Dengan alasan estetika dan kenyamanan, khususnya saat mengenakan bikini, banyak wanita yang memutuskan untuk mencabut rambut di area kewanitaan yang dikenal sebagai metode bikini waxing. Meski demikian, banyak juga wanita yang takut untuk melakukannya. Bukan karena rasa sakit yang diakibatkan, tapi juga khawatir apakah bisa berdampak buruk bagi kesehatan pelakunya.
Menurut sebuah data, sebanyak 60 persen wanita setidaknya pernah mengalami satu komplikasi setelah melakukan bikini waxing. Berbagai bahayanya adalah sebagai berikut:
-
Infeksi bakteri dan virus
Pertama-tama, Anda perlu mengetahui kegunaan dari rambut kemaluan. Vagina terdiri dari membran mukosa yang merupakan jenis kulit yang lebih lembut dibandingkan dengan kulit di bagian tubuh lainnya. Nah, rambut kemaluan berfungsi untuk melindungi bagian kewanitaan tersebut dari infeksi virus maupun bakteri.
Infeksi ini dapat terjadi akibat iritasi yang dikombinasikan dengan lingkungan vagina yang lembap dan hangat, sehingga meningkatkan risiko berkembangnya kuman. Selain dapat menyerang vagina, infeksi ini juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih.
Guna rambut kemaluan lainnya adalah untuk melindungi area kewanitaan dari gesekan dan kemerahan yang terjadi akibat berhubungan seks.
-
Infeksi menular seksual
Infeksi menular seksual atau sexually transmitted disease adalah salah satu risiko dari bikini waxing.
Perlu diketahui, selain menghilangkan rambut kemaluan, metode waxing juga bisa turut menghilangkan kulit terluar dari vagina. Akibatnya, bisa terjadi luka dan kemerahan, meski luka tak kasatmata. Kondisi tersebut dapat menjadi tempat kuman terakumulasi. Bila vagina terinfeksi, Anda harus berhati-hati karena infeksi dapat menular ke pasangan saat berhubungan intim.
Infeksi menular seksual ini ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit (skin-to-skin contact). Infeksi yang dapat ditularkan antara lain adalah penyakit herpes genital, human papilloma irus (HPV), dan human imunnodeficiency virus (HIV). Penyakit lain seperti molluscum contagiosum, yaitu penyakit berupa benjolan kecil pada kulit yang biasanya tidak nyeri, merupakan penyakit infeksi kulit yang meningkat akibat bikini waxing.
-
Rasa terbakar
Krim atau lilin waxing yang berfungsi membuang rambut dapat menyebabkan kulit vagina Anda mengalami chemical burn atau rasa terbakar karena bahan kimiawi. Bila Anda menggunakan hot wax, ini harus dilakukan dengan orang atau klinik profesional. Ini karena mereka bisa mengetahui seberapa panas wax tersebut dapat bekerja tanpa membuat kulit terbakar. Beda wax, beda pula suhunya. Biasanya, konsistensi terbaik adalah yang berbahan madu dan tidak terasa sakit saat tersentuh kulit.
-
Ingrown hair
Prosedur bikini waxing membuat rambut kemaluan tercabut hingga ke akarnya. Ini menyebabkan peningkatan risiko terjadinya ingrown hair atau rambut tumbuh ke dalam kulit.
Rambut yang baru tumbuh akan memiliki karakteristik yang lemah dan tipis, sehingga sulit menemukan permukaan kulit untuk bisa keluar. Bila rambut tersebut tidak keluar dari kulit dan terjebak di dalam, terjadilah ingrown hair. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa sakit dan infeksi.
Menghilangkan ingrown hair bisa dilakukan sendiri dengan cara mengangkatnya. Namun, jika terjadi infeksi, segera periksakan ke dokter.
-
Bekas luka
Walau jarang terjadi, luka setelah waxing dapat meninggalkan bekas luka. Ini bisa terjadi jika setelah waxing Anda mengalami gatal-gatal, kemerahan, dan iritasi berkepanjangan sehingga dapat meninggalkan bekas luka.
Bikini waxing memang banyak dipilih karena bisa menghilangkan rambut dalam jangka waktu lebih lama ketimbang hanya mencukurnya. Khususnya pada wanita yang senang mengenakan bikini, prosedur ini penting untuk kenyamanan dan estetika. Meski demikian, ada risiko yang mengintai jika tidak dilakukan secara benar atau dilakukan di tempat yang tidak profesional. Pilihlah terapis atau tempat yang tersertifikasi dan terjaga kebersihannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
[RN/ RVS]