Penggunaan teknik freeze drying untuk mengubah air susu ibu (ASI) menjadi bubuk merupakan topik yang cukup baru dan sedang banyak diperbincangkan. Fenomena ini mulai viral di media sosial setelah seorang influencer mencobanya dan berbagi pendapat.
Ya, freeze drying mungkin jadi proses yang dianggap oleh beberapa pihak sebagai solusi inovatif untuk memperpanjang masa simpan dan memudahkan penyimpanan ASI, namun juga menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan efektivitasnya.
Pada artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini yang juga seorang konselor laktasi akan menggali lebih dalam tentang fenomena freeze drying ASI, mencakup keamanannya menurut beberapa lembaga kesehatan dunia, serta pro dan kontranya.
Artikel lainnya: 6 Fakta Mengejutkan tentang ASI
Apa itu Freeze Drying ASI?
Freeze drying, atau Lyophilization, adalah sebuah proses di mana produk, dalam hal ini ASI, dibekukan dengan suhu -40 hingga -50 derajat celcius dan kemudian air dihilangkan melalui sublimasi (perubahan langsung dari padat ke gas) di bawah vakum.
Proses ini memungkinkan ASI menjadi bubuk yang memiliki masa simpan yang lebih lama (dari sebelumnya 6 bulan menjadi 3 tahun) tanpa memerlukan pendinginan, dan bisa dilarutkan kembali ke dalam air ketika dibutuhkan.
Keamanan Menurut Lembaga Kesehatan Dunia
Hingga saat ini, lembaga kesehatan internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Food and Drug Administration (FDA) belum memberikan panduan resmi mengenai keamanan dan praktik terbaik dalam penggunaan teknik freeze drying untuk ASI.
Lembaga WHO tetap menekankan pentingnya ASI segar sebagai sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan anak-anak.
Sementara itu, FDA, yang mengatur keamanan makanan dan obat-obatan di Amerika Serikat, juga belum mengeluarkan spesifikasi atau pedoman khusus tentang produk ASI yang diolah dengan freeze drying.
Artikel lainnya: 9 Tanda ASI Banyak atau Hiperlaktasi, Apa Saja?
Kelebihan dari freeze drying ASI
- Peningkatan masa simpan
Freeze drying dapat memperpanjang masa simpan ASI, memungkinkan ibu yang mungkin berada jauh dari bayinya untuk menyimpan cadangan ASI yang dapat digunakan ketika dibutuhkan.
- Praktis untuk transportasi
ASI bubuk lebih ringan dan tidak memerlukan kondisi penyimpanan yang khusus seperti pendinginan, membuatnya lebih praktis untuk dibawa bepergian.
- Alternatif untuk situasi darurat
Dalam kondisi tertentu seperti bencana alam atau situasi darurat medis, ASI bubuk bisa menjadi alternatif penting ketika penyediaan ASI perah segar terganggu.
Kontra dari freeze drying ASI
- Potensi kehilangan nutrisi
Meskipun freeze drying adalah metode pengawetan yang lembut, beberapa ahli khawatir bahwa proses tersebut dapat mengurangi kadar nutrisi penting, termasuk antibodi dan hormon yang vital bagi pertumbuhan dan sistem imun bayi.
- Biaya dan aksesibilitas
Proses freeze drying memerlukan peralatan yang mahal dan teknologi canggih, yang mungkin tidak tersedia secara luas atau hanya terjangkau oleh kalangan tertentu.
- Risiko kontaminasi
Seperti semua produk makanan yang diolah, ada risiko kontaminasi selama proses pengolahan. Ini membutuhkan standar kebersihan dan kontrol kualitas yang sangat tinggi.
Artikel lainnya: Ciri-Ciri ASI Basi yang Tak Layak Minum, Mama Mesti Tahu!
Implikasi bagi ibu dan bayi dan pandangan IDAI
Penggunaan ASI bubuk yang dihasilkan melalui freeze drying harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Para ibu perlu mendapatkan informasi yang cukup tentang manfaat dan risiko terkait, serta konsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Menurut Ketua Satgas ASI IDAI, DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), freeze drying belum memiliki bukti (setidaknya untuk saat ini) tentang kandungan gizi ASI dan keamanan dari bakteri dan virus.
"Tanpa bukti penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah freeze-dryed ASI memiliki rasio protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber nutrisi penting yang dibutuhkan bayi, berikut zat aktif untuk kekebalan tubuh dan tumbuh kembang bayi,”imbuh dr. Naomi.
Ya, Freeze drying ASI menjadi bubuk adalah sebuah inovasi khususnya bagi bank ASI yang mungkin menawarkan banyak keuntungan, terutama dalam hal penyimpanan dan transportasi.
Namun, tanpa pedoman yang jelas dari lembaga kesehatan terkemuka seperti WHO dan FDA, serta kekurangan data tentang efek jangka panjangnya terhadap nutrisi ASI, penting bagi para orang tua dan penyedia layanan kesehatan untuk berhati-hati.
Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan bahwa teknologi ini tidak hanya inovatif tetapi juga aman dan efektif untuk bayi serta anak-anak.
Untuk saat ini jika bayi berada di dekat ibu, pemberian ASI yang paling baik adalah dengan menyusu langsung, jika ibu bekerja pun penggunaan ASIP yang dianjurkan adalah ASIP tersegar yang pemberiannya tidak jauh dari waktu pemerahan.
Jika Kamu punya pertanyaan seputar tema diatas gunakan layanan Tanya Dokter dan buatlah jadwal secara langsung dengan Temu Dokter. Kamu juga bisa menemukan solusi layanan kesehatan lainnya di Klik Dokter. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu ya.