Ada banyak sekali jenis diet untuk mendapatkan berat badan ideal. Mulai dari diet Atkins hingga diet golongan darah.
Macam-macam diet sehat yang ada memang berfungsi untuk menurunkan berat badan. Sementara yang lain untuk menambah berat badan, menurunkan kolesterol, memperpanjang angka harapan hidup agar lebih bugar, dan banyak alasan lainnya.
Demi memperoleh tubuh ideal tanpa mengeluarkan biaya mahal, Anda bisa mencoba salah satu dari jenis diet sehat berikut ini:
1. Diet Atkins
Diet Atkins menganggap kenaikan berat badan disebabkan oleh karbohidrat. Karenanya, jenis diet ini mengharuskan Anda untuk mengurangi makanan tinggi karbohidrat atau tidak sama sekali.
Semakin rendah jumlah karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh, maka semakin baik pula hasilnya.
Saat melakukan diet Atkins, yang menjadi sumber energi adalah protein dan lemak.
2. Diet Golongan Darah
Diet golongan darah diperkenalkan oleh dokter naturopati bernama Dr. Peter J. D’Adamo. Ia mengatakan, tubuh dapat mencerna makanan dengan lebih baik jika diet dilakukan sesuai golongan darah.
Selain menerapkan pola makan berdasarkan golongan darah, diet ini juga menganjurkan orang untuk memilih jenis olahraga yang sesuai dengan golongan darah. Misalnya, yoga untuk golongan darah A, dan latihan aerobik untuk golongan darah O.
Artikel Lainnya: Kiat Memilih Diet yang Cocok untuk Anda
3. Diet Paleo
Diet Paleo, atau sering disebut diet manusia purba, adalah jenis diet yang menitikberatkan pada sumber makanan yang dapat diburu ataupun dipancing.
Sebut saja daging merah, makanan laut, atau sumber makanan yang bisa dipetik hasilnya, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, sayuran, tanaman herbal, rempah-rempah, termasuk juga telur.
Diet ini mengacu pada era kehidupan paleolitikum, sebelum ditemukannya teknik pertanian sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Jadi, segala jenis makanan yang diproses, seperti tanaman gandum dan kentang, tidak termasuk dalam diet ini.
Mayoritas makanan dalam diet Paleo adalah makanan tinggi protein dan rendah karbohidrat dengan sumber yang bervariasi, namun memenuhi syarat.
4. Diet Vegetarian
Mayoritas pelaku diet vegetarian menganut jenis lacto ovovegetarian. Jenis diet ini melarang makan makanan yang bersumber dari hewan, kecuali telur, produk susu, dan madu.
Namun, ada jenis diet vegetarian lain—yakni diet vegan—yang melarang makanan apa pun yang berasal dari hewan tanpa kecuali.
Selain sebagai pola makan, diet vegan juga merupakan cara hidup seseorang yang menjunjung keseimbangan lingkungan dan menghindari perilaku tidak etis pada hewan.
Jenis diet vegetarian lainnya adalah fruitarian vegetarian, lacto ovo vegetarian, ovo vegetarian, pescatarian, dan pollotarian.
Diet vegetarian bertujuan untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes, maupun kanker.
Beberapa studi menunjukkan bahwa pelaku diet vegetarian memiliki berat badan yang lebih rendah, lebih jarang menderita penyakit, dan memiliki rentang hidup lebih panjang dibanding dengan orang yang mengonsumsi daging.
Artikel Lainnya: Pilihan Makanan Olahan Sehat dan Bergizi, Cocok untuk Diet!
5. Diet Raw Food
Selain menurunkan berat badan, diet raw food bertujuan untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Cara menjalani diet ini adalah dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang segar, bersifat organik, dan tidak diproses.
Setidaknya 3/4 dari asupan makanan pada diet raw food berasal dari makanan yang tidak dimasak. Mayoritas pelaku diet ini juga merupakan pelaku diet vegan.
Terdapat empat jenis diet raw food, yakni raw vegetarian, raw vegan, raw omnivore, dan raw carnivore.
6. Diet Mediterania
Diet Mediterania mengacu pada kebiasaan makan masyarakat Eropa Selatan, seperti Yunani, Kreta, dan Italia selatan.
Tujuan diet ini adalah untuk mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker.
Diet Mediterania menekankan pada konsumsi sayuran. Sumber utama lemak pada diet ini meliputi kacang-kacangan, serealia, biji-bijian, dan minyak zaitun, disertai produk susu seperti keju dan yoghurt, ikan dan unggas dalam jumlah sedang.
Anda juga bisa mengonsumsi sekitar empat butir telur per minggu, daging merah dalam jumlah sedikit, dan konsumsi makanan penutup berupa buah-buahan segar.
