Rokok terbukti dapat meningkatkan risiko sejumlah penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, serangan jantung, stroke, hingga kanker.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika hampir setiap orangtua memberikan larangan merokok untuk anak.
Namun, akibat satu dan lain hal, anak bisa saja enggan mematuhi larangan tersebut. Bahkan, tidak sedikit orangtua yang memergoki anaknya sedang mengisap produk tembakau bersama teman-teman sebayanya.
Pada kondisi anak ketahuan merokok seperti itu, apa yang sebaiknya orangtua lakukan? Apakah langsung memarahi adalah tindakan yang tepat?
Artikel Lainnya: Cara Efektif Berhenti Merokok di Kalangan Remaja
1. Tenangkan Diri Terlebih Dahulu
Saat memergoki anak sedang merokok, hindari langsung membentaknya dengan amarah yang meledak-ledak. Lebih baik tenangkan dulu diri sebelum memutuskan untuk bertindak.
Sebelum membahasnya dengan anak, orangtua juga bisa terlebih dahulu membicarakannya dengan pasangan. Buat kesepakatan bersama terkait menangani anak yang kedapatan merokok.
2. Ajak Anak Berdiskusi
Ajak anak berdiskusi. Sebisa mungkin, hindari langsung langsung menuduh anak. Lebih baik tanyakan anak baik-baik tentang apa yang terjadi.
Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, akan lebih baik jika orangtua berdiskusi menggunakan kata-kata halus yang mudah dimengerti.
“Nak, kemarin mama melihat kamu lagi pegang rokok. Kamu bisa jelasin itu rokok siapa, dan apa yang terjadi?" kata Gracia, memberikan contoh.
Perhatikan juga situasi dan kondisi saat mengajak anak berdiskusi. Hindari membicarakannya saat anak baru pulang sekolah atau ketika mood si kecil sedang tidak baik.
3. Jangan Paksa Anak Mengaku
Jangan paksa anak untuk mengaku apabila ia mengelak atau mengatakan bahwa rokok tersebut bukan miliknya. Sebaiknya, dengarkan penjelasan anak terlebih dahulu.
“Kalau penjelasannya tidak masuk akal, orangtua bisa memberikan anak waktu untuk memikirkan lagi jawabannya,” jelas Gracia.
“Beritahukan kepada anak bahwa ibu dan ayah lebih suka kejujuran daripada kata-kata bohong meski sifatnya menyenangkan,” sambungnya.
Jika anak sudah mengakui kesalahannya, orangtua bisa menanyakan alasan ia merokok— apakah karena mengikuti teman, stres, atau karena hal yang lain?
Artikel Lainnya: Orang Tua Perlu Pahami Ini Jika Anak Pakai Vape
4. Jelaskan Tentang Kekhawatiran Ibu dan Ayah
Jika anak sudah mengakui semuanya, kini giliran orangtua memberitahu kekhawatiranmu tentang rokok.
Ibu dan ayah bisa menjelaskan risiko-risiko kesehatan yang mungkin terjadi apabila anak memiliki kebiasaan merokok. Jelaskanlah mulai dari risiko yang paling ringan, seperti kebugaran berkurang, napas tak sedap, gigi kuning, bau mulut, dan sebagainya.
Jika perlu, orangtua pun bisa mengingatkan anak tentang dampak buruk merokok derajat berat, seperti penyakit jantung, serangan jantung, stroke, dan kanker.
5. Ajak Anak Melakukan Kegiatan Positif
Remaja yang stres, cemas, dan depresi lebih berisiko untuk merokok. Oleh karena itu, guna mencegah keinginan untuk mengisap rokok, orangtua perlu melakukan pendekatan untuk mendorong kesehatan fisik dan kesejahteraan mental anak.
Caranya, bantu anak untuk memiliki rutinitas tidur yang baik, diet sehat, olahraga, dan melakukan hobi positif yang disenangi. Ajak juga anak untuk terlibat dalam program yang mendukung kesehatan mental, seperti meditasi.
6. Cari Bantuan Profesional
Jika anak kesulitan untuk mengendalikan keinginan merokok, cobalah untuk mengajaknya berkonsultasi dengan dokter atau psikolog.
Kedua tenaga profesional tersebut dapat membantu anak mengatasi kecanduan nikotin dari rokok. Bukan tak mungkin, anak juga akan meninggalkan kebiasaan merokok selamanya
Punya pertanyaan tentang pola asuh anak? Ingin tahu lebih lanjut tentang kondisi kesehatan mental terkini? Ayah dan ibu bisa berkonsultasi kepada psikolog melalui Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter. Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu, ya!
(NB/NM)
Referensi:
- American Lung Association. Diakses 2022. Tips for Talking to Kids About Smoking
- Better Health. Diakses 2022. Smoking - how to discourage your children
- Medlineplus. Diakses 2022. Talking to your child about smoking
Ditinjau oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog