tunggal biasanya kaya akan vitamin, dan polifenol. Di sisi lain, sumber lemak hewani cenderung memiki kadar lemak jenuh dan kolesterol yang lebih tinggi.
Imbangi asupan lemak ke tubuh
Guna menciptakan tubuh yang sehat, Anda harus memilih asupan lemak yang baik dan menghindari peningkatan lemak jenuh di dalamnya. Lemak tak jenuh harus Anda hindari karena menjadi penyebab utama terjadinya penggumpalan serta penyumbatan darah.
“Sehat akan terasa sangat mahal ketika Anda sakit. Karena itu, sayangilah tubuh Anda dengan menjaga pola makan sehari-hari. Jangan lupa untuk rutin berolahraga, agar penumpukan lemak di dalam darah bisa berkurang,” ujar dr. Dyah Novita Anggraini, dari Klikdokter, menjelaskan tentang cara mengimbangi asupan lemak.
Baik lemak nabati maupun lemak hewani, Anda harus mengontrol asupan lemak dari dua sumber yang berbeda tersebut. Jangan sampai efek buruk lemak memengaruhi kualitas kesehatan Anda.
[NP/ RVS]