Keanekaragaman hayati dan lingkungan kini semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal inilah yang kemudian turut mengilhami terciptanya gerakan diet planet yang disebut-sebut dapat menyelamatkan bumi. Pemasanan global dan meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan pada akhirnya membuat jenis diet ini semakin populer.
Diet sekaligus menyelamatkan lingkungan
Dilansir dari situs berita Reuters, Tim Lang, seorang profesor dari City University of London mengatakan bahwa makanan yang dikonsumsi dan pengolahannya turut menentukan kesehatan manusia. Kesimpulan ini ia peroleh setelah mengadakan penelitian terkait hal tersebut.
Tak asal muncul, terciptanya diet planet tersebut merupakan hasil dari proyek tiga tahun yang dilakukan oleh jurnal kesehatan The Lancet dan melibatkan 37 spesialis dari 16 negara. Dalam jurnal tersebut, diet planet dijelaskan mengacu pada konsumsi lebih sedikit daging dan gula, namun lebih banyak konsumsi buah dan sayuran.
Disebutkan juga oleh Dr. Walter Willet, seorang ahli gizi dari Harvard University sekaligus perwakilan dari komisi EAT-Lancet yang fokus pada sistem pangan berkelanjutan, jika setiap orang beralih melakukan diet planet, jumlah kematian manusia akan berkurang hingga 11 juta setiap tahunnya. Hal ini seperti dilansir dari NBC News. Sebab, diet yang buruk justru dapat menyebabkan penyakit kronis yang mengancam jiwa, termasuk obesitas, diabetes, malnutrisi, dan beberapa jenis kanker.
Menurut Willet, tubuh yang sehat membutuhkan asupan kalori yang tepat, yakni sekitar 2500 kalori dalam sehari yang terdiri dari berbagai makanan nabati, makanan hewani dalam jumlah rendah, mengutamakan lemak tak jenuh, sedikit biji-bijian olahan dan tambahan gula.
Seperti dijelaskan pada situs Mind Body Green, takaran ini sesuai dengan aturan diet planet yang mengurangi konsumsi daging merah dan gula hingga lebih dari 50 persen, karena sisanya harus memperbanyak asupan sayuran, buah, protein nabati, minyak nabati dan biji-bijian. Sebagai pilihan sumber protein hewani, mengonsumsi telur, susu dan unggas masih diperbolehkan.
Pola makan semacam itu dinilai dapat menurunkan tingkat penyakit jantung dan kanker, yang merupakan dua pembunuh terbesar di dunia.
Faktanya, pilihan makanan juga berpengaruh terhadap masa depan bumi dan kesehatan Anda. Dengan menjalankan diet planet ini, maka Anda juga akan berkontribusi terhadap kelangsungan hidup bumi.
Penerapan diet planet di Indonesia
Setelah menyimak penjelasan di atas, kini Anda telah mengetahui seperti apa diet planet yang dimaksud. Mengenai hal ini, dr. Fiona Amelia MPH dari KlikDokter buka suara. Menurutnya, perubahan pola konsumsi makanan menjadi diet planet akan sangat terasa di tiap belahan dunia. Hal ini diaitkan dengan kondisi alam di negara tersebut.
“Amerika Utara yang sebagian besar warganya mengonsumsi daging harus mengurangi konsumsinya hingga 84 persen dan meningkatkan asupan kacang-kacangan sampai 6 kali lipat. Sementara itu, warga Eropa perlu mengurangi asupan daging hingga 77 persen dan mengonsumsi kacang-kacangan sebanyak 15 kali lipat, jelasnya.
Menurut dr. Fiona, para pakar yang mengusulkan diet planet sebenarnya tidak bermaksud membatasi makanan apa saja yang boleh dikonsumsi. Apalagi untuk diterapkan di Indonesia masih diperlukan dukungan dari pemerintah dalam hal penyediaan bahan makanan nabati.
Di Indonesia sendiri perubahan pola makan menjadi diet planet mungkin tidak mudah untuk dilakukan. Bisa dilihat, dari jenis makanan daerah saja banyak yang menggunakan daging merah sebagai bahan pengolahannya. Namun, tak ada salahnya bila diet ini dicoba sebagai upaya untuk melestarikan lingkungan.
“Mungkin terlalu ambisius bila berharap semua orang di dunia akan menerapkan pola diet planet ini, karena akses dan ketersediaan bahan pangan yang belum merata secara global. Meski demikian, para pakar ingin menggambarkan bahwa pola konsumsi manusia berkaitan dengan ekosistem alami bumi dan kesehatan,” imbuhnya.
Berdasarkan hasil penelitian para ahli, diet planet memang dapat memberikan dua keuntungan sekaligus bila dilakukan. Tak hanya membuat tubuh sehat, diet ini juga turut andil dalam menjaga ekosistem lingkungan.
Anda bisa mencobanya dengan mulai sedikit demi sedikit mengurangi konsumsi daging merah dan memperbanyak asupan bahan makanan nabati, hingga akhirnya bisa mencapai pengurangan 50 persen seperti yang diterapkan pada diet planet. Yuk, coba diet planet!
[RVS]