Mayoritas orang Indonesia mungkin sudah tidak asing lagi dengan yang namanya gorengan. Kudapan ini dikenal sebagai makanan berlemak yang tinggi kolesterol dan buruk untuk kesehatan. Namun, tahukah Anda bahwa makanan berlemak tidak selamanya jahat? Ada pula lemak baik yang punya manfaat pada tubuh Anda.
Tiga jenis lemak
Secara garis besar, lemak dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh, dan lemak trans. Lemak yang bisa didapatkan secara natural adalah lemak jenuh dan tidak jenuh.
Cara mudah untuk membedakan apakah lemak pada suatu makanan jenuh atau tidak adalah dengan melihat bentuk sumber lemak itu sendiri. Pada umumnya, lemak jenuh berbentuk padat dalam suhu ruangan. Contoh lemak jenuh adalah mentega, lemak pada daging sapi, kulit ayam, dan krim.
Sementara itu, lemak tidak jenuh merupakan asam lemak yang baik untuk tubuh. Lemak yang disebut unsaturated fat ini lebih sehat dari lemak jenuh. Lemak tidak jenuh banyak terkandung dalam beberapa jenis ikan, sayuran, biji-bijan, serta kacang-kacangan. Adapun lemak trans adalah jenis lemak sering kali ditemukan pada makanan yang telah melalui sebuah proses seperti pemanggangan, contohnya kue dan roti.
Lemak trans dan lemak jenuh dapat meningkatkan kadar lemak jahat. Dalam dunia medis, lemak jahat ini disebut sebagai Low Density Lipoprotein (LDL).
Dampak buruk dari tingginya kadar LDL antara lain, dapat menyebabkan kegemukan dan meningkatkan risiko terjadinya stroke dan serangan jantung. Hal ini terjadi karena lemak akan menumpuk dan menempel pada pembuluh darah seseorang. Akibatnya, aliran darah dapat terganggu hingga pada skenario terburuk mengalami sumbatan total.
Meskipun makanan memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol, tubuh manusia sebenarnya juga menghasilkan LDL dalam jumlah yang cukup. Oleh karena itu, konsumsi makanan yang mengandung lemak trans atau lemak jenuh harus dikontrol agar kadar LDL tidak menjadi berlebih.
Makanan yang mengandung lemak tidak jenuh
Lemak tidak jenuh atau yang disebut High Density Lipoprotein (HDL) bertugas membawa lemak jahat ke hati, untuk diproses dan dibuang dari tubuh. Dengan kata lain, semakin tinggi kadar HDL maka semakin baik. Konsumsi makanan yang mengandung lemak tidak jenuh dapat meningkatkan kadar HDL dalam darah.
Lalu, makanan apa saja yang mengandung lemak tidak jenuh? Lemak tidak jenuh sering kali berbentuk cair pada suhu ruangan, seperti minyak ikan, minyak sayur, dan minyak zaitun. Selain itu, lemak tidak jenuh juga dapat ditemukan pada lemak yang ada pada ikan salmon, buah alpukat, kacang walnut.
Faktor gen pada metabolisme lemak tubuh
Di lain sisi, metabolisme lemak dalam tubuh manusia juga dipengaruhi oleh faktor lainnya. Salah satu yang berperan penting adalah faktor genetik atau yang sering dikenal sebagai keturunan.
Beberapa gen telah dikaitkan dengan obesitas dan gangguan kolesterol serta penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kolesterol, antara lain FTO, APOA2, PPARy2, dan NOS3. Gen FTO atau yang sering disebut gen obesitas berpengaruh pada nafsu makan seseorang.
Orang yang memiliki varian gen ini akan cenderung memiliki nafsu makan yang lebih tinggi (terutama makanan dengan kalori yang tinggi). Akibatnya, mereka akan lebih rentan terkena obesitas.
Gen APOA2 memiliki kaitan dengan obesitas dengan memperlambat sinyal yang menandakan bahwa seseorang sudah kenyang saat makan. Jika memiliki gen ini, Anda akan cenderung mengonsumsi makanan dalam jumlah yang lebih banyak.
Gen PPARy2 berpengaruh terhadap pembentukan lemak (jaringan adiposa) dalam tubuh. Sementara itu, gen NOS3 memiliki fungsi meregulasi Nitric Oxide yang bertugas untuk menjaga kestabilan otot-otot pembuluh darah manusia dari penyempitan.
Jadi, makanan berlemak tak selamanya membawa efek buruk pada kesehatan, ya. Selama Anda makan makanan lemak tidak jenuh, beragam manfaat bagi tubuh pun dapat diperoleh. Yuk, mulai memilih sumber makanan yang berlemak baik untuk dikonsumsi agar kesehatan tubuh Anda terjaga.
[HNS/ RH]