Anda mungkin pernah mengalami keracunan makanan saat puasa di bulan Ramadan. Keadaan ini bisa terjadi jika Anda mengonsumsi makanan sahur atau buka puasa yang terkontaminasi kuman atau yang sudah tidak layak.
Menurut dr. Anita Amalia Sari dari KlikDokter, kuman infeksius seperti bakteri, virus dan parasit merupakan penyebab tersering keracunan makanan.
“Kontaminasi dapat terjadi, mulai dari proses persiapan hingga penyajian makanan,” ungkap dr. Anita.
Dilansir dari WebMD, keracunan makanan dapat menyebabkan derajat keparahan yang berbeda pada tiap orang. Hal ini tergantung pada jenis bakteri, virus dan parasit yang menjangkit, serta sebesar apa kadarnya dan seberapa baik sistem kekebalan tubuh Anda melawannya.
Penyebab dan gejala keracunan makanan saat puasa
Menurut penjelasan dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, beberapa kondisi yang turut meningkatkan risiko keracunan makanan adalah sebagai berikut:
- Tidak menyimpan makanan pada tempat dan temperatur yang tepat. Misalnya, tidak menyimpan daging di lemari pendingin khusus.
- Cara masak yang tidak sempurna atau kurang matang. Ini karena makanan yang tidak dimasak hingga benar-benar matang masih mungkin mengandung sejumlah kuman berbahaya.
- Makanan terkontaminasi kuman akibat tidak disiapkan dengan cara yang higienis.
- Diletakkan di dekat makanan yang sudah terkontamiasi, sehingga kuman berpindah tempat (cross contamination).
- Minum air keran atau yang masih mentah.
- Makan es batu yang terbuat dari air tercemar.
- Makan lalapan atau sayuran mentah, yang dicuci dengan air tercemar.
Setelah tubuh terpapar beragam asupan di atas, tanda keracunan biasanya muncul dalam waktu 1 jam atau 10 hari kemudian. Seperti telah disinggung sebelumnya, keadaan ini dipengaruhi oleh kekuatan kuman dan seberapa kuat tubuh Anda menahannya.
Meski demikian, kebanyakan kasus keracunan makanan menimbulkan sejumlah dampak buruk yang identik, seperti diare, mual dan muntah. Namun pada kondisi yang lebih parah, keracunan makanan saat puasa dapat menimbulkan dampak negatif seperti:
- Kembung dan gas berlebih
- Demam
- Nyeri otot
- Badan lemas
- Nyeri perut dan kram
Mengatisipasi keracunan makanan saat puasa
Ketika mengalami keracunan makanan saat puasa, hal pertama yang mesti dilakukan adalah minum air putih, cairan oralit dan air kelapa sedikit demi sedikit. Hindari minuman manis, alkohol maupun minuman mengandung kafein.
“Setelah gejala-gejala berkurang, perhatikan asupan nutrisi. Kosumsilah sedikit demi sedikit makanan yang agak padat namun lembut seperti kentang, roti atau nasi yang tidak keras. Hindari makanan berbumbu,” kata dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter.
Lebih lanjut, dr. There mengimbau agar Anda menghindari obat-obatan herbal, karena berisiko tinggi memperparah kondisi yang Anda alami. Selebihnya, Anda dapat menjaga kebersihan diri, mengolah dan memasak makanan sendiri untuk berbuka puasa serta sahur.
Jangan biarkan keracunan makanan menganggu ibadah puasa Anda. Bersikaplah lebih hati-hati, hindari jajan sembarangan atau mengonsumsi makanan yang tidak jelas sumbernya. Jangan lupa, selalu perhatikan kebersihan saat mengolah dan menyajikan makanan yang hendak Anda konsumsi, ya!
[NB/ RVS]