Tidur lebih lama saat akhir pekan kerap membuat seseorang sarapan lebih siang. Akibatnya, tak sedikit orang yang menggabungkan sarapan pagi dan makan siang. Hal ini dikenal dengan istilah brunch.
Istilah brunch berasal dari bahasa Inggris. Ini merupakan gabungan dari kata breakfast dan lunch, yang artinya menggabungkan sarapan pagi dan makan siang untuk disantap dalam satu waktu.
Akhir-akhir ini brunch semakin populer, terutama di kalangan masyarakat barat. Bagaimana tidak, jika menyantap brunch, berarti Anda bisa menggabungkan dua makan sekaligus, sehingga cukup memasak satu kali saja. Selain itu, kebiasaan ini juga bisa menghemat waktu.
Sedikit bersantai dan menikmati brunch sesekali mungkin tidak mengapa. Namun, bagaimana jika hal ini dilakukan terlalu sering? Apakah kebiasaan tersebut sehat?
Artikel Lainnya : Punya Kebiasaan Brunch, Adakah Dampak Buruknya?
Menurut para ahli, ada beberapa efek negatif yang mungkin terjadi jika seseorang melewatkan sarapan pagi dan langsung menuju ke brunch. Salah satunya adalah berkurangnya asupan gizi yang seharusnya dapat diperoleh dari sarapan pagi, terutama protein, karbohidrat, dan serat.
Karena melewatkan sarapan, orang akan cenderung merasa lebih lapar karena ‘berpuasa’ lebih lama. Akibatnya, mereka akan ‘kalap’ saat brunch dan cenderung makan dalam porsi besar.
Hal itu membuat orang yang menyantap hidangan brunch menjadi kurang bijaksana saat memilih menu dan porsi makanan. Akibatnya, selain berat badan yang bertambah, kadar gula dan lemak dalam tubuh juga bisa meningkat.
Pilih Menu yang Tepat
Sebenarnya, brunch boleh saja dilakukan. Syaratnya Anda harus tetap bijaksana dalam mengatur porsi maupun menu, agar tubuh tetap sehat dan timbangan tidak bergeser ke kanan.
Jika terpaksa harus brunch, pastikan Anda mengurangi makanan yang terlalu berlemak dan digoreng. Selain itu, hindari pula makanan yang terlalu manis dan asin. Sebaliknya, perbanyak konsumsi sayur dan buah.
Beberapa contoh menu yang aman dikonsumsi saat brunch, yaitu salad, telur, daging rendah lemak, ayam tanpa kulit, tahu, tempe, dan buah-buahan segar.
Jadi, sehat atau tidaknya brunch kembali ke tangan orang yang melakukannya. Kuncinya adalah memilih porsi yang tepat, dengan menu sehat dan bergizi seimbang.
(NB/ RH)