Keluarga merupakan lingkungan pertama penentu karakter, pola pikir, serta kesehatan seseorang. Karena itulah, Kemenkes RI merancang 12 indikator keluarga sehat yang bisa dijadikan acuan oleh masyarakat.
Indikator tersebut menjadi salah satu Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga tahun 2016 silam. Lantas, apa saja indikatornya?
1. Mengikuti Program KB
Banyak anak banyak rezeki sepertinya tak lagi jadi jargon ideal. Ada beberapa alasan ikut program keluarga berencana (KB) itu penting.
Pertama, ibu yang terlalu sering hamil dan melahirkan akan meningkatkan risiko penyakit dan kematian.
Kedua, dengan hanya punya 1-3 anak, pemberian kasih sayang dan pendidikan juga bisa lebih adil, sehingga tumbuh kembang anak-anak jadi maksimal.
2. Melahirkan di Fasilitas Kesehatan
Tingkat kematian ibu melahirkan di Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Pada 2018/2019, angka kematiannya berada di 305 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu faktor penyebabnya, mereka tidak melahirkan di fasilitas kesehatan.
Dengan penanganan bidan terlatih atau dokter kandungan serta menggunakan alat-alat yang steril, risiko kematian pada ibu melahirkan bisa menurun. Jika terbatas masalah ekonomi, manfaatkan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).
3. Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar yang Lengkap
Indikator keluarga sehat selanjutnya adalah bayi serta anak-anak menerima imunisasi dasar yang lengkap agar terhindar dari penyakit polio, campak, difteri, dan lain sebagainya.
Pemberian imunisasi lengkap mencegah terjadinya wabah-wabah yang tidak diinginkan dan berfungsi untuk memelihara kesehatan generasi penerus.
4. Bayi Mendapatkan ASI Eksklusif
Asupan ASI pada enam bulan pertama kehidupan sangatlah penting untuk menjaga kondisi kesehatan bayi. Bunda juga bisa melanjutkan pemberian ASI hingga usia anak mencapai 2 tahun.
Selain bisa meningkatkan daya tahan tubuh, pemberian ASI eksklusif juga bisa memperkuat ikatan antara ibu dan anak.
5. Pertumbuhan Balita Dipantau
Tak cuma diberikan ASI dan imunisasi, indikator keluarga sehat juga mewajibkan orang tua setiap bulan untuk membawa balita ke posyandu atau rumah sakit untuk ditimbang.
Pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui status tumbuh kembang balita, penyakit, dan mendeteksi ada atau tidaknya gangguan pertumbuhan sedini mungkin.
Artikel Lainnya: 7 Tips Gaya Hidup Sehat dari Para Dokter
6. Penderita TBC Mendapatkan Pengobatan Sesuai Standar
Penderita TBC dengan gejala batuk tak sembuh-sembuh, sesak napas, nyeri dada, lemas, demam, berat badan menurun, harus diberi pengobatan oleh dokter hingga tuntas.
Jika pengobatan tidak tuntas atau tidak teratur, penyakit ini tidak akan benar-benar sembuh dan sangat menular ke orang lain. Pengobatan antibiotik yang tidak tuntas berpotensi membuat bakteri penyebab TBC kebal.
7. Penderita Hipertensi Berobat secara Teratur
Karena darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit yang bisa membunuh secara diam-diam, penderitanya disarankan untuk berobat secara teratur.
Kondisi ini sangat berlaku, terutama bagi mereka yang mendapatkan penyakit tersebut dari riwayat keturunan.
Lakukan CERDIK (cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin olahraga, diet seimbang, istirahat cukup, serta kelola stres agar hipertensi terkontrol.
8. Penderita Gangguan Jiwa Harus Diobati dan Tidak Ditelantarkan
Bukan dipasung dan ditinggalkan, anggota keluarga yang punya gangguan kejiwaan harus ditangani oleh psikolog atau psikiater. Hal ini menjadi indikator keluarga sehat yang tidak boleh diremehkan.
Psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi. mengatakan, “Di dalam keluarga sendiri, masih banyak stigma bahwa masalah kejiwaan itu karena kurang dekat dengan Sang Pencipta atau itu aib yang sangat memalukan.”
Padahal, dia menambahkan, anggota keluarga yang memiliki masalah kejiwaan perlu dukungan.
“Akan lebih baik bila setiap keluarga mendapatkan edukasi tentang kesehatan mental. Sehingga, keluarga menjadi caregiver atau pendamping bagi anggota keluarga yang punya gangguan mental,” tutur Ikhsan.
Artikel Lainnya: Langkah-Langkah untuk Memulai Pola Hidup Sehat
9. Hindari Rokok
Tak cuma merugikan diri sendiri, rokok dan asapnya juga merugikan orang-orang di sekitar Anda.
Dalam sebatang rokok, ada 4.000 zat kimia beracun dan akar dari segala macam penyakit, terutama kanker. Asapnya yang menempel di pakaian juga dapat berbahaya bagi anak-anak apabila terhirup.
10. Menjadi Anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Program JKN menjamin pelayanan kesehatan secara menyeluruh JKN agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia terwujud. Daftar jadi peserta di kantor BPJS Kesehatan atau lewat aplikasi Mobile JKN.
11. Punya Akses Sarana Air Bersih
Indikator keluarga sehat yang satu ini sangat krusial. Untuk bisa hidup sehari-hari dan terhindar dari diare, demam tifoid, disentri, kolera, dan lain-lain, Anda sekeluarga harus punya akses ke sarana air bersih.
Perlu diingat juga, jarak antara sumber air bersih dan jamban atau tempat pembuangan sampah minimal 10 meter.
12. Punya Akses ke Jamban yang Bersih
Agar lingkungan tidak kotor dan sumber air tidak tercemar, buang air kecil dan buang air besar harus dilakukan di jamban yang bersih.
Jangan lupa juga untuk membersihkannya secara rutin, sehingga Anda sekeluarga terhindar dari penyakit.
Artikel Lainnya: Gaya Hidup Sehat ala Ibu Rumah Tangga
Kenapa Indikator Keluarga Sehat Itu Penting?
Indikator keluarga sehat, menurut dr. Devia Irine Putri, sangat penting untuk diwujudkan dan diaplikasikan. Hal tersebut menjadi tolok ukur agar keluarga Indonesia sejahtera.
“Menjadi lebih penting lagi, karena keluarga adalah lingkungan pertama seseorang tumbuh. Dengan keluarga yang sehat, kesejahteraan anggota keluarga juga akan baik. Produktivitas keluarga pun berjalan,” tutur dr. Devia.
Pada akhirnya, dia menambahkan, produktivitas yang baik akan berdampak positif untuk negara di masa depan.
Itu dia 12 indikator keluarga sehat yang sebaiknya dipenuhi dan diterapkan secara konsisten. Bila Anda masih ada pertanyaan seputar pola hidup sehat dan bersih atau keluhan medis lainnya, konsultasi pada dokter lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi Klikdokter.
Bila ingin mengetahui lebih banyak soal pengasuhan anak selama masa pandemi virus corona, ikuti terus artikel kami di website KlikDokter.
(HNS/AYU)