Saat merayakan Iduladha atau Lebaran Haji, biasanya selama beberapa hari santapan di meja kerap didominasi sajian dari daging kurban. Tapi sering kali masih saja ada sisa daging berlebih di lemari pendingin atau freezer.
Daging memang dapat tahan lama ketika disimpan di kulkas atau freezer. Namun, bukan berarti daging dapat disimpan berlama-lama. Ada ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyimpan daging di dalam kulkas agar kesegarannya terjaga dan tidak membahayakan kesehatan mereka yang mengonsumsinya.
Sebetulnya, sampai berapa lama Anda boleh menyimpan daging kurban?
Daging kurban bisa menjadi tempat tinggal bakteri
Apabila tidak disimpan dengan benar, daging kurban bisa menjadi tempat tinggal bakteri penyebab penyakit. Oleh karena itu, cara menyimpan daging kurban harus sangat diperhatikan.
Pertama-tama, ketika akan mencuci daging kurban sebelum disimpan, jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir terlebih dahulu. Ini penting karena bakteri di tangan dapat berpindah dan menetap di daging kurban yang akan Anda konsumsi.
Sebisa mungkin, pisahkan piring, mangkuk, dan berbagai peralatan masak atau makan yang berbeda untuk daging mentah dan daging yang sudah matang. Hal ini diperlukan untuk menurunkan risiko penyebaran kuman.
Tips menyimpan daging
Lemari pendingin atau freezer bisa Anda andalkan untuk menyimpan daging kurban. Gunakan plastik atau tempat khusus penyimpan makanan (food container) yang berlabel food grade agar aman.
Apabila Anda akan mengolah daging tersebut dalam tiga hari, maka lebih baik daging kurban disimpan di lemari pendingin saja. Apabila dibekukan, daging kurban bisa bertahan hingga beberapa bulan. Meskipun demikian, apabila memungkinkan daging kurban dianjurkan dikonsumsi secepatnya, paling tidak dalam rentang waktu satu minggu.
Berikut ini adalah panduan yang bisa Anda jadikan acuan untuk menyimpan daging dengan aman, terjaga kesegarannya, serta nutrisinya tidak hilang. Perlu diperhatikan bahwa suhu freezer yang disarankan adalah -17 derajat Celcius. Apabila freezer Anda tidak sedingin itu, maka daging yang disimpan akan bertahan lebih singkat daripada yang tertera di tabel di bawah ini.
Jenis Daging |
Masa Penyimpanan di Kulkas |
Masa Penyimpanan di Freezer |
Daging unggas mentah |
1-2 hari |
9 bulan |
Daging merah mentah (sapi, kambing) |
1-2 hari |
2-3 bulan |
Ikan mentah |
1-2 hari |
6 bulan |
Daging unggas, daging merah, dan ikan yang sudah dimasak |
3-4 hari |
2-6 bulan |
Waspada bahaya keracunan makanan
Apabila Anda memasak daging kurban yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi, dikhawatirkan Anda dan keluarga dapat mengalami keracunan makanan. Daging kurban yang sudah mulai busuk merupakan tempat bersarangnya berbagai bakteri penyebab penyakit seperti stafilokokus, salmonela, basilus, Clostridium, dan Escherichia coli. Apabila daging disimpan atau diletakkan dalam suhu ruangan, bakteri dapat berkembang biak hingga dua kali lipat hanya dalam waktu 20 menit.
Jika ini terjadi, membekukan dan memasak daging tidak akan menjamin bakteri mati 100 persen, karena ada bakteri yang masih dapat hidup di suhu beku. Jika dimasak kurang matang atau dengan suhu yang kurang panas, maka bakteri pun masih tetap dapat hidup dan berkembang biak.
Gejala keracunan makanan
Apabila bakteri-bakteri yang disebutkan sebelumnya masuk ke dalam tubuh, gejala keracunan makanan dapat mulai timbul satu jam hingga tiga hari setelah Anda mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
Gejala yang dapat timbul antara lain: mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala, demam, menggigil, dan diare.
Keracunan makanan yang tidak mendapatkan penanganan dengan tepat dapat menyebabkan dehidrasi, bahkan ini bisa sampai mengancam jiwa orang tersebut. Pada ibu hamil, keracunan bakteri tertentu dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur, atau bayi meninggal ketika dilahirkan. Bayi yang lahir normal pun bisa berisiko terganggu perkembangannya akibat keracunan makanan.
Apabila Anda mengalami gejala tersebut dan Anda mencurigai kondisi ini timbul akibat konsumsi daging kurban yang tidak disimpan secara baik, lebih baik Anda segera berobat ke dokter agar dapat ditangani sebaik mungkin.
[RN/ RVS]