Diet dan Nutrisi

Berat Badan Tiba-Tiba Melonjak, Ini 6 Penyebabnya

Bobby Agung Prasetyo, 28 Jul 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Ada beberapa penyebab berat badan tiba-tiba melonjak. Ketahui enam penyebabnya di sini.

Berat Badan Tiba-Tiba Melonjak, Ini 6 Penyebabnya

Ketika berat badan naik, biasanya yang dianggap sebagai biang kerok adalah pola makan. Namun, jika berat badan tiba-tiba melonjak, pola makan bukanlah satu-satunya penyebab. Lalu apa penyebabnya?

Pada dasarnya, seseorang akan memiliki berat badan yang normal jika dia menjalankan aktivitas sehari-hari dengan seimbang. Bahkan, meski sudah diet sehat dan rutin berolahraga, lonjakan berat badan secara tiba-tiba ini tetap bisa terjadi.

Jika ini terjadi atau Anda pernah mengalaminya, jangan langsung panik. Dikumpulkan dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa penyebab yang mungkin mendasari berat badan Anda tiba-tiba melonjak.

  1. Kenaikan massa otot

Jika berat badan naik secara tiba-tiba saat Anda sedang mengikuti program latihan fisik tertentu dengan intensitas berat, bisa jadi penyebabnya adalah kenaikan massa otot. Kondisi massa otot sifatnya lebih padat dibandingkan dengan lemak.

Satu kilogram otot dan satu kilogram lemak pada dasarnya memiliki bobot yang sama. Namun, otot secara alami lebih padat dan berserat, sehingga otomatis membutuhkan lebih sedikit ruang dibanding lemak.

“Ada kemungkinan seseorang yang bugar dan ramping memiliki berat yang sama dengan orang lain (yang tidak berolahraga). Ini karena adanya perbedaan dalam komposisi tubuh,” kata ahli gizi Robbie Clarke kepada Huffington Post Australia.

Jika ini adalah penyebab kenaikan berat badan secara tiba-tiba yang Anda alami, jangan langsung menghentikan kebiasaan sehat tersebut karena ini adalah sesuatu yang positif. Percayalah, ada banyak sekali penelitian yang membuktikan bahwa olahraga yang dilakukan secara rutin dapat memberikan jutaan manfaat baik untuk tubuh.

  1. Wanita yang sedang haid

Khusus untuk para wanita, berat badan cenderung mengalami fluktuasi akibat perubahan hormonal karena ovulasi dan menstruasi, yang berkontribusi pada terjadinya retensi cairan dan kenaikan berat badan. Kondisi ini bisa terjadi beberapa kali dalam sebulan.

“Saat menjelang menstruasi terjadi perubahan hormonal, utamanya adalah hormon estrogen dan progesteron. Ketika tidak terjadi pembuahan, hormon progesteron akan menurun kadarnya, sehingga dinding rahim pun luruh dan terjadi menstruasi. Selain itu, turunnya kadar progesteron ini menyebabkan tubuh menahan air sehingga bobot tubuh akan naik. Akan tetapi, hal ini biasanya akan kembali normal setelah menstruasi selesai,” dr. Sepriani Timurtini Limbong kepada KlikDokter.

Bahkan, ada pula wanita yang berat badannya bisa naik hingga 4 kg saat periode pramenstruasi dan ovulasi. Jika ini terjadi, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter untuk mengecek keseimbangan hormon.

  1. Baru saja makan atau minum

Baru minum satu liter air? Ya, ini setara dengan 1 kg berat badan, dan ini juga berlaku pada makanan yang baru Anda makan. Kondisi ini dapat menyebabkan fluktuasi berat badan yang bergantung pada seberapa banyak makanan atau minuman yang baru Anda lahap. Namun, jangan khawatir karena kenaikan ini sifatnya sementara.

Diet tinggi garam

Jika pola makan Anda banyak didominasi oleh makanan asin, ini dapat menimbulkan retensi air yang dapat memengaruhi angka timbangan. Mengenai hal ini, dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter turut menjelaskan.

“Salah satu sifat garam adalah menahan air di dalam tubuh. Jika Anda mengonsumsi makanan asin dalam jumlah banyak dan tidak disertai dengan olahraga yang cukup di hari yang sama, maka peningkatan berat badan sangat mungkin terjadi. Hal ini disebabkan oleh retensi air (akumulasi cairan dalam tubuh). Jika kondisi ini berlebihan dapat mengakibatkan pembengkakan di daerah perut, kaki, tumit, dan wajah,” paparnya.

Adanya penyakit tertentu

Ada beberapa penyakit yang dapat meningkatkan berat badan seperti hipotiroidisme dan sindrom Cushing.

“Penyakit hipotiroidisme memiliki gejala meningkatnya berat badan yang disertai pembengkakan di sekitar leher, sedangkan sindrom Cushing disebabkan oleh meningkatnya hormon kortisol dalam jangka waktu yang lama. Orang yang menderita obesitas, diabetes mellitus, dan hipertensi akan memilki peningkatan risiko terhadap sindrom Cushing,” kata dr. Dyah.

Pengobatan diabetes mellitus

Biasanya, penderita diabetes mellitus yang sedang terapi suntik insulin untuk mengontrol gula darah dapat mengalami kenaikan berat badan secara tiba-tiba, meski asupan makanan diatur dengan baik. Ini karena hormon insulin yang disuntikkan ke tubuh dapat memengaruhi nafsu makan dan jumlah pengaturan jumlah lemak di tubuh.

Selain enam penyebab di atas, masih ada penyebab berat badan tiba-tiba melonjak, seperti konsumsi pemanis buatan, kurang tidur, mengalami stres dan depresi, penggunaan obat-obatan tertentu seperti steroid, dan masih banyak lagi. Selama kenaikan ini bersifat sementara, tak perlu terlalu khawatir. Namun, jika kenaikan berat badan terus berlanjut atau disertai berbagai keluhan yang tidak biasa, lebih baik segera kunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan.

[RN/ RVS]

diabetes mellitus
Menstruasi
Berat Badan
suntik insulin
Massa Otot
Ovulasi
Haid
diet tinggi garam
Sindrom Cushing
Hipotiroidisme