Demam boba memang tengah melanda masyarakat, utamanya generasi milenial. Ini bisa dilihat dari panjangnya antrean gerai-gerai minuman boba di pusat perbelanjaan kota-kota besar. Namun, adakah efek sering dan gemar minum boba untuk kesehatan?
Bubble tea dan sejarahnya
Sejarah bubble tea atau disebut zhenzhu naicha di negeri asalnya—Taiwan—berawal pada tahun 1980-an. Ketika itu, seorang pegawai yang sedang bosan menghadiri rapat yang panjang menuangkan puding tapioka ke dalam minuman teh. Setelah dicoba, ternyata rasanya dinilai cukup enak!
Dari kejadian tersebut, dikembangkan minuman bubble tea, yakni teh berisi mutiara-mutiara kecil yang terbuat dari tapioka. Minuman ini lantas mulai populer di Asia pada 1990-an. Kepopuleran bubble tea atau boba semakin bertambah sejak merambah ke Eropa dan Amerika pada tahun 2000-an.
Kini, minuman boba telah menjamur di seluruh dunia dan menjadi salah satu minuman yang paling disukai orang dari berbagai kelompok usia, dari anak-anak hingga dewasa.
Menjadi minuman populer selama beberapa dekade belakangan, efek boba untuk kesehatan mulai diteliti. Salah satu yang menarik perhatian adalah laporan dari seorang peneliti di Jerman.
Peneliti menyatakan bahwa mutiara tapioka yang digunakan untuk membuat boba mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan kanker. Setelah itu, bisnis minuman boba pun terguncang karena sangat banyak orang berhenti mengonsumsinya.
Plus-minus minum bubble tea
Rupanya kekhawatiran tersebut menarik minat para peneliti untuk mencari tahu apakah benar boba dapat menimbulkan kanker. Serangkaian penelitian pun dilakukan untuk mencari tahu hal tersebut.
Hasilnya ditemukan bahwa ternyata boba tidak menyebabkan terjadinya kanker maupun gangguan kesehatan lainnya. Tapi, lagi-lagi masih ada pertanyaan: Apakah benar boba aman untuk dikonsumsi?
Teh secara umum diketahui mempunyai dampak baik pada kesehatan. Mengonsumsi teh dapat membantu mengurangi peradangan pada tubuh dan meningkatkan kerja dari sistem daya tahan tubuh. Menambahkan buah-buahan dalam minuman boba juga sangat membantu.
Buah-buahan mengandung berbagai vitamin yang dibutuhkan untuk mendukung fungsi tubuh. Contohnya, menambahkan mangga, stroberi, dan kiwi dapat memberikan tambahan vitamin C yang berperan penting dalam daya tahan tubuh.
Namun, hal tersebut hanya berlaku apabila yang ditambahkan adalah buah-buahan segar, bukan sirop manis dengan rasa buah.
Kafein pada teh atau kopi dan karbohidrat pada mutiara-mutiara tapioka juga memberikan tambahan energi. Jadi, minuman boba sangat cocok untuk diminum ketika sedang merasa kurang energi atau kurang semangat.
Tapioka —bahan utama pembuat mutiara boba— mengandung sejumlah zat yang bermanfaat bagi tubuh. Misalnya saja, serat, kalsium, dan asam folat. Selain itu, kadar kolesterol dan garam pada tapioka pun rendah, sehingga tidak membahayakan tubuh.
Sayangnya, bersama dengan keuntungan yang didapat dengan minum bubble tea, juga terdapat dampak buruk dari minuman ini terhadap kesehatan.
Kadar gula yang terdapat dalam beberapa campuran boba bisa menjadi sangat tinggi. Ini dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit, termasuk obesitas, diabetes, dan gangguan kesehatan lain.
Di samping itu, mutiara yang terbuat dari tapioka tersebut terutama mengandung karbohidrat. Meskipun dapat memberikan tambahan energi, bahan makan ini tidak memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Secangkir mutiara tersebut dapat mencapai lebih dari 500 kalori. Dengan menambahkan susu manis, kalori minuman boba bertambah sekitar 135 kalori lagi. Ketika dijumlahkan, total kalori dari minuman boba sering kali melebihi 500 kalori.
Hal ini jelas dapat meningkatkan risiko terjadinya peningkatan berat badan. Oleh karena itu, jika seseorang sering mengonsumsi boba, risiko obesitas pun meningkat.
Risiko peningkatan berat badan di balik kebiasaan minum boba memang meresahkan. Namun, bagi penggemar minuman ini tak perlu merasa sedih. Agar tak mendapatkan efek buruk bagi kesehatan, pilih minuman dengan kadar gula yang rendah, atau bahkan bebas gula. Hindari penambahan sirup manis rasa buah karena tidak memiliki nilai nutrisi. Jadi Anda masih dapat tetap minum boba, tapi jangan terlalu sering ya!
[HNS/ RH]