Pembalut mungkin bisa diibaratkan sebagai musuh dalam selimut. Ia dapat membuat Anda merasa aman dan terlindungi saat menstruasi. Tapi di lain waktu, Anda juga bisa dibuat iritasi dan gatal-gatal karenanya.
Lalu, bagaimana cara mencegah infeksi karena pembalut? Mari simak selengkapnya di bawah ini:
1. Rutin Ganti Pembalut
Saat sedang haid, pembalut sebaiknya diganti setidaknya 3-4 kali sehari. Namun, saat haid masih banyak dapat diganti lebih sering. Saat haid sudah tinggal sedikit, Anda dapat menggunakan pembalut lebih tipis yang khusus untuk haid yang tinggal sedikit. Dengan demikian, Anda selalu mengganti pembalut secara rutin.
Infeksi karena pembalut bisa disebabkan oleh penggunaan pembalut yang terlalu lama. Pembalut menjadi sumber perkembangbiakan kuman, juga menciptakan kelembapan berlebihan pada area kewanitaan Anda, sehingga menjadi sumber infeksi vagina.
Artikel Lainnya: Fakta di Balik Pembalut Wanita yang Harus Anda Tahu
2. Perhatikan Kebersihan Saat Mengganti Pembalut
Tangan adalah sumber kuman. Oleh karena itu, biasakan untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum dan setelah mengganti pembalut. Tangan yang kotor dapat menjadi sumber penularan infeksi karena pembalut.
Untuk mencegah infeksi, Anda dapat membersihkan area kemaluan dengan membasuhnya dari arah depan ke belakang (arah vagina ke anus) saat mengganti pembalut. Jangan lupa untuk mengeringkan area kewanitaan dengan ditepuk-tepuk secara lembut menggunakan handuk bersih atau tisu.
3. Perhatikan Kebersihan Saat Haid
Area kewanitaan perlu mendapatkan perhatian khusus saat sedang haid. Setiap kali Anda mandi, bersihkanlah area selangkangan menggunakan sabun dan air selayaknya bagian tubuh lainnya. Namun, area kemaluan khususnya vagina cukup dibasuh menggunakan air saja.
Penggunaan sabun, termasuk sabun khusus area intim, tidak disarankan digunakan pada vagina. Produk-produk tersebut dapat mengubah pH vagina sehingga rentan timbul infeksi karena pembalut. Penggunaan sabun, khususnya dengan pewangi, berpotensi menyebabkan iritasi pada kemaluan karena area ini cenderung lebih sensitif.
Artikel Lainnya: Agar Tak Salah, Ini Tips Menggunakan Pembalut Kain
4. Memilih Bahan Pembalut yang Sesuai
Banyak produk kewanitaan saat ini mengandung rayon dan viscose. Keduanya berpotensi berbahaya karena serat penyerapnya yang sangat kuat sehingga dapat menempel pada dinding vagina.
Rayon merupakan serat buatan atau sintetis yang terbuat dari serbuk gergaji dan sampingannya adalah dioksin. Menurut Enviromental Protection Agency (EPA), dioksin ini kemungkinan bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker.
Anda dapat mencoba menggunakan pembalut berbahan katun agar lebih terlindungi. Lebih lanjut, bahan tertentu pada pembalut mungkin menimbulkan iritasi pada area kewanitaan seseorang. Jika hal ini Anda alami, cobalah beberapa merek pembalut hingga menemukan yang paling nyaman untuk Anda.
5. Perhatikan Penggunaan Pakaian Dalam
Saat sedang haid, hindari menggunakan celana dalam yang terlalu ketat hingga tidak ada sirkulasi udara pada area kewanitaan Anda. Hal ini dapat menimbulkan kelembapan berlebih pada kemaluan Anda, yang bisa memicu infeksi jamur.
Usahakan menggunakan pakaian dalam berbahan katun. Selain itu, pastikan Anda menggunakan pakaian dalam yang bersih setiap harinya.
Pembalut memang merupakan ‘perlengkapan perang’ penting saat sedang haid. Namun, bila tidak waspada dapat pula timbul infeksi akibat pembalut. Oleh karena itu, perhatikanlah cara memakai pembalut yang benar dan sehat.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan mengenai infeksi vagina, cara memilih pembalut yang benar, atau masalah kesehatan lainnya, bisa bertanya dengan dokter melalui Live Chat 24 Jam di aplikasi KlikDokter.
[FY]