Beberapa hari terakhir, harga jengkol naik di pasaran. Melonjak dari Rp 40.000 menjadi sekitar Rp 50.000. Dilansir dari berbagai sumber, kenaikan tersebut disebabkan oleh kelangkaan pengiriman dari pasar induk. Penggemar jengkol perlu merogoh kocek lebih dalam demi makanan favorit mereka ini. Meski demikian, mereka belum tentu paham jika ditanya apa manfaat jengkol bagi kesehatan.
Bagi para penikmat jengkol sepertinya kenaikan harga tersebut tidak akan mengurangi minat mereka dalam membeli makanan berbau khas ini. Jika Anda salah satu penggemar jengkol, Anda perlu mengetahui manfaat jengkol bagi kesehatan. Agar saat Anda menikmati semur jengkol kesayangan Anda - yang mulai seharga semur daging - Anda bisa tersenyum lega, sebab jengkol pun bermanfaat bagi kesehatan.
1. Mengandung protein, antioksidan, dan vitamin
Bukan cuma kacang-kacangan yang menjadi sumber protein. Ternyata, jengkol juga mengandung protein yang cukup tinggi. Bahkan, kadar protein pada jengkol justru lebih tinggi ketimbang tempe. Jengkol mengandung 23,3 gram protein per 100 gram, sementara protein tempe hanya 18,3 gram per 100 gram.
Jengkol juga mengandung fosfor, kalsium, serta zat antioksidan, seperti alkaloid, saponin, flavonoid, dan tanin. Tak berhenti di situ, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C juga terdapat dalam jengkol. Dalam 100 gram buah jengkol, terdapat kandungan vitamin C sebanyak 80 miligram.
2. Dipercaya bisa mencegah penyakit kronis dan osteoporosis
Karena mengandung antioksidan serta fosfor dan kalsium, jengkol kerap dikaitkan dengan pencegahan penyakit kronis sekaligus osteoporosis. Antioksidan di dalam jengkol diyakini bisa membantu Anda dalam mencegah penyakit jantung, diabetes, dan gangguan metabolik. Bila Anda bukan penggemar susu, mengonsumsi jengkol dipercaya bisa membantu menguatkan tulang.
3. Dipercaya bisa mencegah anemia dan melancarkan pencernaan
Tak cuma fosfor, kalsium, antioksidan, dan vitamin, rupanya jengkol juga mengandung zat besi yang sangat dibutuhkan oleh penderita anemia. Bila Anda bosan mengonsumsi daging merah, menyantap jengkol bisa menjadi alternatif. Sebab, nutrisi di dalamnya mampu mencegah dan mengatasi kekurangan sel darah merah.
Efek kebanyakan makan jengkol
Menurut dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter, secara umum, jengkol aman untuk dikonsumsi. Namun, pada individu yang rentan, mengonsumsi jengkol dapat menyebabkan keracunan.
“Ya, konsumsi jengkol dapat menyebabkan intoksikasi atau keracunan. Bahan dalam jengkol yang memicu hal tersebut adalah asam jengkolat,” jelas dr. Alvin.
Keracunan jengkol atau jengkolan ternyata tidak tergantung dari jumlah jengkol yang dikonsumsi atau cara memasaknya. Hal itu sangat bergantung dengan kerentanan tiap individu. Alhasil, sulit untuk memberi jumlah minimal jengkol yang dapat dikonsumsi.
Asam jengkolat itu sendiri merupakan salah satu jenis asam amino berunsur sulfur. Semakin tua jengkol, semakin banyak kandungan asam jengkolatnya.
Bagi Anda yang sedari awal memiliki gangguan lambung, khususnya masalah asam lambung, sebaiknya urungkan niat Anda untuk menyantap olahan jengkol. Sebab, bila lambung dalam kondisi asam, kemungkinan Anda untuk mengalami kejengkolan akan lebih tinggi.
Bahkan, asam jengkolat bisa membentuk kristal yang kemudian dapat menyumbat ginjal serta saluran kencing. Kalau sudah begitu, gagal ginjal akut pun sulit dihindari. Adapun beberapa gejala yang ditimbulkan, meliputi nyeri pinggang, frekuensi berkemih berkurang, jumlah urine berkurang, ada darah pada urine, hingga mual muntah.
Meski memiliki sejumlah manfaat, tidak semua orang bisa menikmati jengkol, khususnya bagi orang yang memiliki gangguan lambung dan ginjal. Bagi Anda yang tergolong “aman” dan tidak terpengaruh dengan harga jengkol naik, konsumsilah hidangan jengkol dalam jumlah yang tidak berlebihan. Namun jika ternyata Anda mengalami gangguan kesehatan usai menyantap jengkol, jangan malu untuk berobat ke dokter.
[HNS/ RVS]