Sebelum tahun 1950, definisi kematian cukup jelas. Kematian terjadi ketika detak jantung dan pernapasan berhenti. Detak jantung merupakan hal yang penting dalam mempertahankan kehidupan manusia. Ketika terjadi kegagalan pompa jantung, maka sel tubuh tidak mendapatkan darah dan akhirnya menyebabkan kematian sel.
Saat ini, sudah berkembang berbagai teknik untuk mempertahankan detak jantung dan pernapasan, walaupun pasien sudah meninggal. Sehingga timbul definisi baru, kematian berarti hilangnya fungsi otak dan bukan fungsi jantung dan paru.
Apa itu mati batang otak?
Mati batang otak adalah berhentinya semua fungsi otak secara ireversibel. Kematian otak terjadi ketika kesadaran hilang secara ireversibel, hilangnya refleks batang otak dan fungsi pernapasan pusat secara ireversibel, atau terhentinya aliran darah secara ireversibel.
Mati batang otak terjadi ketika hilangnya fungsi batang otak berupa hilangnya refleks-refleks. Kematian batang otak merupakan diagnosis klinis dan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang. Kematian batang otak ditandai dengan koma, apnea, dan hilangnya refleks batang otak.
Apa penyebab kematian batang otak?
Terdapat berbagai penyebab kematian batang otak, di antaranya:
- Trauma.
- Perdarahan intrakranial.
- Meningitis.
- Pembunuhan.
- Bunuh diri.
- Hipoglikemia.
Bagaimana mendiagnosis kematian batang otak?
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendiagnosis kematian batang otak. Berdasarkan kriteria Harvard, kunci diagnosis dari kematian batang otak adalah:
- Tidak bereaksi terhadap rangsangan.
- Hilangnya kemampuan bernapas spontan.
- Hilangnya refleks batang otak dan spinal.
- Hasil pemeriksaan gelombang otak EEG yang datar.
- Walaupun fungsi tubuh seorang dengan mati batang otak terlihat masih berjalan, namun hal ini umumnya terjadi karena topangan alat dan obat-obatan. Sehingga patut dipahami, jika seorang mengalami mati batang otak, maka dirinya sudah meninggal secara medis.