Artikel Lainnya: Mengenal Intermittent Fasting, dari Manfaat hingga Risiko Efek Sampingnya
7. Diet Zone
Jenis diet ini menekankan keseimbangan asupan karbohidrat (40%), lemak (30%), dan protein (30%) dalam setiap kali makan. Tujuan diet Zone adalah mengontrol kadar insulin darah yang akan berdampak baik pada berat badan.
Karbohidrat yang digunakan dalam diet ini adalah karbohidrat berkualitas baik yang belum diproses (unrefined carbohydrate), dan lemak yang berasal dari minyak zaitun, kacang-kacangan, serta alpukat.
Artikel Lainnya: Diet Rendah Garam, Apa Manfaatnya bagi Kesehatan?
8. Diet South Beach
Diet South Beach digagas oleh seorang dokter yang berasal dari Miami Florida, Arthur Agatson, MD.
Cara penerapan diet South Beach hampir sama dengan diet Atkins, yaitu dengan pembatasan karbohidrat secara ketat.
Bedanya, diet South Beach memiliki pembatasan jumlah lemak jenuh dan menggantinya dengan lemak tak jenuh.
9. Diet Weight Watchers
Diet Weight Watchers memerlukan komitmen yang sangat kuat dari orang yang menjalankannya. Sebab, jenis diet ini tidak mencantumkan makanan yang dilarang atau disarankan.
Semua makanan mempunyai sistem poin. Artinya, tak sembarang orang yang bisa melakukan diet ini. Hanya mereka yang dapat menghitung kalori saja yang dapat melakukannya.
Diet model ini biasanya membutuhkan bantuan dokter ahli gizi untuk membuatkan menu untuk pasiennya yang ingin mengurangi berat badan.
10. Diet Ayurveda
Diet Ayurveda berasal dari India. Jenis diet ini membagi tubuh manusia menjadi tiga tipe berdasarkan jenis metabolismenya, yaitu vata (katabolik), kapha (anabolik), dan pitta (metabolik).
Tujuan diet Ayurveda adalah menjaga tipe tubuh sesuai bawaan lahir dan menjalani pola makan sesuai tipe ini.
Selain mengonsumsi makanan sesuai jenis metabolisme tubuh, diet ini juga menyarankan hal-hal berikut:
- Makan dalam keadaan santai.
- Mengatur jarak makan yang baik.
- Menghindari ngemil di antara makan berat.
- Memilih memasak makanan sendiri dibandingkan makan makanan dari luar.
Artikel Lainnya: Pro dan Kontra Diet Keto bagi Kesehatan Anda
Selain itu, diet Ayurveda juga mengajak pelakunya untuk memilih makanan yang tumbuh sesuai musim berjalan, dengan pemahaman bahwa alam telah menyediakan jenis bahan makanan yang sesuai untuk dikonsumsi pada musim tersebut.
11. Diet Ketogenik
Diet ketogenik telah digunakan selama beberapa dekade sebagai pengobatan untuk epilepsi, dan juga sedang diteliti lebih lanjut untuk kegunaan lain.
Bila menjalani jenis diet ini, Anda dianjurkan mengurangi asupan karbohidrat. Sebaliknya, asupan lemak perlu ditingkatkan. Dengan begitu, tubuh akan membakar lemak sebagai bahan bakar, bukan karbohidrat.
Menu pada diet ketogenik yakni lemak sehat, seperti yang ada dalam alpukat, kelapa, kacang Brazil, biji-bijian, ikan berminyak, dan minyak zaitun.
Diet ketogenik menyebabkan pemecahan timbunan lemak untuk bahan bakar dan menciptakan zat yang disebut keton melalui proses ketosis.
Diet ini berisiko terhadap kejadian ketoasidosis untuk orang dengan diabetes tipe 1. Koma diabetes dan kematian juga dapat menjadi efek buruk dari tipe diet ini.
12. Diet Rendah Karbohidrat dan Makanan Utuh
Diet rendah karbohidrat dan makanan utuh sangat cocok untuk orang yang perlu menurunkan berat badan, mengoptimalkan kesehatan, dan menurunkan risiko penyakit.
Jenis diet sehat ini cukup fleksibel. Anda menyempurnakan sendiri asupan karbohidrat tergantung pada tujuan Anda.
Diet ini tinggi sayuran, daging, ikan, telur, buah-buahan, kacang-kacangan, dan lemak tetapi rendah pati, gula, dan makanan olahan.
Apa pun jenis diet yang Anda pilih, sebaiknya barengi dengan berolahraga secara rutin dan konsisten. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis ataupun ahli gizi sebelum memulai diet.
Gunakan fitur Live Chat 24 jam di aplikasi Klikdokter untuk konsultasi kepada dokter mengenai diet atau pola hidup sehat.
[WA]