Pertumbuhan janin terhambat adalah satu dari sekian masalah pada kehamilan yang bisa menimpa wanita mana saja. Kondisi ini bisa membuat janin perlu perlakuan ‘khusus’ saat dilahirkan nanti.
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) diartikan sebagai kondisi ketika berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan. Keadaan ini biasanya ditandai dengan pertambahan ukuran perut yang tidak sesuai dengan usia kehamilan.
Saat ibu hamil mengalami pertumbuhan janin terhambat, dokter biasanya akan melakukan evaluasi mengenai ada atau tidaknya kelainan bawaan serta infeksi pada kehamilan.
Ibu hamil juga akan diminta membatasi aktivitas fisik dan melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) setiap 3 atau 4 kali dalam seminggu.
Artikel Lainnya: Gerakan Janin Berhenti, Ibu Hamil Bisa Lakukan Ini!
Lantas, apa saja penyebab pertumbuhan janin terhambat? Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Nutrisi
Asupan nutrisi yang kurang selama kehamilan dapat menjadi penyebab pertumbuhan janin terhambat.
Pasalnya, janin mendapat nutrisi dari ibu secara langsung untuk bertumbuh dan berkembang. Apabila ibu kekurangan nutrisi, pertumbuhan janin pun ikut terganggu.
Ibu hamil disarankan untuk selalu memenuhi kebutuhan nutrisi setiap harinya. Nutrisi yang dimaksud, termasuk karbohidrat, lemak, protein (makronutrien), serta asam folat, kalsium, vitamin D, A, C, dan DHA (mikronutrien).
2. Berat Badan Ibu Hamil Rendah
Akibat nutrisi yang tidak memadai, ibu hamil bisa memiliki berat badan yang terlalu rendah. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko pertumbuhan janin terhambat.
Faktanya, ibu hamil diharapkan untuk mengalami kenaikan berat badan 11‒16 kilogram. Hal ini penting dipenuhi, mengingat berat badan saat hamil bisa berkaitan dengan kondisi kesehatan janin di dalam kandungan.
Artikel Lainnya: Ibu Hamil Malas Makan, Apa Pengaruhnya pada Janin?
3. Faktor Sosial Ekonomi Ibu
Tidak dimungkiri bahwa faktor pendidikan dan tingkat sosial ekonomi seorang ibu turut memengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Secara umum, rendahnya tingkat ekonomi dan pendidikan ibu bisa membuatnya kesulitan mengakses fasilitas kesehatan. Hal tersebut turut membuat seorang ibu kesulitan melakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan kehamilan sehat.
Contoh, ibu hamil tidak bisa memantau tumbuh kembang janin serta kesehatannya sendiri lantaran sulitnya mengakses fasilitas kesehatan. Akibatnya, ibu bisa saja mengalami komplikasi di masa kehamilan yang tidak disadari.
4. Infeksi
Salah satu penyebab pertumbuhan janin terhambat yang perlu diwaspadai adalah infeksi.
Jenis infeksi yang dimaksud di sini, misalnya TORCH (Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes), sifilis, HIV, varisela, maupun fifth disease.
Secara garis besar, infeksi-infeksi tersebut bisa menyebabkan gangguan perkembangan, keguguran, hingga kematian janin di dalam kandungan.
5. Kebiasaan Buruk
Kebiasan buruk yang dilakukan ibu hamil dapat pula menjadi penyebab pertumbuhan janin terhambat.
Kebiasan buruk yang dimaksud adalah mengonsumsi alkohol, merokok, maupun menggunakan obat-obatan terlarang.
Artikel Lainnya: Kiat Mudah agar Janin Tetap Sehat
Tahukah kamu, alkohol tidak memberikan manfaat yang berarti untuk tubuh manusia?
Sementara itu, rokok dan obat-obatan terlarang mengandung zat berbahaya yang bersifat racun dan terbukti bisa mengganggu atau merusak fungsi tubuh.
6. Stres
Tidak hanya memengaruhi suasana hati, stres saat hamil juga bisa menyebabkan pertumbuhan janin terhambat.
Parahnya lagi, ibu hamil yang stres hingga depresi juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami kelahiran prematur (sebelum waktunya).
7. Kelainan Bawaan (Genetik)
Adanya kelainan genetik, seperti trisomi atau triploidi, dan penyakit jantung bawaan derajat berat berkaitan dengan pertumbuhan janin yang terhambat.
Keadaan tersebut tidak bisa dicegah, namun bisa dideteksi dan diobati sejak dini guna mencegah perburukan kondisi.
8. Hipertensi
Salah satu penyakit kehamilan yang sering terjadi adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Bukan hanya mencetuskan komplikasi pada ibu, hipertensi dalam kehamilan dapat pula menyebabkan dampak buruk pada janin, salah satunya pertumbuhan terhambat.
Tidak terkontrolnya tekanan darah selama hamil juga bisa menyebabkan gangguan aliran darah ke plasenta. Karena itu, pertumbuhan janin pun bisa terganggu.
Artikel Lainnya: Tanda Perdarahan Saat Hamil yang Membahayakan Janin
9. Diabetes Melitus
Penyakit diabetes melitus tidak terkontrol juga rentan menyebabkan pertumbuhan janin terganggu.
Kerusakan pembuluh darah akibat kadar glukosa yang tidak terkontrol membuat asupan nutrisi dan oksigen pada janin berkurang. Akibatnya, pertumbuhan janin pun bisa terhambat.
10. Kelainan Plasenta
Kelainan plasenta dapat menghambat transfer nutrisi dan oksigen dari ibu kepada janin.
Alhasil, kebutuhan nutrisi dan oksigen janin tidak terpenuhi sehingga menghambat pertumbuhannya.
11. Kehamilan Kembar
Kehamilan kembar dua atau lebih bisa meningkatkan risiko pertumbuhan janin terhambat. Hal ini terjadi karena kehamilan kembar umumnya menyebabkan janin berbagi plasenta.
Pada beberapa kasus, aliran darah dan nutrisi dari plasenta tidak merata pada salah satu janin tersebut. Akibatnya, salah satu janin mungkin saja mendapatkan asupan nutrisi yang lebih sedikit sehingga pertumbuhannya terhambat.
Risiko pertumbuhan janin terhambat bisa diminimalkan dengan menerapkan gaya hidup sehat selama kehamilan. Selain itu, ibu hamil juga melakukan pemeriksaan antenatal secara rutin.
Jangan sampai kondisi tersebut terjadi dan mengancam masa depan buah hati kamu!
Yuk, #JagaSehatmu selama kehamilan dengan mengetahui fakta-fakta medis lainnya. Kamu bisa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional melalui layanan tanya dokter di Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)