Demi totalitas peran, tak jarang seorang aktor rela mengubah kondisi fisiknya secara signifikan, tak terkecuali Joaquin Phoenix, si pemeran Joker. Dilansir dari People.com, agar tokoh yang ditampilkan sempurna, pria kelahiran tahun 1974 itu rela menurunkan berat badan hingga 23,5 kilogram atas permintaan sang sutradara, Todd Phillips.
Jangan tiru prosesnya, tapi niatnya!
Seseorang biasanya membutuhkan waktu satu tahun untuk menurunkan berat badan sebanyak itu. Namun, rupanya hal itu tak berlaku untuk Joaquin Phoenix.
Agar syuting bisa berlangsung cepat, dia melakukan metode penurunan berat badan di bawah pengawasan dokter. Dan benar saja, hanya dalam waktu kurang lebih tiga bulan, tubuh kurus bisa didapatkan!
Dilansir dari Insider.com, menurunkan berat badan lebih dari 20 kilogram dalam rentang bulan Juli sampai September 2018 sebenarnya suatu hal yang ekstrem. Karena itu, Joaquin tidak mau membeberkan metode yang digunakannya untuk menghilangkan bobot tubuh. Jika tidak di bawah pengawasan dokter dan ahli, ditakutkan Anda menjadi tak sehat secara fisik dan mental.
Suatu hal yang bisa Anda ambil dan tiru dari ‘fenomena’ penurunan berat badan si pemeran Joker bukanlah metodenya, tapi niatnya. Semakin besar niat Anda, keberhasilan untuk mendapatkan berat badan ideal akan juga semakin tinggi!
Pengaturan pola makan dan olahraga mesti seimbang
Sementara itu, menurut dr. Sepriani Timurtini Limbong dari KlikDokter, menurunkan berat badan untuk mencapai berat badan ideal paling baik dilakukan dengan kombinasi diet dan olahraga. Jika diet tidak diimbangi olahraga, tubuh nanti akan cenderung lemas.
Olahraga yang dapat diterapkan adalah yang bersifat aerobik –misalnya lari, renang, bersepeda, ataupun yang bersifat pembentukan tubuh. Antara lain plank, push up, dan angkat beban.
“Jika Anda melakukannya secara teratur selama 30-60 menit, minimal 3 kali seminggu, lalu ditunjang pola makan seimbang, maka penurunan berat badan akan terjadi,” jelas dr. Sepriani.
Selain itu, hindari keinginan untuk menurunkan berat badan dalam waktu singkat. Sekali lagi, yang bisa Anda tiru adalah kedisiplinan dan niatnya, bukan metode. Adapun penurunan berat bedan yang normal menurut dr. Sepriani adalah sekitar 0,5 kilogram per minggu atau 2-2,5 kilogram per bulan.
Untuk pola makan sendiri, pantangan yang mesti Anda penuhi agar berat badan turun, antara lain:
- Kurangi jumlah kalori dalam sehari. Kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda, jadi konsultasikan dulu kepada dokter dan ahli gizi tentang berapa asupan yang mesti dipenuhi.
- Usahakan untuk tetap makan tiga kali sehari. Hanya saja, porsinya yang dikurangi dan diatur sesuai dengan kebutuhan kalori.
- Setiap kali Anda makan, harus ada unsur karbohidrat (sebisa mungkin karbohidrat kompleks, seperti nasi merah, kentang, roti gandum).
- Hindari makanan yang digoreng dalam rendaman minyak panas.
- Kurangi asupan makanan dan minuman manis. Jika ingin ngemil, lebih baik makan potongan buah saja.
- Batasi asupan garam.
- Perbanyak konsumsi air putih.
- Pilih protein yang tidak mengandung banyak lemak.
- Hindari makanan kalengan atau fast food olahan, misalnya nugget atau sosis.
Trik tambahan untuk penurunan berat badan
Selain niat baja, kedisiplinan yang kuat, rutin berolahraga, dan menjaga apa yang dimakan, dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter juga punya trik tambahan agar berat badan cepat turun.
Adapun trik yang dimaksud, yaitu:
- Minum kopi dan teh tanpa/ hanya dengan sedikit gula plus tanpa susu. Kafein dapat meningkatkan pembakaran kalori dalam tubuh.
- Makan dengan perlahan. Orang yang makan dengan cepat lebih cepat mengalami peningkatan berat badan.
- Gunakan piring yang lebih kecil.
- Kelola stres dengan baik. Makin tinggi tingkat stres, makin besar pula keinginan Anda untuk mengonsumsi makanan manis.
- Miliki waktu tidur yang cukup setiap malam.
Bagi Anda yang obesitas, wajar bila ingin menurunkan berat badan hingga berhasil seperti sang pemeran Joker, Joaquin Phoenix. Namun, pastikan cara atau metode yang digunakan adalah sehat dan bertahap, bukan yang instan dan ekstrem. Sebab, meski hasilnya sama-sama bisa menguruskan, efek samping jangka panjang dari diet ekstrem bisa ‘menyeramkan’.
[HNS/ RH]