Diet dan Nutrisi

Brown Sugar dan Gula Putih, Mana yang Lebih Sehat?

dr. Theresia Rina Yunita, 02 Jul 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gula sering dimanfaatkan sebagai pemanis untuk makanan atau minuman. Tapi di antara brown sugar dan gula putih mana yang lebih sehat?

Brown Sugar dan Gula Putih, Mana yang Lebih Sehat?

Salah satu bumbu atau bahan tambahan yang paling sering digunakan ke dalam makanan atau minuman adalah gula. Jenis yang paling banyak dipakai adalah gula putih dan brown sugar.

Penggunaan keduanya sebagai pemanis untuk makanan dan miuman pun sangat bervariasi. Lalu dari sudut pandang kesehatan, manakah di antara keduanya yang lebih sehat?

Gula putih

Jenis gula ini biasa dikenal sebagai gula pasir. Gula putih ini sangat umum dipakai sebagai campuran pemanis makanan, minuman, atau untuk membuat kue. Bisa dibilang hampir semua dapur rumah tangga menggunakan jenis gula ini.

Gula putih ini berasal dari tebu alami dan melalui berbagai proses, hingga menghasilkan butiran gula berbentuk pasir. Kalori 1 sendok teh gula pasir adalah 15 kalori.

Brown sugar

Brown sugar adalah gula putih yang ditambahkan molase dari proses pemurnian gula. Sama seperti gula pasir, brown sugar juga berasal dari tebu alami. Yang membedakannya adalah, proses pengolahannya tidak sebanyak white sugar.

Rasa manis pada brown sugar berasal dari molase atau tetesan tebu. Inilah yang menjadikan brown sugar lebih kaya akan mineral. Jenis gula ini dipercaya memiliki tingkat kemanisan yang lebih rendah, sehingga dianggap lebih sehat. Jumlah kalori dalam 1 sendok tehnya adalah 16 kalori.

Berdasarkan uraian singkat di atas, jumlah kalori antara keduanya hampir sama. Sehingga, jika dikonsumsi secara berlebihan, keduanya tetap akan berdampak buruk bagi kesehatan.

Artikel Lainnya: 12 Manfaat Sehat Gula Merah yang Jarang Diketahui

Lebih baik pilih yang mana?

Mana yang lebih baik keduanya sebetulnya bergantung pada preferensi personal, seperti rasa dan warna. Bukan dari kandungan nutrisinya.

Meskipun brown sugar mengandung lebih banyak mineral ketimbang gula putih, tetapi jumlah mineral ini sangat kecil sehingga tak memberikan manfaat signifikan terhadap kesehatan.

Berdasarkan American Hearts Association, kebutuhan gula tidak disarankan melebihi 150 kkal/hari (9 sendok teh) untuk pria, sedangkan untuk wanita adalah 100 kkal/hari (6 sendok teh) untuk wanita. Anjuran dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sedikit berbeda, yaitu 200 kkal atau setara dengan 4 sendok makan per hari pada pria maupun wanita.

1 dari 1

Efek buruk terlalu banyak konsumsi gula

Anjuran berapa jumlah gula yang boleh dikonsumsi sepatutnya diikuti oleh masyarakat. Sebab mengonsumsi gula terlalu banyak rentan memicu sejumlah penyakit yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Beberapa kondisi yang bisa terjadi akibat terlalu banyak mengonsumsi gula adalah sebagai berikut:

  • Kenaikan berat badan hingga obesitas. Makanan dan minuman manis tinggi akan gula dan kalori, sehingga konsumsinya yang terlalu banyak bisa bikin berat badan melonjak.
  • Meningkatkan risiko diabetes melitus. Jika penyakit ini tidak ditangani dengan benar bisa memunculkan komplikasi seperti penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, hingga kebutaan.
  • Meningkatkan tekanan darah tinggi. Jika tak terkontrol, penderitanya terancam mengalami penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
  • Risiko penyakit jantung meningkat. Menurut beragam studi orang-orang yang mengonsumsi 25 persen gula lebih banyak dari yang dianjurkan ternyata berisiko dua kali lipat lebih tinggi untuk meninggal dunia akibat penyakit jantung.
  • Risiko Alzheimer juga meningkat. Penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang mengonsumsi terlalu banyak gula memiliki risiko mengalami gangguan memori dan penyakit Alzheimer yang lebih tinggi.
  • Kolesterol naik. Hal ini terjadi karena kelebihan gula yang dibutuhkan oleh tubuh akan diubah menjadi lemak.
  • Wajah jadi berjerawat. Makanan manis memiliki indeks glikemik tinggi, yang terbukti memengaruhi hormon. Terutama pada wanita, hal ini dapat mengakibatkan timbulnya jerawat.
  • Gigi berlubang dan radang gusi juga bisa terjadi jika terjadi apabila Anda terlalu banyak mengonsumsi gula.
  • Penuaan dini. Penelitian membuktikan bahwa asupan gula yang terlalu banyak dapat membuat kulit kusam, kendur, dan keriput lebih cepat. Hal ini karena gula dapat menempel pada protein-protein di kulit seperti kolagen dan elastin, mempercepat kerusakannya, serta menurunkan kadar antioksidan dalam tubuh.
  • Kanker. Mengurangi jumlah konsumsi gula dapat menurunkan risiko seseorang menderita berbagai macam kanker, salah satunya adalah kanker pankreas.

Brown sugar dan gula putih adalah jenis gula yang paling sering digunakan. Meski diproduksi secara berbeda, yang menjadikan rasa, warna, serta penggunaannya dalam proses memasak berbeda, pengolahan brown sugar tidak sebanyak white sugar dan ada penambahan molase. Mana yang lebih sehat?

Secara nutrisi, keduanya hampir sama. Brown sugar diketahui mengandung lebih banyak mineral, tetapi kandungannya ini sangat sedikit sehingga tidak memberikan manfaat kesehatan apa pun. Faktanya, baik brown sugar maupun gula putih, konsumsi keduanya harus dibatasi demi kesehatan yang lebih baik.

(RN/ RVS)

Penuaan Dini
gula putih
Kalori
gula
Diabetes
Brown Sugar
Molase
Kolesterol Tinggi
Obesitas
Hipertensi
radang gusi
Dampak Buruk Gula
Gigi berlubang