Kopi instan merupakan pilihan praktis bagi masyarakat karena cenderung lebih murah, cepat dibuat dan tidak meninggalkan ampas. Tak heran, banyak orang memilih konsumsi kopi instan sehari-hari.
Proses pembuatan kopi instan pun cukup unik. Ekstrak kopi dibuat dengan menyeduh biji kopi yang sudah digiling, namun dengan konsentrat lebih. Setelah itu, akan dilakukan proses pengeringan untuk membuang kadar air, sehingga menyisakan bubuk atau granul yang mudah larut jika ditambahkan dalam air.
Kopi instan sendiri terdiri dari beberapa jenis. Terdapat bubuk kopi instan dalam kemasan saset yang sudah ditambahkan gula dan creamer, sehingga cukup diseduh dengan air panas untuk menghasilkan secangkir kopi susu. Namun, ada juga kopi instan siap minum yang umumnya dijual dalam kemasan kaleng ataupun botolan.
Bahaya zat yang terkandung dalam kopi instan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, kopi instan sebenarnya merupakan seduhan biji kopi yang lebih pekat kemudian dikeringkan. Walaupun demikian, dapat ditemukan perbedaan pada kandungan keduanya.
Pada kopi instan, ditemukan lebih banyak kadar acrylamide hingga mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan kopi biasa (358 mcg/kg pada kopi instan, dibandingkan dengan 179 mcg/kg pada kopi biasa).
Zat ini sendiri dihasilkan akibat adanya reaksi antara asam amino dan zat gula pada kopi saat dipanaskan. Proses pembuatan kopi instan yang menggunakan suhu tinggi dapat menyebabkan tingginya kadar acrylamide ini.
Mirisnya, kadar acrylamide yang berlebihan dapat merusak sistem saraf. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan dengan menggunakan tikus, zat ini ditemukan dapat meningkatkan risiko munculnya kanker. Walau demikian, penelitian pada manusia belum terbukti.
Selain itu, kopi instan mengandung lebih sedikit kalium (sejenis mineral dan elektrolit) dibandingkan kopi biasa. Padahal, kalium dimanfaatkan oleh tubuh untuk mengatur tekanan darah, kontraksi otot, ritme jantung, dan sebagainya.
Terakhir, di dalam kopi instan terdapat kadar chlorogenic acid yang cenderung lebih sedikit. Lagi-lagi hal ini mungkin berkaitan dengan proses pembuatannya yang menggunakan suhu tinggi. Padahal, chlorogenic acid bermanfaat bagi tubuh, sebagai pengatur tekanan darah dan kadar gula darah.
Kafein pada kopi instan
Kopi instan mengandung 60-80 mg kafein per cangkir. Pada kopi biasa, kandungannya bisa sebanyak 60-120 mg kafein per cangkir. Efek dari kafein untuk mencegah kantuk dan meningkatkan konsentrasi inilah yang sering kali dicari dari konsumsi kopi.
Karena kandungannya yang lebih sedikit, akibatnya mereka yang mengonsumsi kopi saset bisa meminum bercangkir-cangkir kopi dalam sehari demi mendapatkan efek yang sama dari secangkir kopi biasa.
Di sisi lain, kopi saset sudah mengandung gula dan creamer. Tanpa disadari, konsumsi gula dan creamer Anda pun menjadi banyak. Padahal, hal ini dapat memperburuk kadar gula darah Anda.
Berbeda dengan kopi bubuk biasa, di dalamnya mengandung 100 persen kopi. Kabar baiknya, Anda dapat menambahkan sendiri pemanis atau susu dan creamer sesuai selera, sehingga dianggap lebih sehat.
Walaupun sama-sama merupakan kopi, kandungan kopi instan sedikit lebih berbeda dari kopi biasa. Jadi, pertimbangkan sebelum Anda memilih untuk mengonsumsi kopi instan secara rutin.
Setelah menyimak pemaparan di atas, kini Anda telah mengetahui bahwa kopi instan mengandung zat-zat yang dapat berbahaya bagi tubuh. Oleh sebab itu, mulai saat ini kurangilah mengonsumsi kopi instan, dan akan lebih baik bila Anda beralih mengonsumsi kopi bubuk biasa yang takaran gula dan creamer di dalamnya bisa diatur. Dengan demikian, Anda akan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya seperti hipertensi, diabetes, maupun kanker.
[NP/ RVS]