Fakta menyebutkan bahwa 60% tubuh Anda terdiri atas cairan. Ketika tubuh mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dalam jumlah yang cukup banyak, kondisi ini akan memengaruhi fungsi sel-sel tubuh.
Sedikit atau banyak, dehidrasi akan menimbulkan gejala dari yang ringan hingga berat bahkan dapat mengancam nyawa Anda. Lalu bagaimana mengatasi dehidrasi?
Saat ini ada berbagai iklan minuman isotonik yang seolah-olah mampu mengatasi dehidrasi secara efektif. Benarkah demikian?
Namun, sebelum Anda menentukan minuman isotonik apa yang efektif untuk mengatasi dehidrasi, kenali terlebih dahulu jenis-jenis dehidrasi di bawah ini:
1. Dehidrasi Isotonik
Dehidrasi isotonik merupakan dehidrasi dimana sejumlah cairan dan sodium tubuh hilang dalam jumlah yang seimbang. Pada kondisi ini, kadar sodium dalam cairan tubuh tidak terlalu pekat atau tidak terlalu encer.Dehidrasi tipe ini merupakan dehidrasi yang paling sering terjadi. Biasanya diakibatkan karena produksi keringat yang berlebih, muntah terus-menerus, diare dan perdarahan.
2. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi ini terjadi ketika pengeluaran air lebih banyak dibandingkan kehilangan sodium dalam tubuh. Akibatnya, kepekatan atau konsentrasi sodium dalam tubuh meningkat. Dehidrasi hipertonik ini paling sering terjadi pada anak, terutama bayi yang mengalami diare. Selain itu, dehidrasi tipe ini juga bisa disebabkan oleh heat stroke, gagal ginjal, penggunaan obat diuretik, buang air kecil berlebih dan hiperventilasi.
3. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi ini muncul ketika lebih banyak sodium yang dikeluarkan dari tubuh, akibatnya, konsentrasi sodium dalam tubuh lebih rendah dari normal. Kondisi ini bisa berujung pada edema otak yang sangat berbahaya. Dehidrasi jenis ini banyak terjadi pada masalah pencernaan, heat stroke, luka bakar, malnutrisi, dan beberapa kasus muntah serta diare. Jadi, cairan apa yang paling tepat untuk mengembalikan kondisi cairan tubuh? Jawabannya sangat bergantung pada tipe dehidrasi yang anda alami.Untuk tipe dehidrasi hipotonik sangat tepat mengonsumsi cairan isotonik yang mengandung banyak sodium. Pada dehidrasi isotonik, tentunya penggunaan cairan isotonik akan sia-sia, karena tubuh secara otomatis akan membuang kelebihan ion yang tidak digunakan. Berbeda dengan dehidrasi hipertonik yang jika diberikan cairan isotonik maka justru memberikan beban lebih pada kerja ginjal.
Nah, dengan mengenali ketiga jenis dehidrasi di atas, Anda bisa memilih minuman isotonik yang tepat. Pemilihan cairan yang tepat akan mengembalikan kondisi cairan tubuh Anda, bergantung pada jenis dehidrasi yang Anda alami.
[DA/ RVS]