Jerawat merupakan keluhan yang identik dengan masalah penampilan. Ini karena kondisi tersebut umumnya muncul di wajah atau punggung. Namun, pada beberapa kasus, seseorang juga dapat mengalami jerawat di vagina, lho!
Meski tidak tergolong berbahaya, jerawat pada vagina tentu dapat mengganggu kualitas hidup seseorang. Rasa nyeri dan kurang nyaman bisa muncul akibat adanya jerawat ini.
Ditambah lagi bila keluhan ini terjadi pada wanita yang sudah menikah. Bukan tidak mungkin kehidupan seksualnya akan ikut terganggu.
Ada berbagai hal yang dapat mengakibatkan munculnya jerawat di vagina. Karena penyebabnya berbeda, maka penanganannya pun bisa berbeda-beda.
Penyebab Jerawat di Vagina
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan tumbuhnya jerawat di vagina adalah sebagai berikut:
1. Dermatitis Kontak
Kondisi ini terjadi akibat paparan bahan-bahan yang bersifat kimiawi (iritan) maupun non-kimiawi (alergen). Sabun pembersih vagina, pelumas kelamin, kondom, dan detergen adalah beberapa hal yang bisa menjadi pencetusnya.
Tanda dan gejala yang muncul cukup bervariasi, mulai dari kemerahan, kulit berbintil-bintil, hingga gatal.
2. Folikulitis
Folikulitis bisa menjadi penyebab jerawat di Miss V. Ini merupakan peradangan pada folikel rambut di sekitar vagina yang dipicu oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Umumnya folikulitis didahului oleh luka di area sekitar vagina. Luka tersebut bisa berasal dari mencukur rambut kemaluan dengan pisau cukur yang terlalu tajam dan kurang bersih.
Artikel Lainnya: Penyebab Rasa Terbakar pada Vagina
3. Hidradenitis Suppurativa
Hidradenitis suppurativa atau sering disebut acne inversa merupakan peradangan kulit yang menyebabkan timbulnya benjolan merah mirip jerawat dan rasa nyeri di area sekitar vagina.
Benjolan yang muncul akibat kondisi ini mengandung suatu cairan, yang jika pecah akan mengeluarkan bau tak sedap.
Penyebabnya adalah sumbatan pada folikel rambut di area sekitar vagina. Pemicu sumbatan bisa berupa keringat berlebih, gangguan hormon, obesitas atau kelebihan berat badan, dan kelainan genetik.
4. Kista Bartholin
Kelenjar Bartholin terletak persis di pembukaan vagina. Fungsinya untuk mengeluarkan cairan yang dapat melubrikasi (pelumas) vagina.
Saat terjadi sumbatan pada saluran keluarnya, kelenjar ini akan membengkak dan membentuk suatu kista. Ini merupakan penyebab jerawat di kemaluan wanita yang cukup umum.
Biasanya, ketika kista bartholin berukuran kecil, penderita tidak menyadari keberadaannya. Apalagi kista ini umumnya tidak menimbulkan gejala apa-apa.
Namun, ketika kista berukuran cukup besar, ditambah lagi terdapat infeksi oleh kuman, berbagai gejala dapat timbul seperti nyeri pada benjolan, rasa kurang nyaman saat bergerak, hingga demam. Nanah juga bisa muncul di sekitar benjolan.
Artikel Lainnya: Vagina Selalu Basah, Apa yang Salah?
Cara Mengatasi Jerawat di Vagina
Kamu perlu mengetahui cara menangani jerawat di vagina, agar keluhan tidak semakin parah. Beberapa tips yang bisa kamu lakukan adalah:
1. Jaga Kebersihan Vagina dengan Saksama
Jerawat pada vagina bisa bermula dari kurangnya kebersihan pada area tersebut. Ketika kulit area vagina kurang higienis, maka saluran keluar kelenjar-kelenjar dapat tersumbat akibat lapisan sel kulit mati atau kotoran yang ada di atasnya.
Oleh karena itu, jagalah kebersihan area luar vagina. Tidak perlu membersihkan hingga bagian dalam vagina karena sudah ada mekanisme alami untuk itu.
2. Hati-Hati dalam Memilih Produk untuk Area Vagina
Cermati produk yang kamu gunakan di sekitar vagina. Produk yang mengandung pewangi dan pengawet bisa saja menimbulkan iritasi bagi kamu yang berkulit sensitif. Iritasi juga dapat berujung pada terbentuknya jerawat di Miss V.
Jadi, waspadailah penggunaan beberapa produk seperti sabun pembersih khusus vagina, pelumas vagina, dan pembalut.
Artikel Lainnya: Bentuk Vagina seperti Jengger Ayam, Normalkah?
3. Hindari Memencet Jerawat dan Mengoles Krim Sembarangan
Memencet benjolan atau jerawat yang ada di vagina bukanlah ide yang baik. Hal tersebut akan memperparah kondisi sehingga bisa menimbulkan nyeri.
Apalagi, bila pemencetan dilakukan dengan alat yang tidak steril, tentunya jerawat malah akan terinfeksi oleh kuman. Ketika terinfeksi bakteri, nanah akan terkumpul pada jerawat.
Selain itu, penggunaan krim yang belum jelas indikasinya bukanlah cara tepat untuk menghilangkan jerawat di vagina.
4. Gunakan Kompres Hangat
Ini merupakan salah satu cara terbaik yang dapat kamu lakukan sebagai pertolongan pertama.
Selain mengurangi rasa nyeri, kompres hangat bisa membantu memperkecil jerawat sehingga bukan tidak mungkin jika jerawat pada vagina dapat hilang.
5. Konsultasikan Keluhanmu ke Dokter
Jika keluhan jerawat di vagina sudah semakin berat, jangan ragu atau malu untuk berkonsultasi kepada dokter agar kamu dapat memperoleh penanganan yang tepat.
Penanganan tersebut bervariasi, tergantung dari penyebab yang mendasari. Bentuk penanganan yang dilakukan mulai dari pemberian antibiotik hingga tindakan drainase (pengeluaran) nanah dari jerawat.
Artikel Lainnya: Cara Membersihkan Vagina yang Benar dan Sehat
Meski kerap meresahkan, keluhan jerawat di area kewanitaan dapat sembuh dengan sendirinya pada beberapa kasus.
Jadi, apabila timbul keluhan ini, kamu bisa mencoba mendiamkannya beberapa saat sambil mengawasi perkembangannya.
Apabila dalam 1-2 bulan tidak ada perbaikan gejala, atau jika gejala malah semakin parah dan bertambah, sebaiknya kamu segera memeriksakan diri ke dokter.
Perlu diketahui juga bahwa antara bisul dan jerawat di vagina terdapat perbedaan ukuran. Bisul umumnya berukuran lebih besar daripada jerawat.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter agar keluhan ini dapat ditangani dengan tepat. Apabila kamu memiliki pertanyaan lebih lanjut, bisa juga menggunakan layanan Tanya Dokter. Mari #JagaSehatmu selalu!
[RS]