Salah satu alat bantu seks yang sering dipilih wanita untuk mencapai orgasme adalah vibrator. Alat ini disinyalir efektif untuk hal tersebut, lantaran memiliki getaran yang dapat disesuaikan.
Kendati demikian, tak sedikit pula wanita yang enggan atau bahkan takut untuk menggunakan vibrator. Salah satu alasannya adalah karena benda tersebut dapat membahayakan kesehatan organ intim miliknya.
Lantas, apa kata medis tentang efek vibrator pada vagina? Benarkah benda ini dapat berbahaya bagi kesehatan organ intim wanita?
Dampak Vibrator pada Kesehatan Vagina
Segala sesuatu yang digunakan dengan cara tidak tepat tentu dapat merugikan kesehatan, tak terkecuali vibrator.
Berikut ini beberapa dampak vibrator yang bisa terjadi pada vagina, khususnya apabila benda tersebut tidak digunakan dengan cara yang benar:
Artikel Lainnya: Mengenal Fungsi Ring Pessarium untuk Masalah Vagina
1. Infeksi
Menurut dr. Arina Heidyana, meski tergolong aman, penggunaan vibrator tetap bisa menimbulkan dampak yang kurang baik bagi vagina. Hal ini khususnya terjadi apabila kebersihan alat tersebut tidak diperhatikan dengan saksama.
“Bisa meningkatkan risiko infeksi dan iritasi pada vagina. Apalagi, jika penyimpanan dan kebersihannya tidak diperhatikan dengan teliti,” ucap dr. Arina.
Selain itu, melansir dari National Health Service U.K, alat bantu seks, termasuk vibrator, yang kebersihannya tidak dijaga dengan saksama juga dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual, seperti klamidia, sipilis, herpes, vaginosis bakterialis, dan shigellosis.
2. Vagina Berdarah
Penggunaan vibrator secara berlebihan berpotensi melukai vagina sehingga menyebabkan perdarahan.
Jika hal tersebut terjadi, sebaiknya hentikan penggunaan vibrator untuk sementara waktu hingga luka sembuh sepenuhnya.
Faktanya, memaksakan diri menggunakan vibrator di saat vagina sedang mengalami luka terbuka dapat meningkatkan risiko hepatitis B dan C, serta HIV/AIDS.
3. Berpotensi Membuat Klitoris Mati Rasa
Salah satu efek samping yang dikhawatirkan dapat terjadi akibat penggunaan vibrator secara tidak tepat adalah keluhan mati rasa pada alat kelamin.
Melansir Huffington Post, sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam Journal of Sexual Medicine menyatakan bahwa keluhan tersebut terjadi pada 16 persen wanita yang menjadi partisipan.
Para wanita tersebut mengaku, keluhan mati rasa di alat kelamin yang terjadi akibat penggunaan vibrator berlebihan dapat berlangsung 1 hari atau bahkan lebih.
Seorang terapis seks dan ahli saraf, Nan Wise, menjelaskan bahwa efek tersebut hanya terjadi untuk sementara waktu dan dapat sembuh dengan sendirinya.
Dengan kata lain, tidak ada bukti empiris bahwa penggunaan vibrator dapat menyebabkan mati rasa permanen.
Tips Menggunakan Vibrator yang Benar
Meski vibrator bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan, bukan berarti penggunaan benda ini mesti dihindari sama sekali.
Pada dasarnya, vibrator dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan. Namun, agar aman, berikut ini beberapa hal yang mesti Anda perhatikan:
- Pertama, Anda perlu memperhatikan kebersihan vibrator dengan saksama. Pastikan untuk membersihkannya sebelum dan setelah digunakan.
Pastikan juga tempat penyimpanan vibrator bersih, tidak terpapar matahari langsung, dan tidak lembap.
Artikel Lainnya: Berbagai Penyebab Rambut Vagina Tidak Tumbuh
- Jika Anda menggunakan vibrator yang dimasukkan ke dalam liang vagina, pastikan benda ini dirancang khusus untuk hal tersebut.
Berikan pula pelumas yang sesuai dengan bahan dasar benda tersebut, guna meminimalkan risiko iritasi.
- Agar lebih aman, Anda dapat melapisi vibrator yang telah dibersihkan dengan kondom. Jangan lupa untuk membersihkannya dengan benar setelah digunakan.
- Guna menurunkan risiko mati rasa di organ intim, sebaiknya gunakan vibrator dengan getaran yang lebih rendah atau menggunakannya di atas pakaian dalam.
Ingin lebih aman dan terhindar dari dampak vibrator saat digunakan? Anda dapat meminta saran dari dokter dengan menggunakan layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.
(NB/AYU)