Rahim turun merupakan salah satu kondisi yang umumnya terjadi pada wanita menopause. Meski demikian, penelitian mengatakan bahwa kondisi ini sebenarnya bisa terjadi pada wanita di segala usia akibat satu dan lain hal. Lalu agar dapat mengetahuinya, bagaimana penyebab dan gejala rahim turun?
Rahim turun atau dalam medis disebut prolaps uteri adalah suatu kondisi yang terjadi saat otot dasar panggul dan jaringan sekitarnya melemah. Beberapa hal yang bisa menjadi penyebabnya, antara lain:
-
Melahirkan terlalu sering
Semakin sering Anda melahirkan, risiko rahim turun akan semakin besar. Selain itu, Anda juga bisa mengalami rahim turun apabila melewati proses persalinan yang terlalu lama atau melahirkan janin yang terlalu besar.
-
Genetik
Risiko Anda terkena rahim turun akan meningkat berlipat ganda apabila memiliki keluarga sedarah yang pernah mengalami kondisi tersebut sebelumnya.
-
Usia
Seperti telah disinggung sebelumnya, rahim turun terjadi pada wanita menopause. Karena pada dasarnya, semakin tua usia seorang wanita, risiko terjadinya rahim turun juga akan semakin tinggi.
-
Usai tindakan medis
Salah satu tindakan medis yang bisa menyebabkan terjadinya efek samping berupa rahim turun adalah radioterapi. Jenis terapi ini biasanya digunakan untuk membunuh sel kanker.
Gejala rahim turun
Rahim itu sendiri terletak di dalam tulang panggul yang disangga oleh otot dan jaringan. Saat otot dan jaringan di area panggul melemah dan/atau meregang, rahim akan turun dari posisinya. Semakin ke bawah posisi rahim, semakin terlihat pula tonjolan yang keluar dari vagina.
Rahim turun terbagi menjadi beberapa tingkat keparahan, yaitu:
- Tingkat pertama. sebagian leher rahim menonjol ke arah vagina.
- Tingkat kedua. Sebagian leher rahim turun sampai batas mulut vagina.
- Tingkat ketiga. Seluruh leher rahim sudah keluar dari vagina.
- Tingkat keempat. Seluruh rahim sudah berada di dalam atau luar vagina.
Pada tingkat pertama, rahim turun biasanya tidak memberikan gejala yang jelas. Penderita umumnya baru akan merasakan keluhan saat rahim turun tingkat dua dan seterusnya. Adapun gejala yang dimaksud, yaitu:
- Rongga panggul terasa lebih penuh saat batuk, berdiri atau mengangkat beban berat.
- Rasa nyeri di area vagina.
- Gangguan urine.
- Tidak nyaman saat berjalan.
- Perdarahan melalui vagina.
- Sulit saat berhubungan seksual.
Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera berobat ke dokter agar bisa mendapat pemeriksaan fisik menyeluruh dan penanganan lebih lanjut. Dokter akan melakukan pemeriksaan pelvis dengan alat speculum (berupa cocor bebek).
Saat pemeriksaan berlangsung, dokter akan meminta pasien mengejan untuk memastikan seberapa parah rahim turun yang Anda alami. Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti USG panggul, rontgen saluran kemih dan tes urodinamik untuk memeriksa fungsi kandung kemih.
Apabila hasil pemeriksaan menemukan adanya rahim turun, dokter akan memberikan terapi yang paling sesuai dengan derajat keparahan penyakit.
Pada derajat ringan, dokter biasanya akan menyarankan pasien untuk menurunkan berat badan dan rutin melakukan senam kegel. Namun, apabila rahim turun sudah sampai ke derajat lanjut, dokter mungkin akan melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki atau mengangkat rahim.
Bukan perkara sepele, rahim turun bisa memengaruhi kualitas hidup wanita sepenuhnya. Lindungi diri Anda dari penyakit ini dengan rutin melakukan senam kegel dan jenis olahraga lain yang tidak melibatkan beban berat. Jangan lupa juga konsumsi sayur dan buah, minum air putih 8 gelas sehari, dan pertahankan berat badan di rentang ideal.
Dengan mengetahui penyebab dan gejala rahim turun Anda bisa menghindari mengangkat benda berat supaya dapat menjaga kesehatan rahim. Pun jangan lupa konsumsi buah dan sayur, niscaya kondisi organ reproduksi Anda akan senantiasa sehat sehingga rahim turun tidak akan terjadi di kemudian hari.
(NB/RPA)