Seledri yang tadinya lebih sering dipakai untuk penambah aroma masakan, seperti sup, kini justru menjadi favorit di kalangan pencinta jus. Ya, jus seledri kian menjadi tren karena dianggap dapat menjadi alternatif menyehatkan tubuh. Betulkah anggapan ini?
Cek kandungan nutrisi seledri
Sebagai salah satu jenis sayuran hijau yang bergizi, seledri memang kaya akan berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan yang baik bagi tubuh. Dewasa ini, seledri juga sering kali dianggap sebagai salah satu superfood, karena bermanfaat dalam membantu mengatasi beberapa kondisi kesehatan, termasuk peradangan, tekanan darah tinggi, dan kadar kolesterol yang tinggi.
Dari segi kandungan nutrisinya, seledri memiliki kandungan vitamin K, A, B2, B6, dan C yang tinggi. Selain itu, seledri juga merupakan sumber yang baik untuk berbagai zat gizi, seperti asam folat, kalium, manganate, asam pantotenik, dan serat.
Daun dan biji seledri juga mengandung zat kimia yang disebut sebagai fitonutrien, yang memiliki kemampuan antioksidan dan antiradang yang baik. Selain itu, seledri juga memiliki kandungan kalori dan gula yang rendah, yang membuatnya menjadi pilihan ideal untuk kudapan yang lezat dan bergizi.
Manfaat jus seledri
Sebagian besar penelitian yang dilakukan terkait konsumsi jus seledri berfokus pada manfaat kesehatan yang timbul akibat zat spesifik yang dikandungnya. Dua jenis antioksidan yang terkandung dalam seledri adalah apigenin dan luteonin, yang terbukti dapat menurunkan peradangan dan mengatasi serangkaian penyakit.
Kandungan apigenin dan luteolin pada seledri juga dapat membantu meringankan beberapa kondisi kesehatan. Seperti peradangan, nyeri sendi, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.
Salah satu penelitian yang dilakukan pada tahun 2017 menginvestigasi peran dari luteolin dalam menurunkan peradangan dan respons alergi pada hewan percobaan dengan kondisi tersebut.
Hasil yang didapatkan menunjukkan, paparan luteolin sebelum hewan percobaan terekspos suatu alergen, dapat menurunkan kadar peradangan pada paru dan saluran pernapasan secara signifikan. Namun begitu, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi apakah luteolin memiliki efek yang serupa pada manusia.
Sebuah penelitian lain menelusuri peran apigenin dalam meredakan gejala radang sendi atau artritis pada hewan percobaan. Hasil penelitian menunjukkan, hewan percobaan yang terpapar zat apigenin mengalami peradangan jaringan yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang tidak terpapar dengan zat apigenin. Selain itu, gejala radang sendi yang dialami juga lebih ringan.
Manfaat seledri dalam menurunkan kadar kolesterol juga diamati pada penelitian yang menggunakan hewan percobaan. Para peneliti memberikan asupan berupa ekstrak daun seledri selama 30 hari kepada hewan percobaan tersebut.
Hasilnya menunjukkan ada penurunan low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat bila dibandingkan dengan hewan percobaan yang tidak mendapatkan ekstrak daun seledri.
Sementara itu, terkait manfaatnya dalam menurunkan tekanan darah, seledri mengandung zat kimia yang disebut 3-n-butilpftalid (3nB), yang diduga berperan dalam menjaga kestabilan tekanan darah.
Jus seledri dapat menjadi salah satu pilihan minuman pelepas dahaga. Selain enak dan segar, minuman ini juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, di antaranya meredakan peradangan, membantu menjaga kadar kolesterol agar tetap stabil, dan membantu menurunkan tekanan darah. Oleh sebab itu, jangan ragu untuk sesekali mengonsumsi jus seledri.
[HNS/ RVS]