Petai atau secara ilmiah disebut Parkia speciosa adalah salah satu makanan yang populer di masyarakat Indonesia. Biji-bijian berbau khas ini sering dikonsumsi bersama dengan makanan utama sebagai penambah cita rasa. Sayangnya, kenikmatan petai tak dapat dicicipi oleh penderita asam urat. Pasalnya, konsumsi petai disebut-sebut dapat memperburuk kondisi asam urat. Benarkah?
Kondisi asam urat tinggi
Penyakit asam urat atau gout merupakan kondisi kadar asam urat dalam darah lebih tinggi dari batas normal. Hal tersebut terjadi karena tubuh menghasilkan asam urat dalam jumlah banyak atau akibat tubuh tidak dapat mengeluarkan asam urat tersebut.
Ada banyak faktor yang memicu kondisi tersebut. Misalnya, makanan, pola hidup yang kurang aktivitas fisik; serta kondisi tertentu seperti kegemukan (obesitas) dan gangguan ginjal.
Asam urat yang berlebihan tersebut beredar dalam darah dan dapat menumpuk di sendi-sendi. Paling rentan terkena adalah sendi-sendi kecil seperti ibu jari kaki, pergelangan tangan atau kaki.
Tumpukan asam urat akhirnya menimbulkan gejala seperti nyeri sendi, sendi tampak kemerahan, dan terasa hangat. Ada kalanya, gejala tersebut terjadi tiba-tiba dan sangat menyiksa sehingga sering disebut serangan gout (gout attack). Bila hal ini dibiarkan, asam urat akan tertumpuk dan membentuk benjolan keras yang disebut tofus.
Asam urat dan petai
Asam urat erat kaitannya dengan makanan, terutama yang mengandung purin. Sebenarnya, purin ada dalam hampir semua makanan dengan kadar tertentu. Namun, ada beberapa jenis makanan yang tinggi purin.
Misalnya, bahan makanan yang berasal dari tumbuhan, seperti asparagus, kacang polong, jamur, kembang kol, kacang merah, dan petai. Adapun dari sumber hewani, seperti ikan, jeroan, daging sapi, dan daging bebek. Makanan tinggi purin dapat mencetuskan gejala asam urat sehingga para penderita penyakit ini wajib menghindarinya.
Meski demikian, bukti ilmiah menyatakan hal yang lain. Penelitian menunjukkan bahwa makanan tinggi purin yang berasal dari tumbuhan dan biji-bijian, seperti petai, tidak terbukti memperburuk gejala asam urat.
Makanan tinggi purin yang berasal dari tumbuhan jarang menimbulkan serangan gout dibandingkan yang berasal dari sumber hewani. Mereka yang mengonsumsi makanan hewani yang tinggi purin justru lebih tinggi risikonya untuk mengalami gout.
Sumber nabati yang tinggi purin malah mampu mencegah asam urat semakin meningkat. Sayuran dan biji-bijian, seperti petai, malah mengandung serat yang dapat mengikat asam lemak jenuh dan secara tidak langsung mengurangi frekuensi serangan gout.
Meski boleh, jangan berlebihan
Kendati demikian, bukan berarti Anda boleh mengonsumsi petai secara berlebihan tanpa takut akan serangan asam urat. Sebagai pelengkap makanan, Anda boleh makan petai beberapa kali dalam seminggu.
Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit asam urat atau sudah terbentuk tofus di sendi, Anda tetap perlu membatasi makanan tinggi purin, terutama yang berasal dari hewani. Sebaiknya, Anda berkonsultasi dengan dokter mengenai kadar asam urat Anda dan pengobatan yang tepat sesuai anjuran dokter. Apabila kondisi asam urat Anda cukup stabil, Anda tetap dapat menikmati petai.
Penderita asam urat bukan berarti sama sekali tidak boleh konsumsi petai. Selama jumlahnya tidak berlebihan dan tidak terlalu sering, Anda tetap dapat menikmati petai. Di samping itu, Anda berkonsultasilah dengan dokter mengenai penyakit asam urat Anda dan mencari tahu pantangan untuk makanan harian.
[HNS/RPA]