Diet dan Nutrisi

Diet Yoyo, Ini Risikonya bagi Kesehatan

dr. Devia Irine Putri, 14 Mar 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Pernah mendengar istilah diet yoyo? Apa bahayanya untuk tubuh? Mari cari tahu di sini.

Diet Yoyo, Ini Risikonya bagi Kesehatan

Menjalani diet memang tak mudah. Anda mungkin pernah berhasil menurunkan berat badan, lalu karena kembali ke pola makan sebelumnya, berat badan naik lagi dalam hitungan minggu. Lalu Anda pun balik ke pola hidup serba sehat agar timbangan tidak menjulang. Kondisi ini disebut dengan diet yoyo atau “weight cycling”.

Sekilas, diet yoyo tampak tidak membahayakan. Padahal jika sering dilakukan, diet yoyo akan memberikan dampak yang tidak baik bagi tubuh. Berikut ini masalah kesehatan yang dapat terjadi bila berat badan naik-turun secara tak konsisten:

Hilangnya massa otot

Selama diet, tubuh akan kehilangan massa otot dan lemak tubuh. Karena lemak mudah didapat kembali ketimbang otot setelah diet, hal ini dapat menyebabkan Anda kehilangan lebih banyak otot seiring berjalannya waktu.

Efek tersebut dapat diminimalkan dengan berolahraga, seperti melakukan strength training (angkat beban). Berolahraga dapat membangun otot, bahkan ketika Anda sedang dalam program penurunan berat badan.

Artikel Lainnya: Stop Diet Yoyo Sekarang, Ini Alasannya

Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah

Penyakit jantung dan pembuluh darah disebut-sebut menjadi salah satu dampak negatif dari diet yoyo, meski sampai sekarang belum diketahui mekanismenya secara pasti. Berdasarkan penelitian pada tahun 2000 di Italia disebutkan bahwa risiko terkena hipertensi – faktor risiko penyakit jantung – juga berhubungan dengan diet yoyo.

Risiko diabetes

Diet yoyo dihubungkan dengan risiko terkena diabetes tipe 2 yang lebih tinggi. Meski begitu, tidak semua studi membuktikan hal tersebut.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 15 orang dewasa menunjukkan bahwa ketika partisipan mengalami kenaikan berat badan setelah 28 hari penurunan berat badan, sebagian besar lemak itu tersimpan di perut. Lemak perut lebih cenderung menyebabkan diabetes daripada lemak yang tersimpan di lokasi lain, seperti lengan, kaki, atau pinggul.

Masalah psikologi

Diet dianggap gagal jika berat badan yang diinginkan tidak tercapai atau tidak stabil. Tentunya hal ini akan semakin membuat Anda frustrasi. Pada beberapa keadaan, diet yang menunjukkan hasil tidak maksimal membuat seseorang merasa tidak puas dengan hidup yang dijalani.

Selain itu, diet yoyo dapat menyebabkan seseorang mengalami binge eating. Binge eating merupakan penyimpangan perilaku makan ketika seseorang makan dalam porsi besar dan tidak dapat berhenti. Apabila kondisi ini berlanjut, obesitas dapat mudah terjadi.

Diet yoyo memang tidak disarankan, karena biasanya penurunan berat badan dilakukan secara instan. Untuk mendapatkan berat badan yang ideal, lakukanlah pola makan yang baik. Diet yang sehat dan seimbang dapat meningkatkan kesehatan tubuh, mengurangi risiko diabetes mellitus maupun penyakit jantung, memperbaiki kualitas tidur, serta membenahi mood Anda.

Jadi, cobalah mengubah pola pikir tentang diet. Diet yang sehat tidak dapat dilakukan dengan cara instan, butuh proses dan kesabaran untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan. Olahraga dan mengatur pola makan merupakan kunci sukses memiliki berat badan ideal. Agar tak terus-menerus melakukan diet yoyo, bila perlu Anda bisa berkonsultasi kepada dokter gizi untuk membuat perencanaan asupan gizi dan pola makan.

[RS/ RVS]

diabetes mellitus
Pola Makan
Berat Badan
Diet
Kesehatan
psikologi.
diet yoyo
Penyakit Jantung