Ada banyak metode pengobatan tradisional yang dikenal di Indonesia, salah satunya gurah. Selain gurah suara, metode gurah lain yang dikenal adalah gurah vagina.
Gurah vagina dilakukan dengan memasukkan ramuan gurah secara langsung ke dalam vagina. Ramuan tersebut dapat tersedia dalam bentuk cair maupun padat. Banyak yang mulai melakukan gurah vagina secara rutin karena diyakini dapat membersihkan area kewanitaan.
Selain membersihkan, gurah vagina juga dipercaya dapat mengatasi keputihan dan mengurangi lendir yang terlalu banyak sehingga menciptakan sensasi “keset” di vagina.
Efek Samping Gurah Vagina
Sayangnya, sejauh ini belum ada studi yang menunjukkan bahwa gurah vagina benar-benar efektif untuk mengobati keputihan maupun untuk membersihkan vagina.
Gurah vagina justru dapat berakibat buruk untuk untuk kesehatan organ intim Anda. Tindakan gurah dapat mengubah suasana keasaman di dalam vagina dan menyebabkan bakteri mudah berkembang biak.
Artikel Lainnya: Benarkah Ratus Vagina Picu Keputihan?
Salah satu gejala keputihan yang tidak normal paling sering terjadi adalah munculnya Gardnerella vaginalis yang menyebabkan bakterial vaginosis. Penyakit ini ditandai dengan keputihan pekat berwarna putih keabuan, bau amis, gatal di daerah vagina, serta nyeri saat buang air kecil.
Gurah vagina juga dapat menyebabkan penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease. Penelitian menunjukkan bahwa tindakan gurah vagina dapat meningkatkan risiko terkena penyakit radang panggul hingga 73%.
Penyakit ini dapat menyebabkan infertilitas jika tidak ditangani dengan baik. Selain itu, gurah vagina yang dilakukan saat hamil dapat memicu perdarahan, keguguran, dan berbagai komplikasi lainnya.
Melihat berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkannya, The American College of Obstetrics and Gynecology tidak menganjurkan kaum hawa untuk melakukan douching atau gurah vagina.
Bahkan sebenarnya, di dalam vagina sudah terdapat mekanisme pertahanan berupa bakteri normal. Bakteri tersebut berfungsi untuk menjaga keseimbangan pH (keasaman) di vagina sehingga terhindar dari infeksi dan iritasi.
Artikel Lainnya: 7 Penyakit Pemicu Keputihan
Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan
Selain tidak melakukan gurah vagina, beberapa hal ini dapat Anda lakukan untuk menjaga kebersihan organ intim:
- Gunakan pakaian dalam yang longgar dan menyerap keringat. Hal ini bertujuan untuk memastikan sirkulasi udara tetap baik di area sekitar vagina.
- Segera ganti pakaian dalam bila basah atau berkeringat. Suasana lembap akibat keringat dapat memudahkan bakteri tumbuh dan timbul iritasi, bahkan infeksi.
- Bersihkan vagina setelah buang air kecil atau buang air besar. Bersihkan dari arah depan ke belakang kemudian keringkan. Hal ini bertujuan untuk mencegah bakteri dari dubur menyebar ke organ intim.
- Bersihkan area kewanitaan setelah berhubungan seksual. Cairan tubuh seperti air mani dapat menyebabkan iritasi dan bau tak sedap bila tidak dibersihkan.
- Ganti pembalut atau panty liner secara teratur. Idealnya, pembalut atau panty liner harus diganti tiap empat jam sekali untuk mencegah keputihan.
- Pola hidup sehat. Pola hidup sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi dan minum air putih juga memengaruhi kesehatan vagina Anda. Hindari asupan makanan atau minuman yang terlalu manis karena dapat memicu tumbuhnya jamur di area kewanitaan.
Sebenarnya tidak perlu melakukan tindakan khusus seperti gurah vagina untuk membersihkan organ intim. Dengan selalu menjaga kebersihan vagina dan melakukan pola hidup sehat, area kewanitaan Anda pun akan terhindar dari masalah keputihan.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar topik ini, silakan berkonsultasi dengan dokter kami melalui Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Gratis, lho!
[RS/ RH]