Ketika mendengar istilah alkohol, pikiran Anda mungkin akan langsung tertuju pada minuman. Hal itu memang benar, tapi tidak sepenuhnya. Pasalnya, alkohol juga bisa ditemukan dalam makanan. Ya, makanan beralkohol, pernah dengar?
Perlu digaris bawahi, yang dimaksud di sini adalah makanan yang dapat berubah menjadi senyawa alkohol apabila diproses melalui fermentasi. Tentu saja, beberapa makanan tersebut masih tetap aman asalkan dikonsumsi dalam jumlah sesuai.
Berbagai Makanan Penghasil Alkohol
Apa saja makanan penghasil alkohol yang diproses melalui fermentasi? Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
Kentang
Di dalam kentang terdapat senyawa kanji. Dengan tambahan enzim, kanji dapat berubah menjadi gula dan alkohol. Karenanya, kentang masuk dalam daftar makanan yang mengandung alkohol.
Hal itu pun kemudian dikonfirmasi oleh seorang bangsawan, ilmuwan, dan ahli agronomi asal Swedia yang berhasil menemukan fakta bahwa alkohol dan tepung dapat dihasilkan dari kentang. Itu sebabnya, kentang sering digunakan sebagai bahan untuk membuat vodka dan schnapps.
Artikel Lainnya: Tingkat Alkohol dan Tembaga dalam Tubuh
-
Apel
Apel sering digunakan untuk membuat sari buah. Namun, dengan proses fermentasi yang sedikit lebih lama, sari buah tersebut dapat berubah menjadi cuka apel.
Ada dua jenis apel, yaitu cuka apel yang terbuat dari fermentasi sari apel dan cuka apel yang terbuat dari sari apel beralkohol. Kadar alkohol dalam cuka apel bisa mencapai 5,85%.
-
Anggur
Buah yang satu ini merupakan bahan makanan yang paling umum digunakan untuk memproduksi alkohol. Anggur yang dijadikan minuman termasuk dalam kadar alkohol rendah, sama halnya dengan bir. Beberapa jenis minuman anggur yang mengandung alkohol, misalnya red wine, white wine, rose wine, sparkling wine, sweet wine, dan fortified wine.
-
Beras
Siapa sangka bahwa beras yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia juga termasuk sebagai makanan beralkohol. Bila difermentasi, beras dapat menjadi sake. Ini adalah sebuah minuman alkohol tradisional asal Jepang, yang sudah dikenal sejak abad ke delapan.
Artikel Lainnya: 4 Dampak Fatal Minum Alkohol bagi Wanita Hamil
-
Tape
Tape berasal dari beras ketan atau singkong. Dalam proses pembuatannya, beras atau singkong tersebut mengalami fermentasi sehingga menghasilkan alkohol meskipun bahan dasarnya tidak mengandung alkohol.
-
Ekstrak Vanila
Tahukah Anda mengapa saat memakai ekstrak vanila hanya dianjurkan beberapa tetes saja? Salah satu alasannya adalah karena ekstrak vanila dapat mengandung sejumlah alkohol di dalamnya.
Hal itu terjadi karena ekstrak vanila merupakan hasil rendaman biji vanila organik dengan alkohol. Hal ini utamanya terdapat pada pada ekstrak vanila yang diimpor. Sementara itu, perasa vanilla yang beredar di Indonesia umumnya bebas alkohol.
-
Cuka
Cuka sering digunakan untuk menambah asam pada makanan dan memberikan cita rasa tersendiri dalam masakan. Namun, cuka termasuk makanan yang mengandung alkohol sekitar 0,3% sampai 0,4%. Karena itu, sebaiknya Anda membatasi penggunaan cuka, terutama bila memang menghindari asupan mengandung alkohol.
Artikel Lainnya: Agar Hangover Tak Parah, Ini Makanan Dikonsumsi Sebelum Minum Alkohol
Aneka Saus
Saus yang juga kerap digunakan dalam masakan, seperti saus teriyaki atau saus barbeque, juga mungkin mengandung alkohol meski dalam kadar yang sangat rendah.
Untuk itu, sebaiknya Anda selalu memeriksa label pada kemasan untuk melihat apakah ada kandungan alkohol atau tidak pada saus yang hendak digunakan dalam masakan.
Beberapa jenis makanan di atas memang mengandung alkohol. Akan tetapi, jumlah alkohol di dalamnya pun terbilang rendah dan tidak akan membuat mabuk atau ketagihan.
Jika memang Anda sama sekali ingin terhindar dari minuman atau makanan beralkohol, ada baiknya selalu memeriksa label pada kemasan produk yang dibeli.
Perhatikan pula cara memasak dan mengolah makanan-makanan tersebut agar tidak terjadi fermentasi yang menghasilkan alkohol.
Jika Anda masih penasaran mengenai alkohol dalam makanan, atau ingin tahu lebih lanjut makanan beralkohol lainnya, jangan sungkan untuk ngobrol langsung dengan dokter melalui LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)