Diet dan Nutrisi

Nasi Merah dan Nasi Shirataki, Mana yang Lebih Sehat?

dr. Nadia Octavia, 31 Agu 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Nasi shirataki dan nasi merah sama-sama rendah kalori. Tapi, mana yang lebih baik kandungan gizinya untuk pola hidup sehat?

Nasi Merah dan Nasi Shirataki, Mana yang Lebih Sehat?

Masyarakat Indonesia mungkin lebih familier dengan nasi putih. Padahal, ada banyak jenis nasi dengan warna, rasa, dan kandungan gizi yang berbeda. Salah jenis nasi, misalnya nasi shirataki dan nasi merah.

Nasi shirataki dan nasi merah dianggap lebih menyehatkan dan baik untuk membantu menurunkan berat badan.

Nah, di antara nasi merah atau shirataki, manakah yang lebih menyehatkan untuk dikonsumsi setiap hari?

Perbedaan Nasi Shirataki vs Nasi Merah

Untuk mengetahui mana nasi yang lebih menyehatkan, simak perbedaan kandungan nutrisi beras merah vs shirataki di bawah ini.

1. Nasi Shirataki 

Beras shirataki terbuat dari akar konnyaku yang mengandung glukomanan, yaitu serat alami yang larut di dalam air. 

Bentuk beras shirataki kecil dan bening. Ketika diolah, cita rasa nasi shirataki berbeda dengan jenis nasi lainnya. Nasi shirataki terasa seperti jelly yang dicampurkan ke dalam lauk pauk. 

Artikel lainnya: Diet Seimbang dengan Nasi Shirataki, Ini Cara Mudahnya!

Nasi shirataki juga rendah kalori dan karbohidrat. Dalam 112 gram alias setengah cup beras shirataki, terkandung tiga gram karbohidrat. Sementara, kalori beras shirataki hanya sekitar 10 kalori.

Meski mengandung kalori dan karbohidrat yang sangat rendah, nasi shirataki memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga tetap memberikan efek kenyang setelah dikonsumsi.

Berdasarkan studi yang dipublikasikan jurnal Obesity Medicine tahun 2020, nasi shirataki dapat membantu menurunkan berat badan pasien overweight dan obesitas

Selain itu, menurut penelitian yang dirilis jurnal Bioactive Carbohydrates and Dietary Fibre tahun 2015, nasi shirataki baik dikonsumsi oleh penderita diabetes. Sebab, nasi shirataki lebih lama dicerna dan bisa mengurangi peningkatan kadar gula darah (glukosa) yang terjadi setelah makan. Lalu, nasi shirataki juga bisa mengurangi hasrat konsumsi makanan yang memicu lonjakan glukosa. 

Nasi shirataki juga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Berdasarkan riset di American Journal of Clinical Nutrition, konsumsi 3 gram serat shirataki dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) hingga 10 persen. 

2. Nasi Merah

Nasi merah memiliki serat yang lebih baik ketimbang jenis nasi lainnya. Pasalnya, beras merah dibuat tanpa membuang kulitnya sehingga dianggap salah satu jenis beras paling bernutrisi.

Dalam satu gelas beras merah terkandung 218 kalori, 4.5 gram protein, 1.8 gram lemak, 3.5 gram serat, dan 45.8 gram karbohidrat.

Sebagai perbandingan, satu gelas beras putih mengandung 242 kalori, 4.4 gram protein, 0.4 gram lemak, 53.2 gram karbohidrat, dan 0.6 gram serat. Jika dibandingkan dengan beras putih, beras merah memiliki kandungan serat yang lebih tinggi dengan kalori yang lebih rendah.

Selain itu, karena tidak mengandung gula tinggi, nasi merah baik dikonsumsi, khususnya bagi pengidap diabetes. Orang yang banyak mengonsumsi nasi merah juga memiliki risiko lebih rendah terkena diabetes tipe 2.

Secara keseluruhan, beras merah dapat membantu kamu memenuhi kebutuhan serat harian. 

Artikel lainnya: Efek Samping Beras Merah Jika Dikonsumsi Berlebihan

Menurut informasi yang dipublikasikan Colorado State University, Amerika Serikat, asupan serat per hari yang disarankan adalah 14 gram per 1.000 kalori yang dikonsumsi.

Seperempat cangkir porsi nasi merah mengandung 2 gram serat. Artinya, ini sudah memenuhi 8 persen dari kebutuhan serat harian.

Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan International Journal of Food Science and Nutrition tahun 2006, orang yang makan beras merah memiliki kadar gula darah lebih rendah setelah makan. Hal ini jika dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi beras putih. Sebab, indeks glikemik (GI) beras merah lebih rendah, yaitu 55. Sementara, beras putih memiliki GI sebesar 86.

Indeks glikemik adalah acuan untuk mengetahui kecepatan kandungan karbohidrat makanan dalam picu lonjakan gula darah.

Mana yang Lebih Sehat?

Nasi Merah

Berdasarkan informasi di atas, baik nasi merah maupun nasi shirataki memang sama-sama baik untuk kesehatan tubuh. 

Jika melihat perbedaan kalori nasi shirataki vs nasi merah, nasi shirataki memang lebih baik karena lebih rendah kalori. Namun, nasi merah masih jadi pilihan yang lebih baik untuk dikonsumsi setiap hari, terutama untuk pola diet sehat.

Nasi merah mengandung lebih banyak nutrisi ketimbang nasi shirataki. Meski begitu, bukan berarti nasi shirataki tidak boleh dikonsumsi setiap hari, ya! 

Hanya saja, karena kandungan nutrisi nasi shirataki lebih sedikit, kamu diwajibkan untuk memenuhi asupan lainnya, seperti protein, zat besi, mineral, dan sebagainya. Kamu bisa mencampurkan nasi shirataki dengan daging ayam, telur, sayur, dan buah.

Artikel Lainnya: Nasi Merah dan Nasi Putih, Mana yang Terbaik untuk Kesehatan?

Kesimpulannya, nasi merah atau shirataki sama-sama baik untuk dikonsumsi setiap hari. Namun, untuk pola hidup sehat yang lebih terjamin, kamu bisa memilih nasi merah untuk konsumsi jangka panjang. 

Kendati demikian, perlu diingat, efek samping beras merah dan shirataki juga perlu diwaspadai. Keduanya sama-sama kaya serat larut sehingga bisa menimbulkan kembung dan masalah pencernaan lain ketika dikonsumsi berlebihan. Karena itu, #JagaSehatmu dengan konsumsi nasi merah ataupun shirataki secukupnya, ya!

Apabila kamu punya pertanyaan seputar pola makan sehat untuk memperoleh berat badan ideal, tanyakan langsung lewat fitur tanya dokter spesialis gizi klinikdi KlikDokter.

Kamu juga bisa mengikuti informasi lengkap seputar kesehatan dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.

(ADT/JKT)

beras merah
  • British Medical Journal (Zalewski BM, Szajewska H.). Diakses 2022. Effect of glucomannan supplementation on body weight in overweight and obese children: protocol of a randomised controlled trial. 
  • Bioactive Carbohydrates and Dietary Fibre (Shah BR, Li B, Wang L.). Diakses 2022. Health benefits of konjac glucomannan with special focus on diabetes.
  • American Journal of Clinical Nutrition (Ho HVT, Jovanovski E, Zurbau A, Blanco Mejia S, Sievenpiper JL, Au-Yeung F, et al.). Diakses 2022. A systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials of the effect of konjac glucomannan, a viscous soluble fiber, on LDL cholesterol and the new lipid targets non-HDL cholesterol and apolipoprotein B.