Apakah Anda mengetahui tentang tradisi mengunyah daun sirih? Tradisi yang umumnya dilakukan oleh orang dewasa hingga usia lanjut ini masih dilestarikan di banyak daerah di Indonesia. Disebutkan bahwa daun sirih bermanfaat sebagai ‘penyegar mulut’, khususnya setelah makan.
Tidak hanya di Indonesia, ternyata mengunyah daun sirih juga telah menjadi tradisi lintas negara-negara di Asia Tenggara, bahkan hingga India, Myanmar, Nepal, dan Sri Lanka.
Tidak hanya akrab sebagai bahan kunyahan, daun sirih juga tenar untuk digunakan sebagai terapi pengobatan tradisional, salah satunya sebagai komposisi bahan pembersih alami. Tidak tanggung-tanggung, bahkan sabun pembersih yang dikemas modern juga ada yang memasukkan sirih sebagai komponen utamanya. Selain itu, sejak dahulu daun sirih juga sering dioleskan pada area luka untuk mempercepat penyembuhan.
Sepertinya, daun sirih merupakan tumbuhan yang telah lama dikenal manfaatnya, bahkan oleh penduduk tradisional yang kurang terjamah teknologi sekalipun. Bagaimana pandangan medis terhadap kegunaan daun sirih ini? Ternyata, penelitian telah membuktikan bahwa daun sirih memang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit!
Daun sirih, dengan nama ilmiah Piper betle L, merupakan tumbuhan dari famili Piperacea yang sudah lama digunakan, khususnya oleh masyarakat Asia. Tumbuhan yang membutuhkan lingkungan hangat dan kelembapan baik ini masih satu keluarga dengan lada dan merica. Diketahui bahwa daun sirih memiliki kandungan karbohidrat, protein, polifenol, flavonoid, alkaloid, dan etanol.
Penelitian ilmiah kedokteran telah membuktikan bahwa daun sirih memiliki kandungan yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri. Pada penelitian yang dilakukan Datta A .dkk, diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol dari daun sirih mampu menghambat bakteri penyebab penyakit pada manusia, baik yang bersifat bakteri gram negatif, maupun bakteri gram positif. Ekstrak daun sirih ini memiliki aktivitas pemakan kuman yang kuat, sehingga dapat dikatakan bahwa daun sirih terbukti memiliki aktivitas antimikroba. Pada penelitian yang sama, ekstrak etanol pada daun sirih juga mampu menghambat pertumbuhan bakteri dalam 6 jam.
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Ghanwate NA, ditemukan bahwa mengunyah daun sirih setelah makan dapat mengurangi populasi kuman dalam mulut, di mana kuman-kuman tersebut sangat berperan dalam menyebabkan terjadinya lubang pada gigi dan bau mulut. Penelitian ini membuktikan alasan di balik bertahannya tradisi mengunyah daun sirih di banyak daerah. Selain itu, penelitian yang sama juga memberikan hasil bahwa ekstrak daun sirih dapat menghambat pertumbuhan beberapa bakteri penyebab penyakit usus.
Setelah melihat ulasan di atas, daun sirih tampak begitu meyakinkan untuk menunjang kesehatan sehari-hari. Tidak mengherankan jika tumbuhan ini begitu dekat dengan kehidupan manusia, bahkan sejak zaman dahulu kala.
Namun demikian, walaupun efek penghambatan pertumbuhan kuman pada daun sirih memang telah terbukti, namun penelitian lanjutan seputar dosis pemakaian, lama pemakaian yang disarankan, masih harus dilakukan terlebih dahulu sebelum penggunaan ekstrak daun sirih ini dilibatkan dalam dunia medis.
Oleh karena itu, tetap direkomendasikan bahwa pada penyakit-penyakit infeksi kuman yang berat, obat-obatan medis masih harus dijadikan pedoman utama demi memastikan kesembuhan penderita penyakit infeksi tersebut.