Banyak cerita dalam kitab suci terkait dengan makanan dan minuman. Makanan dalam kitab suci kerap digunakan sebagai makanan pokok dan obat untuk kesehatan tubuh.
Berikut ini beberapa jenis makanan yang sering disebutkan dalam kitab suci:
Anggur merah
Berbagai studi menunjukkan bahwa polifenol resveratrol yang terdapat pada kulit anggur dapat mencegah kerusakan pembuluh darah, menurunkan kadar kolesterol ‘jahat’ (kolesterol LDL) dan mencegah pembekuan darah. Meski menyehatkan, konsumsi anggur merah yang berlebihan dapat menimbulkan kecanduan. Sebab itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan untuk membatasi konsumsi anggur merah tidak lebih dari 2 gelas (1 gelas 150 mL) sehari, selama 5 hari dalam 1 minggu.
Buah Ara (fig fruit)
Buah yang terasa manis ini, bisa dimakan dalam keadaan segar atau dikeringkan terlebih dahulu. Buah ini kaya akan kalium dan kalsium, mineral yang berperan dalam pengaturan tekanan darah. Buah ara juga tinggi kandungan seratnya, sehingga dapat membantu menurunkan berat badan.
Roti jelai dan gandum
Berbeda dengan roti yang kita kenal, roti dalam kitab suci dibuat dari biji-bijian dan polong-polongan organik utuh yang dituai saat masih berkecambah atau bertunas (sprouting). Benih sudah mulai tumbuh tetapi belum berkembang menjadi tanaman sepenuhnya. Jika dituai pada tahap ini, kadar protein, vitamin dan mineral penting seperti seng dan zat besi lebih tinggi dan lebih mudah diserap oleh tubuh.
Roti dalam kitab suci biasanya berasal dari gandum dan jelai (barley) yang kaya akan serat, mangan dan magnesium. Keduanya dapat menurunkan risiko diabetes tipe 2. Jelai juga diketahui dapat menurunkan kolesterol, risiko kanker usus besar, dan mengurangi gejala radang sendi.
Delima
Penelitian menunjukkan bahwa delima dapat mencegah kerusakan pembuluh darah. Ini dikarenakan delima mengandung ellagic acid, flavonoid, anthocyanin, dan flavon yang memiliki manfaat antiradang, antioksidan, antiobesitas, dan antikanker. Karena itu delima banyak dikembangkan sebagai pilihan terapi penyakit kronik seperti kanker, diabetes, radang usus, radang sendi, dan obesitas.
Buah dan minyak zaitun
Di masa lalu, zaitun banyak digunakan sebagai obat, bumbu masak, bahan bakar lampu, sabun, kosmetik, dan mata uang. Minyak zaitun juga kerap digunakan untuk mengurapi raja atau imam.
Di masa kini, buah dan minyak zaitun (khusunya extra-virgin oil) dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin karena kaya akan antioksidan dan asam lemak tak jenuh tunggal yang dapat menurunkan efek kolesterol ‘jahat’ dan meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’. Tak hanya itu, minyak zaitun kaya akan vitamin E yang dapat mencegah kanker usus besar dan mengurangi keluhan radang lambung.
Melihat khasiat makanan-makanan yang tercantum dalam kitab suci untuk kesehatan tubuh, tidak ada salahnya untuk menambahkannya dalam menu makanan harian Anda. Selamat mencoba.
[DA/ RVS]