Menopause merupakan fase yang dapat menimbulkan perubahan hormonal, fisik, dan emosional. Salah satu gejala menopause yang cukup umum yaitu insomnia atau sulit tidur.
Insomnia akibat menopause bisa terjadi karena beberapa faktor. Kondisi susah tidur ini pun dapat dialami wanita pascamenopause.
Bagaimana menopause memengaruhi kondisi tubuh hingga mengalami insomnia?
Penyebab Insomnia pada Masa Pasca Menopause
Menurut studi yang dipublikasikan National Institutes of Health, AS, 60 persen wanita pada fase pascamenopause sering mengalami insomnia.
Dilansir dari Healthline, momen melewati masa menopause memang memengaruhi siklus tidur wanita pada tiga tingkatan berbeda, yaitu:
Artikel lainnya: Masalah Kesehatan Wanita Menopause yang Mesti Waspadai
1. Perubahan Hormon
Tingkat estrogen dan progesteron yang menurun saat menopause dapat memicu perubahan dalam gaya hidup, terutama kebiasaan tidur. Hal ini dikarenakan progesteron merupakan hormon yang dapat membuat tertidur.
Saat tubuh menghadapi penurunan kadar hormon, mungkin akan terjadi kesulitan tidur ataupun mempertahankan kualitas tidur.
2. Hot Flashes
Hot flashes dan keringat malam merupakan dua efek menopause yang paling umum. Saat kadar hormon berfluktuasi, wanita akan seolah-olah merasakan kenaikan dan penurunan suhu tubuh tiba-tiba.
Dokter Muhammad Iqbal Ramadhan menjelaskan, “Saat menopause, akan mengalami hot flashes. Hot flashes biasa terjadi kurang lebih selama tiga menit, yang dapat menyebabkan rasa panas pada seluruh tubuh, serta keringat yang muncul di dada, wajah, dan menyebar ke seluruh tubuh.”
“Hal ini dapat terjadi saat malam, saat tubuh beristirahat, sehingga menyebabkan sulit tidur dan perasaan gelisah,” terangnya.
Saat menopause, wanita juga dapat mengalami peningkatan kadar adrenalin yang disebabkan oleh penurunan hormon yang cepat. Adrenalin ini juga berperan dalam reaksi terhadap stres atau kondisi fight-or-flight (respons tubuh saat menghadapi bahaya).
Tubuh mungkin akan mengalami kesulitan untuk kembali ke kondisi normal usai munculnya energi tiba-tiba tersebut. Akhirnya, wanita bisa sulit tidur.
3 Obat-Obatan
Perubahan pola tidur dapat terjadi karena obat atau suplemen yang dikonsumsi. Gangguan tidur memang merupakan salah satu efek samping beberapa obat tertentu.
Artikel lainnya: Tips Awet Muda pada Usia Menopause
Diagnosis dan Penanganan Insomnia Setelah Menopause
Pertama, dokter akan menanyakan kebiasaan tidur Anda. Misalnya, kapan biasanya bangun, mulai tidur, dan seberapa lelah pada siang hari. Jurnal berisi catatan waktu tidur dalam periode tertentu mungkin diperlukan.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memeriksa kondisi mendasar yang menyebabkan insomnia. Pada beberapa kasus, tes darah dapat dilakukan.
Untuk mengatasi insomnia setelah menopause, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan menurut National Sleep Foundation, AS, di antaranya:
- Hindari makan porsi besar dan pedas sebelum tidur. Konsumsi makanan tersebut dapat memicu hot flashes.
- Kurangi konsumsi kafein dan alkohol, terutama di sore hari.
- Berhenti merokok.
- Berolahraga teratur.
- Jaga suhu kamar tidur agar tetap sejuk, serta kenakan baju tidur berbahan ringan dan nyaman agar tak sulit bernapas.
- Bila perlu, coba terapi estrogen dan terapi hormon untuk mengatasi keringat malam dan insomnia yang berkaitan dengan menopause. Konsultasikan dengan dokter.
Itulah faktor penyebab susah tidur pada wanita pascamenopause. Ikuti tips di atas untuk meringankan gangguan sulit tidur.
Bila ingin bertanya lebih lanjut seputar tahapan menopause dan gejalanya, konsultasi ke dokter lebih cepat lewat Live Chat Klikdokter.
(FR/JKT)