Bagi pasangan yang belum memiliki anak, terkadang mereka harus menempuh prosedur medis yang mahal agar bisa cepat hamil. Belum lagi dengan konsumsi obat cepat hamil yang mungkin bikin tak nyaman. Namun, sekarang ada cara yang lebih alami untuk memperbaiki kesuburan, yakni dengan diet. Bukan sembarang diet, melainkan diet fertilitas.
Diet fertilitas dikembangkan oleh Jorge E. Chavarro, MD, dan Walter C. Willett, MD, dari Harvard School of Public Health. Mereka mengatakan bahwa diet ini dapat meningkatkan kesuburan para wanita dengan gangguan ovulasi seperti polycystic ovary syndrome (PCOS). Bahkan untuk mereka yang tidak berencana hamil, diet ini tetap sehat untuk dijalani. Satu perbedaan antara diet fertilitas dan diet pada umumnya adalah jumlah asam folat yang direkomendasikan.
Jika Anda ingin mencoba diet fertilitas, usia harus dipertimbangkan. Contohnya, bila seorang wanita 26 tahun belum mengandung setelah 3 tahun menikah dengan kebiasaan makan yang tidak sehat sejak kuliah dan mengalami pertambahan berat badan sebanyak 10 kg, dokter akan menyarankan diet fertilitas terlebih dahulu sebelum mencoba bayi tabung. Namun, diet fertilitas selama setahun mungkin bukanlah opsi untuk wanita berusia 40 tahun yang belum pernah mengandung.
Aturan diet fertilitas
Secara khusus, diet fertilitas menganjurkan konsumsi makanan yang kaya lemak sehat, biji-bijian, dan protein nabati untuk meningkatkan pasokan telur dan mempercepat kehamilan. Di sisi lain, menurut Chavarro dan Willett, mengonsumsi banyak lemak jenuh, karbohidrat olahan, soda bergula, dan daging merah berhubungan dengan berkurangnya pasokan telur.
Berikut rekomendasi lengkap Chavarro dan Willett bagi wanita yang ingin meningkatkan kesuburannya:
- Hindari lemak trans karena dapat menyumbat pembuluh darah arteri. Lemak trans sering ditemukan pada makanan cepat saji serta makanan kemasan.
- Gunakan minyak sayuran tak jenuh, seperti zaitun atau kanola.
- Perbanyak konsumsi protein nabati dan kurangi protein hewani.
- Pilih sumber karbohidrat yang memiliki efek lebih lambat dan rendah terhadap kadar gula darah dibandingkan karbohidrat yang cepat dicerna.
- Konsumsi segelas susu whole milk atau semangkuk kecil es krim atau yoghurt full-fat setiap hari.
- Konsumsi multivitamin yang mengandung asam folat serta vitamin B.
- Dapatkan zat besi dari buah, sayuran, kacang-kacangan, serta vitamin. Kurangi asupan daging merah.
- Perhatikan kecukupan cairan per hari. Air putih merupakan cairan terbaik, sedangkan kopi, teh, dan alkohol boleh dikonsumsi dalam jumlah sedang. Hindari soda yang mengandung kadar gula tinggi.
- Jika berat badan Anda berlebih, kurangi berat badan sebanyak 5-10% dari berat badan asal dapat mempermudah terjadinya pembuahan.
- Jika Anda tidak aktif secara fisik, mulailah untuk berolahraga dengan teratur. Bila Anda sudah rutin berolahraga, tingkatkan kebugaran Anda dengan lebih giat lagi. Tapi jangan berlebihan dalam melakukan olahraga, terutama jika Anda sudah memiliki massa otot yang baik tanpa lemak berlebih. Terlalu banyak berolahraga dapat menunda pembuahan.
- Jika Anda merokok, berhentilah.
Chavarro dan Willett mengatakan bahwa diet fertilitas spesifik untuk wanita dengan keidaksuburan yang berhubungan dengan masa pembuahan. Tapi bukan untuk ketidaksuburan yang berkaitan dengan tuba falopi yang tertutup maupun produksi sperma yang rendah. Jika Anda memiliki masalah dalam organ reproduksi maupun yang terkait dengan rencana kehamilan, periksakan kesuburan Anda ke dokter kebidanan dan kandungan agar dapat diketahui penyebabnya.
[RS/ RVS]