Tercatat ada sekitar 80-an jenis penyakit autoimun. Namun, beberapa yang paling umum terjadi, antara lain diabetes tipe 1, artritis reumatoid, inflammatory bowel disease (IBD). psoriasis, sklerosis ganda, lupus, dan celiac. Pengobatan autoimun umumnya berfokus untuk mengontrol respons imun yang terlalu aktif. Dalam hal ini, diet memegang peran penting dalam membantu meringankan gejala-gejala.
Sebelumnya, ketahuilah bahwa penyakit autoimun adalah gangguan kesehatan yang tidak disebabkan oleh virus atau bakteri, tetapi oleh kesalahan dalam sistem kekebalan tubuh Anda. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh justru menyerang jaringan tubuh sendiri. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh orang tersebut tidak bisa membedakan sel-sel asing dengan sel-sel tubuh sendiri.
Meski telah dilakukan banyak riset yang intensif, para ahli belum berhasil mengetahui secara pasti penyebab penyakit autoimun. Namun, diketahui bahwa ada sejumlah faktor risiko yang berperan, seperti kecenderungan genetik, infeksi, dan faktor lingkungan.
Artikel Lainnya: Otot Lemah, Kenali Penyakit Autoimun Myasthenia Gravis
Bagi Anda yang memiliki penyakit autoimun, diet yang tepat dapat membantu mengurangi gejala-gejala. Untuk itu, Anda dapat menerapkan jenis-jenis diet autoimun berikut ini:
1. Diet Paleo Autoimun (AIP)
AIP merupakan versi yang lebih ekstrem dari diet Paleo biasa. Dalam diet ini, makanan-makanan yang harus dihindari termasuk biji-bijian, legum, susu, makanan olahan, gula olahan, telur, dan kacang-kacangan. Menurut sebuah studi, diet AIP pada orang dengan IBD dapat mengurangi penanda peradangan di usus. Peradangan adalah ciri khas penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, dua kondisi yang membentuk IBD.
2. Diet anti peradangan (anti-inflammatory diet)
Diet ini hampir mirip dengan diet Mediterania, yang menurut para ahli kesehatan dapat menurunkan risiko penyakit kronis sekaligus mengurangi gejala pada beberapa penyakit autoimun.
Jika Anda memiliki artritis reumatoid dan ingin melakukan diet anti peradangan, makanan seperti ikan, minyak zaitun, sayur-sayuran, buah-buahan, legum, kacang-kacangan, dan biji-bijian dapat menjadi pilihan.
Artikel Lainnya: Penyakit Autoimun Bisa Sebabkan Gangguan Pencernaan Bernama Akalasia?
3. Diet Nabati (plant-based diet)
Bukti medis menunjukkan bahwa diet nabati dapat menguntungkan bagi orang dengan penyakit autoimun. Tak jauh berbeda dengan AIP dan diet anti peradangan, diet nabati juga berfokus pada buah-buahan serta sayur-sayuran.
Hal yang perlu diperhatikan: jika Anda memiliki penyakit autoimun, sebaiknya konsumsi sayur-sayuran yang dimasak terlebih dahulu. Molekul yang terlalu besar dapat memprovokasi sistem imun, tetapi ketika makanan tersebut dimasak, molekul dapat terpecah sehingga aman.
Artikel Lainnya: 3 Penyebab Penyakit Autoimun yang harus Diwaspadai
4. Diet bebas gluten
Gluten adalah nama untuk protein dalam gandum, rye, dan barley, dan dinilai merusak usus kecil. Gluten dapat memancing respons imun secara negatif karena molekulnya besar. Salah satu cara untuk mengatasi kondisi autoimun adalah menghindari gluten yang ditemukan tidak hanya di roti, tetapi juga pasta, sup, saus, dan berbagai produk lainnya.
Sejumlah penelitian menilai bahwa diet bebas gluten dapat berdampak baik pada orang dengan autoimun. Satu studi kecil baru-baru ini juga menemukan manfaat diet bebas gluten pada wanita dengan masalah tiroid autoimun.
Diet autoimun yang terbaik mungkin akan berbeda untuk setiap pasien. Jika ingin mendapatkan manfaat yang signifikan dari pola makan yang dijalani, periksakan kondisi tubuh Anda lebih dahulu ke dokter. Anda juga dapat berdiskusi dengan dokter mengenai diet yang cocok.
[RS/ RVS]