Bukan cuma ‘sorakan’ inspiratif dan unik, ada lagi hal menarik saat demo mahasiswa berlangsung, yakni penggunaan odol. Mahasiswa yang berdemo mengoleskan odol atau pasta gigi di sekitar area mata guna menangkal efek dari gas air mata yang digunakan petugas.
Entah dari mana asal ide menggunakan odol untuk menangkal gas air mata, metode ini rupanya telah dilakukan secara turun-temurun. Ditinjau dari kacamata medis, apakah benar bahwa odol memang mampu menghambat atau menangkal efek samping gas air mata?
Kandungan dan efek gas air mata
Gas air mata mengandung arang, potasium nitrat, silikon, sukrosa, potasium klorat, magnesium karbonat, dan O-chlorobenzalmalononitrile. Asap dari gas air mata ditimbulkan oleh potasium klorat, sedangkan bahan yang memicu keluarnya air mata adalah sukrosa.
Efek yang terjadi setelah seseorang terpapar gas air mata adalah keluarnya air mata secara berlebih, sehingga penglihatan terganggu. Pandangan menjadi kabur atau berbayang, hidung berair dan batuk-batuk, serta iritasi kulit. Orang-orang yang punya kulit sensitif juga bisa mengalami luka bakar akibat paparan zat kimia dari gas air mata.
Banyak yang bilang bahwa zat-zat yang terkandung di dalam gas air mata bisa dihambat dengan penggunaan odol di bagian tubuh tertentu. Bila tak ingin pandangan kabur, maka yang perlu dioleskan odol adalah area wajah sekitar mata.
Meski anggapan tersebut terkesan meyakinkan, pihak medis rupanya tidak sejalan. Ini artinya, odol tidak benar-benar efektif menangkal efek yang dikeluarkan oleh gas air mata.
Perlu Anda tahu, odol memiliki kandungan kalsium karbonat, dikalsium fosfat, serta magnesium trisilikat. Bahan-bahan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan gas air mata. Sehingga, mengoleskan odol di wajah, khususnya di bagian bawah mata, tidak ada gunanya.
Lagi pula, penggunaan gas air mata sebenarnya tidak menyerang organ mata secara langsung. Gas tersebut lebih mengarah ke indra penciuman (hidung), kemudian akan masuk ke dalam tubuh dan memengaruhi saraf-saraf sensorik. Beberapa saat gas terhirup dan masuk ke dalam tubuh, sekresi dari kelenjar air mata akan terjadi.
Tujuan penggunaan odol untuk gas air mata
Dilansir dari laman Detik, polisi rupanya juga mengoleskan odol di sekitar area mata saat gas air dilepaskan.
Menurut penuturan salah satu anggota kepolisian bernama Fu’umori, tindakan tersebut bertujuan bukan untuk menangkal atau mencegah air mata keluar saat terkena gas. Justru sebaliknya, penggunaan odol dilakukan untuk mengeluarkan air mata.
Alasan di balik hal tindakan tersebut adalah, mata tak serta merta mengeluarkan air setelah gas terhirup. Muncul sensasi perih luar biasa terlebih dahulu baru air mata akan keluar.
Ketika mata terasa perih, seseorang biasanya tak bisa menahan untuk mengusap atau mengucek mata. Alhasil, air mata cenderung tidak banyak keluar sehingga racun dari gas tersebut juga tidak ikut terbuang dari tubuh bersama dengan air mata.
Nah, dengan mengoleskan odol di wajah dan sekitar mata, air mata akan keluar dengan sendirinya sehingga zat-zat beracun dari gas air mata bisa ikut terbuang.
Cara menangkal gas air mata yang tepat
Dari segi medis, mengoleskan odol untuk mengurangi efek gas air mata dianggap berisiko bagi kesehatan. Pasalnya, medis mengatakan bahwa ada cara yang lebih baik untuk menangkal dampak buruk gas air mata.
Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
- Gunakan gas mask (topeng gas) saat gas air mata dilepaskan guna melindungi saluran pernapasan serta mata.
- Escape hood atau safety goggles bisa digunakan untuk meningkatkan efektivitas perlindungan dari efek gas air mata.
- Jika tidak ada gas mask, escape hood, safety googles, dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter menyarankan untuk menggunakan kacamata hitam dan masker.
- Bila mata sudah telanjur perih, dr. Sara menganjurkan untuk langsung mencuci mata dengan air bersih yang mengalir. Jika tidak ada air mengalir, segera pindah ke lokasi yang lebih aman dan pejamkan mata untuk beberapa menit guna meredakan efeknya.
Pakai odol untuk menangkal gas air mata memang lazim dilakukan saat ada unjuk rasa, tak terkecuali saat demo mahasiswa yang telah berlangsung beberapa hari ini. Namun, hal yang lazim dilakukan belum tentu tepat dan sepenuhnya aman bagi kesehatan. Karena itu, tetap berhati-hati dan jaga diri meski hanya sekadar ikut-ikutan.
(NB/ RH)