Cokelat adalah makanan yang menjadi salah satu tradisi perayaan hari kasih sayang. Tidak lengkap melewatkan hari kasih sayang tanpa memberikan sepotong cokelat pada pasangan terkasih.
Selain itu, bagi sebagian orang cokelat juga dikenal sebagai makanan ‘pelarian’ untuk menghilangkan kesedihan, kebosanan, dan kembali meningkatkan semangat. Kira-kira mengapa cokelat bisa memiliki peran sebanyak itu?
Jawaban atas pertanyaan tersebut telah terjawab secara medis. Cokelat ternyata mampu bekerja mengubah mood secara instan tidak hanya melalui rasanya yang enak, namun juga lewat pelepasan berbagai zat stimulan yang berpotensi mempengaruhi otak. Zat tersebut disebut dengan Feniletilamin (Phenylethylamine/PEA).
Senyawa PEA ini secara struktur hampir mirip dengan amfetamin, suatu zat psikoaktif yang sering disalahgunakan berlebihan sebagai stimulan. Selain ditemukan pada cokelat, PEA juga terdapat pada minyak kacang almon. Di otak manusia, PEA melepaskan endorfin, dopamin, dan serotonin, suatu hormon yang memproduksi efek antidepresi serta menimbulkan rasa bahagia. Ketahuilah, PEA bahkan menjadi salah satu hipotesis pertama dalam memahami ilmu biologis dari suatu proses jatuh cinta (Marazziti dan Canale, 2004), meskipun harus diteliti lebih lanjut lagi.
Dalam sebuah penelitian, cokelat bahkan dikatakan memiliki kesamaan dengan beberapa obat yang digunakan untuk menimbulkan rasa senang, karena cokelat berkaitan dengan munculnya rasa kecanduan, euforia dalam waktu singkat, dan perubahan mood.
Dengan penjelasan di atas, efek cokelat tampak begitu meyakinkan, bukan? Namun perhatikan juga, tetap konsumsi cokelat secara wajar dan tidak berlebihan, dengan begitu Anda mampu mengambil manfaat yang disuguhkan oleh cokelat. Selamat makan cokelat!